Seluk Beluk Tentang Infeksi HIV-AIDS, Bagaimana Mengatasinya ?

Seluk Beluk Tentang Infeksi HIV-AIDS, Bagaimana Mengatasinya ?

ilustrasi-dok. Kementerian Kesehatan RI-

8. Melakukan tes kehamilan dan perencanaan kehamilan

9. Memberikan pengobatan ARV

10. Melakukan pemantauan pengobatan.

Risiko penularan HIV secara vertikal yaitu dari ibu ke bayi yang dikandungnya sangat besar, sehingga diperlukan langkah-langkah untuk mencegah penularan tersebut. Adapun langkah-langkah tindakan yang harus dilakukan adalah sebagai berikut :

1. Melakukan skrining pemeriksaan HIV kepada setiap ibu hamil dan pasangannya. 

2. Pemberian obat ARV kepada ibu hamil yang terinfeksi virus HIV dan pasangannya yang terinfeksi HIV 

3. Pemberian profilaksis HIV dan profilaksis kotrimoksazol pada semua bayi baru lahir dari ibu yang terinfeksi HIV

Untuk mencegah terjadinya penularan dari ibu yang terinfeksi HIV kepada bayinya, maka proses persalinan yang dipilih berdasarkan pertimbangan berapa lama ibu tersebut melakukan pengobatan ARV dan dengan melihat kadar keaktifan virus di dalam darah (viral load). Bila sudah dalam pengobatan ARV teratur > 6 bulan dan kadar viral load < 1000, maka bisa dilakukan persalinan secara normal. Bila dalam pengobatan ARV tetapi  < 6 bulan dan atau nilai viral load ≥1000 kopi/ml atau kadar viral load tidak diketahui maka pilihan melahirkan dengan cara operasi sesar untuk mengurangi risiko transmisi vertical, bila saat persalinan belum mendapatkan ARV maka pilihannya adalah persalinan  bedah sesar.

Bayi lahir dari ibu yang menderita HIV harus mendapatkan profilaksis ARV. Pemberian profilaksis ARV mulai diberikan pada usia 6-12 jam setelah lahir dan paling lambat usia 72 jam.

Bayi lahir dari ibu terinfeksi HIV yang mendapatkan pengganti ASI (PASI) diberikan profilaksis zidovudin selama 6 minggu, apabila bayi lahir dari ibu yang terinfeksi HIV mendapatkan ASI, maka profilaksis yang diberikan adalah zidovudin dan nevirapin selama 6 minggu dengan syarat ibu harus dalam terapi ARV kombinasi.

Pada petugas medis yang tertusuk jarum pasien HIV maka diberikan profilaksis pasca pajanan (PPP), yaitu pemberian ARV dalam waktu 28-30 hari sesegera mungkin dalam waktu <72 jam, idealnya 4 jam setelah pajanan, dan petugas tersebut perlu dipastikan terlebih dahulu tentang status HIV-nya yang harus negatif.

Saat ini ada obat anti virus HIV (ARV) sangat mudah didapat baik di puskesmas maupun di rumah sakit. Pengobatan HIV saat ini mudah dijangkau, gratis, dan simpel yaitu hanya minum obat anti virus satu kali sehari, serta minimal terjadinya efek samping.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: