Warga Berharap Kejelasan

Warga Berharap Kejelasan

PERUBAHAN kondisi air Sungai Segah membuat warga mulai resah. Apalagi yang memanfaatkan air sungai, sebagai kebutuhan maupun untuk usaha budidaya keramba ikan. Adi (30) warga RT 6 Teluk Bayur, yang bermukim di bantaran sungai menuturkan, perubahan warnai air Sungai Segah terjadi sejak Sabtu (9/11) hingga kini kian parah. Apalagi mayoritas warga di sana masih mengandalkan air sungai untuk kebutuhan sehari-hari. Menurutnya, perubahan kondisi air tambah mengkhawatirkan, dengan banyaknya ikan yang ditemukan mabuk dan hingga mati."Kalau ikan itu mati, berarti airnya memang bermasalah,"katanya kepada DiswayBerau. Dia menduga, bahwa air Sungai Segah sedang tercemar oleh limbah dari perusahaan yang ada di hulu sungai. Dan benar saja, kejadian tahun 2015 silam kini kembali terulang. "Ini kasus sama seperti tahun 2015,"tuturnya. Menurutnya, pemerintah tidak seharusnya berdiam diri melihat kejadian kelam yang pernah menimpa Bumi Batiwakkal terulang kembali. Diharapkannya, Pemerintah Kabupaten Berau, harus mengambil sikap dan tindakan tegas jika ada indikasi pencemaran di Sungai Segah. "Jika memang ini limbah, maka tunjukan siapa penghasil limbahnya. Dan jika bukan dari limbah, maka kasih kami keterangan,"tegasnya. Dampak perubahan kondisi air Sungai Segah juga merugikan pembudidaya keramba tahun 2015 silam. Namun, kompensasi yang diterima para pemilik keramba dinilai tidak sebanding dengan kerugian yang didapatkan. P ara pembudidaya ikan keramba, saat ini diambang keresahan. Kondisi air yang tak kunjung membaik membuat para pemilik keramba dilema antara memindahkan ikannya ke kolam buatan atau membiarkannya mati dan merugi seperti kejadian silam. Seperti yang diutarakan Iwan (36) kemarin. Iwan terpaksa harus memasrahkan semuanya kepada keadaan. Menurutnya, ikan yang ada di keramba tidak akan bertahan hidup lebih lama ketika di pindahkan ke kolam buatan. Hal tersebut terjadi bukan tanpa alasan, Iwan menuturkan dari hasil evakuasi tersebut, dirinya harus merelakan 30 Kilogram (Kg) ikan miliknya mati. Kematian ikan-ikan tersebut diduga dampak dari kurangnya oksigen di kolam semen miliknya. “Saya sudah pernah mencoba bahkan banyak ikan saya yang mati percuma sehabis dievakuasi,”ucapnya. Menurutnya, perubahan air sungai sangat jelas jelas terlihat. Dijelaskannya, ikan-ikan miliknya terlihat melompat hingga ke permukaan air untuk mengambil oksigen. Hal tersebut di perkirakan akibat kadar oksigen pada air Sungai Segah mulai menurun. “Saat ini kita coba pasang alat oksigen bantuan. Jika ikan di keramba masih mati, maka saya tidak tahu lagi apa yang akan saya lakukan,”ucapnya. Dijelaskannya, saat ini dirinya dan seluruh petani keramba yang ada di kawasan Sungai Segah, belum mendapatkan kejelasan terkait perubahan air yang terjadi sejak beberapa hari terakhir. “Kami benar membutuhkan kejelasan, dan siapa yang harus bertanggung jawab atas hal ini,”pungkasnya. (*/fst/app)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: