Rendahnya Partisipasi Pemilih, Begini Tanggapan Ketua Parpol di Kaltim

Rendahnya Partisipasi Pemilih, Begini Tanggapan Ketua Parpol di Kaltim

Ketua DPW PKB Kaltim Syafruddin.-istimewa-

SAMARINDA, NOMORSATUKALTIM – Rendahnya partisipasi pemilih pada tiap pemilu direspons para petinggi partai politik (parpol). Banyaknya pilihan calon disinyalir menjadai satu dari rendahnya partispasi tersebut.  

Sigit Wibowo, Ketua DPW Partai Amanat Nasional (PAN) Kaltim menjelaskan hal demikian. Menurutnya ada perbedaan partisipasi pemilihan kepala daerah (pilkada) dengan pemilihan legislative (pileg). Pada pilkada calin dibatasi maksimal hanya sampai empat pasangan. Sementara pada pileg cenderung banyak, sehingga partisipasi juga lebih tinggi.

Faktor caleg ini menurutnya menjadi salah satu alasan kenapa partisipasi pemilih Pileg dan Pilpres jauh lebih besar ketimbang Pilkada.

“Si caleg ini terjun langsung kelapangan dan rasio orang yang terjun langsung ke masyarakat juga jauh lebih besar karena masing-masing caleg ini punya tim sendiri,” jelasnya.

Wakil Ketua DPRD Kaltim ini juga mengemukakan pendapatnya mengenai Pilkada di Kaltim pada 2024 akan datang. Dimana tolak ukur keberhasilannya justru ditentutkan oleh perolehan kursi yang akan di dapatkan pada Pileg dan Pilpres Februari 2024.

“Pertarungan Pilpres tahun depan itu ditentukan oleh jumlah kursi yang di dapat pada Pileg 2019. Sedangkan Pilkada tahun depan (2024,red) itu dtentukan pada jumlah kursi yang diperebutkan nanti di Februari tahun depan (2024,red).”

Sigit juga mengungkapkan strategi demi menaikan pundi-pundi suara pada Pilkada 2024. Sebagai pimpinan parpol ia akan menggerakkan seluruh akder partai hingga simpatisan untuk memilih pasangan yang diusung. Sigit juga akan membangun simpul-simpul gerakan demi menyukseskan pilkada tahun depan.

Terpisah, Ketua DPW PKB Kaltim Syafruddin juga menjelaskan faktor yang membuat angka partisipasi pemilih Pilkada jauh lebih rendah ketimbang Pileg dan Pilpres.

“Karena kalau Pilkada itu kontestannya terbatas, sedangkan Pileg kontestannya jauh lebih banyak. Sehingga penggerak-penggerak lapangan itu banyak dan hasilnya pemilihnya jauh lebih banyak sekitar 70-80 persen,” jelasnya.

Anggota DPRD Kaltim itu juga menerangkan bahwa hampir semua partai politik menunggu hasil di Pileg dan Pilpres untuk menentukan strategi di Pilkada tahun 2024. Setelah itu baru bisa fokus pada pilkada.

Pria yang dikenal dengan sapaan Bang Udin ini juga menjelaskan strateginya menaikan jumlah partisipasi pemilih.

“Kita minta kepada kandidat untuk menhadirkan politik adu gagasan ide dan program sehingga bisa menjaring suara masyarkat yang apatis dalam politik. Saya juga mengimbau ke masyarakat untuk berperan aktif dalam menentukan pemimpin kita ,jangan biarkan pemimpin-pemimpin yang menggunakan money politik dan backingan oligarki yang terpilih,” teragnya.

Terakhir ia menegaskan bahwa pilkada merupakan sarana untuk mencegah yang yang jahat untuk berkuasa.

“Pemilihan tak hanya memilih yang terbaik, tetapi juga mencegah yang jahat untuk berkuasa,” pungkasnya. (arf)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: