WHO: Kondisi Gaza Memburuk

WHO: Kondisi Gaza Memburuk

Ayah dan anak warga Gaza korban kebengisan zionis Israel.--eyeonpalestine

NOMORSATUKALTIM – Sekjen Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) Tedros Adhanom Ghebreyesus, mengungkap situasi di Jalur Gaza semakin memburuk. Saat ini situasi tak terkendali, akibat penundaan pengiriman pasokan medis.

Sebabnya karena banyak bantuan medis yang tak bisa menjangkau Gaza, adapun situasi di Gaza semakin memprihatinkan. Ia berujar ada pesawat yang membawa pasokan medis bagi warga Gaza telah mendarat di El Arish, Mesir namun tak dapat memasuki perbatasan Rafah.

"Kami membutuhkan akses segera untuk mulai mengirimkan pasokan yang dapat menyelamatkan nyawa. Kami membutuhkan kekerasan di semua pihak untuk dihentikan," tulisnya di X, aplikasi pengganti Twitter.

Tedros menerangkan situasi di Gaza yang kian tidak terkendali. Bantuan kemanusian termasuk bantuan medis tertahan berhari-hari.

"Situasi di Gaza semakin tidak terkendali. Setiap detik kita menunggu bantuan medis masuk, kita kehilangan nyawa. Empat hari, pasokan WHO tertahan di perbatasan," ujarnya, dilansir kantor berita TASS, kemarin.

Kepala WHO mengumumkan sebuah pesawat yang membawa pasokan medis untuk penduduk Gaza telah mendarat di El Arish, Mesir.

Israel mengumumkan blokade total terhadap Gaza dan mulai melakukan serangan di daerah kantong Palestina dan daerah tertentu di Lebanon dan Suriah. Bentrokan juga terjadi di Tepi Barat. Lebih dari 3.500 warga Palestina telah terbunuh dan lebih dari 13.700 orang menderita luka-luka; di Israel, jumlah korban tewas mencapai sekitar 1.500 orang dan lebih dari 4.200 orang terluka.

Ketegangan Israel dan Palestina kembali memanas setelah pejuang Hamas menyusup ke Israel dari Jalur Gaza, 7 Oktober silam. Serangan Hamas itu merespon tindakan Zioinis Israel sebelumnya terhadap Masjid Al-Aqsa.

Diwartakan sebelumnya, Juru bicara Kementerian Kesehatan Gaza Ashraf al-Qudra menyatakan, lebih dari 500 orang gugur dalam serangan udara Israel di Rumah Sakit Baptis Al-Ahli di Gaza Palestina, pada Selasa (17/10/2023).

Beredar video yang memperlihatkan hancurnya Rumah Sakit Baptis Al-Ahli di Gaza. Kobaran api melalap bangunan rumah sakit. Salah satu video yang dilhat media ini, Rabu (18/10/2023), tampak potongan tubuh berserakan di sekitar area. Seorang pria berteriak membawa kantong berisi potongan tangan.

"Apa yang terjadi adalah genosida. Kami menyerukan komunitas internasional untuk segera turun tangan menghentikan pembantaian ini. Diam tidak lagi dapat diterima," kata sebuah pernyataan yang dikeluarkan Organisasi Pembebasan Palestina (PLO) sebagai tanggapan atas serangan tersebut.

Dilaporkan sebanyak 500 orang gugur seketika di Rumah Sakit Gaza akibat serangan udara Israel. Rumah sakit di Gaza yang di bom Israel itu sebagai tempat penampungan korban luka dan pengungsi.

Berbagai negara dunia mengecam serangan udara Israel yang tewaskan 500 orang di Rumah Sakit Al Ahli Baptist di Gaza, mulai dari negara di Timur Tengah hingga lainnya.

Hamas mengatakan jika serangan terhadap rumah sakit tersebut sebagai ‘pembantaian yang mengerikan’ dan menyebut tindakan Israel yang menargetkan rumah sakit sebagai ‘genosida’.-tangkapan layar X@TRT-

“Ratusan korban masih berada di bawah reruntuhan,” tambahnya. (*)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: tass