Zionis Israel Hancurkan 31 Masjid, 18 Jurnalis Gugur

Zionis Israel Hancurkan 31 Masjid, 18 Jurnalis Gugur

Sebanyak 31 masjid di Gaza dihancurkan zionis Israel.--Anadolu Agency

NOMORSATUKALTIM – Setelah sebelumnya menghancurkan 26 masjid, serangan udara Israel di Gaza Palestina, menghancurkan lima masjid lagi. Sehingga sampai kemarin, total sudah 31 masjid yang diluluh lantakan Zionis Israel.

Demikian pernyataan Kementerian Wakaf dan Urusan Agama yang berbasis di Gaza, kemarin.

Mengutip Middle East Monitor, Zionis Israel juga melakukan pengeboman terhadap sejumlah situs sipil semisal stasiun radio Alquran Kementerian, markas kementerian, dan gereja Ortodox. Dalam aksi pengeboman itu, 10 karyawan dari kementerian meninggal dunia, sejumlah warga lain terluka.

Konflik di Gaza, di bawah pemboman dan blokade Zionis Israel dimulai saat Hamas melakukan Operasi Al-Aqsa Flood. Serangan mendadak itu mencakup peluncuran roket ke Israel melalui darat, laut, dan udara.

Serangan Hamas itu sebagai balasan atas penyerbuan Masjid Al Aqsa dan meningkatnya kekerasan yang dilakukan pemukim Israel.

Selepas itu, Zionis Israel melaksanakan Operasi Pedang Besi terhadap target Hamas di Gaza. Israel bahkan melakukan blokade makanan, air, dan sumber listrik.

Sejak pertempuran meletup, sedikitnya 4.385 orang Palestina termasuk 1.756 anak-anak dan 1.000 wanita meninggal dunia. Di pihak Israel, korban mencapai lebih dari 1.400 orang.

Belasan Jurnalis Gugur

Kantor berita Palestina WAFA, kemarin, melaporkan setidaknya 18 jurnalis Palestina telah gugur di Gaza sejak 7 Oktober silam. Jumlah ini serupa lebih dari satu jurnalis per hari, termasuk pelanggaran berat terhadap hukum internasional, kata ActionAid dalam sebuah pernyataannya.

Korban terbaru yakni Rushdi Sarraj, seorang jurnalis foto muda Palestina yang terbunuh pada hari Minggu kemarin, saat rumahnya dibom, sebut pernyataan itu.

“Wartawan Palestina dengan berani mendokumentasikan pemboman di Gaza selama dua minggu terakhir dengan risiko pribadi yang besar. Sehingga dunia dapat menyaksikan kehancuran yang menimpa penduduk sipil di sana,” lapor WAFA, mengutip pernyataan ActionAid.

“Dengan tidak adanya jurnalis asing yang diizinkan masuk ke negara ini sejak tanggal 7 Oktober, dedikasi mereka telah memberikan jendela penting menuju krisis yang sedang berlangsung,” imbuhnya.

“Di bawah hukum humaniter internasional, jurnalis dilindungi sebagai warga sipil dari serangan yang disengaja dan langsung. ActionAid menyerukan gencatan senjata segera untuk melindungi mereka dan seluruh warga sipil di Gaza.”

Koordinator Advokasi dan Komunikasi di ActionAid Palestine, Riham Jafari menegaskan, “Wartawan Palestina di Gaza mempertaruhkan nyawa mereka dan terus melanjutkan liputan media mereka di Gaza. Meskipun ada serangan udara Israel yang terus menerus, kurangnya perlindungan dan keselamatan, gangguan komunikasi, dan pemadaman listrik.”

“Kami menghimbau masyarakat internasional segera turun tangan menyelidiki serangan terhadap jurnalis dan properti media di Jalur Gaza dan Tepi Barat. Menyerang jurnalis adalah pelanggaran terhadap hak hidup dan kebebasan berekspresi,” tegas Riham. (*)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: