Memadukan Model Tekstual dengan Rasionalitas
Kepala Bagian TU Kanwil Kemenag Kaltara, Syopyan berpose dengan sebagian peserta dialog keagamaan. (ist) TANJUNG SELOR, DISWAY - Kepala Bagian TU Kanwil Kemenag Kaltara, Syopyan mewakili kakanwil menghadiri dialog intern umat beragama katolik se-Kaltara, Senin (18/11). Pada kesempatan itu, ia memaparkan konsep moderasi yang memadukan model beragama tekstual dengan rasionalitas. Syopyan mengungkapkan, isu yang berkembang akhir-akhir ini mengait-ngaitkan dengan keagamaan. Terlebih dalam perjalanannya, paham keagamaan yang ekstrem-radikalis dilatarbelakangi interpretasi nash keagamaan yang tekstual. Menghadapi fenomena ini, menurut dia, harus dilakukan pemetaan dan telaah ajaran keagamaan yang komprehensif. Dimulai dari paham keagamaan yang tekstual, lalu paham keagamaan rasionalisme dan yang terakhir paham keagamaan yang moderat. "Ketika tekstual maka itu yang diikuti sesuai teks. Apa yang disebutkan dalam teks kitab suci atau nash keagamaan, itu yang dipraktikkan. Sedangkan rasionalitas itu biasanya lebih mengedepankan akalnya daripada teks atau nash kitab suci," katanya, dikutip dari laman Kemenag Kaltara. Di depan peserta dialog, ia mengajak untuk terus mendukung program pemerintah, khususnya Kementerian Agama yang menginginkan umat beragama di Indonesia dalam satu kesatuan damai. "Kita di Indonesia sangat beragam, dari sisi agama, budaya, bahkan cara pandang. Kita harus rukun demi persatuan dan kesatuan bangsa," tukasnya. Lebih lanjut Syopyan memaparkan, konsep moderasi beragama sangat tepat di Indonesia yang sangat beragam. "Beragama yang moderat, tidak ekstrem tidak juga konservatif. Moderasi beragama, oleh Kementerian Agama sebagai pemahaman yang kontekstual. Moderasi beragama membawa kita pada kedamaian. Agama apapun mengajarkan kita tentang kedamaian," ulasnya. Ia menyampaikan, kerukunan antar umat beragama dimulai dari kerukunan intern umat beragama. Sehingga, dialog kerukunan, baik intern umat beragama maupun antar-umat beragama, menjadi suatu keharusan. "Jadi bukan cuma Katolik, semua agama kita terus dorong, kita terus kawal dan kita terus melakukan pembinaan untuk menciptakan kedamaian," pungkasnya. (*)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: