Entah Apa yang Merasuki, Ibu Tega Siksa Anak Sendiri

Entah Apa yang Merasuki, Ibu Tega Siksa Anak Sendiri

Dadang (bukan nama sebenarnya) saat dirawat di RSUD AWS Samarinda. (istimewa) Samarinda, DiswayKaltim.com – Kondisi tubuhnya parah. Tulang pahanya patah. Bibirnya dipenuhi luka. Pipi hingga dada banyak bekas memar. Bayi tak berdosa itu terancam tak bisa berjalan. Akibat kebengisan ibu kandung. Yang diduga sakit mental. Budi (bukan nama sebenarnya) tak bisa menahan rindu dengan keponakannya, Dadang (bukan nama sebenarnya). Perasaannya gelisah. Sebulan mereka tak bertemu. Luluh, Budi mendatangi kediaman Mawar (bukan nama sebenarnya), ibu kandung Dadang. Di Kecamatan Samarinda Ulu. Mata Budi terbelalak. Batinnya bergetar. Ia terkejut. Kondisi Dadang membuat miris hati. Tubuhnya kurus. Bibirnya dipenuhi bekas luka bakar. Masih basah. Pipi hingga dada juga luka. Sekujur tubuhnya dipenuhi memar. Dadang pun tidak bisa berjalan. Menghampiri pamannya. “Biasanya, Dadang dititipkan ibu kandungnya ke rumah. Tapi, ini sudah sebulan tidak pernah muncul. Saya hubungin ibunya (Mawar) tapi enggak bisa dihubungi. Akhirnya kami coba pergi cek,” terang istri Budi kepada Disway Kaltim, Kamis (21/11/2019). Emosi Budi memuncak. Ia mengangkat Dadang. Bermaksud pergi membawanya ke RSUD AWS. Mawar sempat menolak. Keduanya berdebat panjang. Kesabaran Budi sudah habis. Ia mengancam melaporkan Mawar kepada pihak berwajib. Ancamannya ampuh. Mawar membiarkan Budi dan istrinya membawa Dadang. Di rumah sakit ujian bagi Dadang, si bayi mungil berlanjut. Ia didiagnosa tidak bisa berdiri oleh dokter. Tulang pahanya patah. Pihak rumah sakit harus memberi perawatan ekstra. Komisaris Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) Samarinda Aji Suwigyo mengecam kejadian ini. KPAI sudah mengerahkan dokter ahli tulang, penanganan anak hingga psikolog. Dia mengaku akan mendampingi Dadang sampai kondisinya sehat. Tidak hanya itu. Setiap tiga bulan KPAI akan memantau perkembangan Dadang. Aji menerangkan persoalan rumah tangga kerap menjadikan anak sebagai korban. “Karena benci dengan suami atau mantan suami, pelampiasannya ke anak. Tapi ketika dilaporkan ke polisi, keluarga yang melapor akhirnya dicabut  dan selanjutnya terus berulang lagi," ujarnya menyayangkan. Sementara itu Kanit Reskrim Polsekta Samarinda Ulu Ipda M Ridwan belum bisa memproses. Polisi masih menunggu hasil pemeriksaan dari psikolog. Setelah itu penyelidikan bisa dilanjutkan. "Kami menunggu laporan dari pihak rumah sakit. Kemudian kami mempersilakan melapor dan bisa menghadirkan saksi-saksi," katanya singkat. Diduga depresi Akar masalah dimulai saat Mawar mengandung Dadang empat bulan. Ia diceraikan suaminya. Saat Dadang lahir, Mawar menikah lagi. Pernikahan kedua, Mawar dikarunai putra lagi. Berselang waktu Wajah Dadang dianggap menyerupai mantan suaminya. Entah setan apa yang merasuk, Mawar malah menyiksa darah dagingnya sendiri. Melampiaskan kekesalan akibat tindakan suami pertamanya. Staf RSUD AWS Bagian Penanganan Sri Utari mengaku sudah bertemu dengan Mawar. Semula Mawar mengelak. “Akhirnya dia mau mengaku dengan kita. Memang dia yang menyiksa. Pahanya (Dadang) patah, itu karena dia juga. Dia mengalami stres berat sejak kehamilan anak ini. Saat dia cerai dengan suaminya, dia lagi hamil empat bulan,” bebernya. Sri Utari pun menyebut sudah membawa Mawar ke psikolog. Hasil pemeriksaan MW mengidap stres berat. Bahkan berpotenis gangguan jiwa. Jika tidak diobati nyawa Dadang bisa saja menghilang. "Jadi saya juga sudah konsultasi dengan pisikolog dan kepolisian, bagaimana menangani kasus ini. Apalagi, dia punya anak bayi (adik tiri DG)," cetusnya. Lembaga Tindak Pidana Kekerasan (Tipiker) pun melaporkan Mawar ke Polsekta Samarinda Ulu. Rabu (13/11/2019) lalu Polisi memanggil Mawar bersama suami keduanya. Namun, hanya suaminya datang.  Dari pengakuan suami Mawar, dia sering menyiksa putra kandungnya. Lantaran wajahnya mirip dengan suami pertama. (mic/boy)  

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: