Sopir Truk Batu Bara Geruduk DPRD Paser, Tuntut Solusi agar Bisa Kembali Bekerja

Sopir Truk Batu Bara Geruduk DPRD Paser, Tuntut Solusi agar Bisa Kembali Bekerja

Para sopir truk batu bara roda 6 saat melakukan orasi di Kantor DPRD Paser-Disway/Awal-

PASER, NOMORSATUKALTIM - Secara beriringan puluhan unit truk angkutan batu bara tiba di Kantor DPRD Paser pada Rabu (3/1/2024).

Kedatangan para sopir beserta istri ini menggeruduk rumah wakil rakyat untuk menyampaikan aspirasi, mencari solusi agar dapat kembali mengangkut 'emas hitam' melintas di jalan trans Kalimantan.

Bagian depan truk tertempel kertas bertuliskan beberapa keinginan dari para sopir.

Antara lain 'tolong pikirkan solusi kami para sopir truk lokal', 'kepada dewan jangan biarkan kami kelaparan dan jangan biarkan kami terdampak karena kami tidak bekerja, anak istri kami butuh makan', kami korban kesewenangan tanpa memikirkan dampaknya, hanya melarang tanpa ada solusinya'.

Untuk diketahui, sudah sepuluh hari warga sekitar Desa Batu Kajang, Kecamatan Batu Sopang melakukan blokade jalan. Melarang adanya truk yang memuat batu bara melintas di jalan negara, yakni poros Kecamatan Muara Komam-Batu Sopang-Kuaro.

Salah seorang perwakilan Persatuan Sopir (PS) Roda 6 Lintas Kaltim-Kalsel, Bambang Sis menginginkan pihaknya dapat kembali beraktivitas seperti biasa, yakni mengangkut batu bara.

Ia berharap warga yang melakukan blokade di wilayah Batu Kajang tak ada lagi.

"Kami mengharapkan masyarakat setempat yang sedang melakukan aksi agar sekiranya terketuk hatinya, melonggarkan kita supaya bisa bekerja kembali," kata Bambang.

Dirinya menceritakan, pada 25 Desember 2023 lalu ia mengira aksi warga itu menyasar truk Fuso tronton yang memuat batu bara, bukan truk roda enam seperti dikendarainya untuk mengangkut batu bara. Sehingga tetap melakukan aktivitas seperti biasanya.

"Pada waktu kami melakukan pekerjaan (mengangkut batu bara) seperti biasanya, secara mendadak kami disetop dengan alasan bermacam-macam," bebernya.

Adapun beberapa alasan warga dikatakannya seperti truk pengangkut batu bara mengganggu kenyamanan dan keamanan pengendara jalan, dan ruas jalan menjadi rusak.

Namun, selang sehari setelah penyetopan atau pada 26 Desember 2023 sopir mendatangi masyarakat yang tengah melakukan pengawasan di Batu Kajang.

Kedatangan para sopir itu dituturkan Bambang untuk duduk bersama mencari titik temu dan solusi. Bahkan terdapat opsi yang ditawarkan, namun tidak disetujui oleh warga yang melakukan pengawasan di wilayah Batu Kajang.

"Kami datang melakukan diskusi dengan para warga yang melakukan aksi demonstran. Kalau memang kegiatan kami mengganggu aktivitas karena di jam padat, kita memohon waktunya dapat diundur, ya di jam longgar. Jika itu masalah karena kepadatan," tutur Bambang.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: