Keriput tak Melulu soal Usia, Bakteri Bisa Jadi Penyebabnya

BALIKPAPAN, NOMORSATUKALTIM - Faktor usia selama ini kita yakini sebagai penyebab utama munculnya keriput pada kulit wajah.

Penelitian terbaru mengaitkan cara tidur seseorang dengan munculnya kerutan di kulit wajah. 

Namun, apa sebenarnya yang menjadi pemicu munculnya keriput? 

Menurut penelitian paling baru, jawabannya dapat ditemukan dalam bakteri yang ada di kulit kita.

Penelitian ini telah membuka pintu bagi pemahaman baru terkait proses penuaan dan peran bakteri dalam pembentukan keriput. 

Meskipun sinar ultraviolet dari matahari tetap menjadi faktor yang memperburuk kondisi kulit, namun penelitian ini menyoroti peran penting bakteri dalam pengembangan tanda-tanda penuaan pada kulit.

Dengan temuan ini, mungkin suatu hari kita akan menemukan cara baru untuk mencegah dan mengatasi kerutan dengan lebih efektif.

BACA JUGA: Jalan Tembusan Eks Bandara Temindung, Samarinda Dibuka Februari Mendatang

Penelitian terkait kerutan yang melibatkan Pusat Inovasi Mikrobioma di Universitas California San Diego bekerjasama dengan L'Oréal Research and Innovation, telah menghasilkan temuan menarik. 

Hasil penelitian yang diterbitkan dalam jurnal Frontiers tersebut, menunjukkan bahwa kerutan dapat berkaitan erat dengan mikrobioma kulit, yakni sekelompok mikroorganisme yang mendiami kulit kita.

Temuan ini membuka wawasan baru terhadap peran mikrobioma dalam proses penuaan dan perkembangan kerutan. 

Dengan demikian, penelitian ini tidak hanya mengubah cara kita memahami faktor pemicu kerutan, tetapi juga membuka potensi pengembangan solusi kecantikan yang berfokus pada keseimbangan mikrobioma kulit untuk mencegah dan mengurangi kerutan.

Penemuan ini memberikan penjelasan mengenai variasi dalam proses penuaan, menjelaskan mengapa beberapa orang pada usia yang sama dapat menunjukkan tanda-tanda penuaan yang berbeda. 

"Kulit kita juga mengalami perubahan fisiologis seiring bertambahnya usia; misalnya, kita mengalami peningkatan keriput dan kekeringan pada kulit," kata Se Jin Song, Direktur Penelitian Pusat Inovasi Mikrobioma (CMI).

Sumber: