Saraf Mata Tak Berfungsi, Bocah SD Jadi Korban saat Nonton Perang Sarung
Nomorsatukaltim.com - Bocah kelas 3 SD berusia 9 tahun (AR), menjadi korban saat menonton perang sarung di Kawasan Prapatan, Balikpapan Kota, Balikpapan. Akibatnya, saraf mata kirinya tidak berfungsi, dan nyaris buta. Korban terpaksa harus menjalani operasi.
AR, bocah SD itu warga Prapatan Dalam, Kecamatan Balikpapan Kota, Kota Balikpapan. Diduga saat menonton perang sarung, ia terkena serpihan kayu.
Kakak korban, Gevi menjelaskan adiknya terkena pukulan kayu dari seseorang yang tengah perang sarung di kawasan Prapatan.
"Adik saya terkena pukulan kayu oleh pelaku saat ada pecut sarung atau perang sarung," jelas Putu Ayu Gevi Kartika, kakak korban, Senin (3/4/2023). “Terancam diangkat mata yang luka itu, karena ada sesuatu benda. Jadi bisa buta. Adik saya cacat seumur hidup,” imbuh Gevi, sapaan karibnya.
Ia menjelaskan, aksi perang sarung di lingkungannya sudah terjadi beberapa hari belakangan. Namun, adiknya tak pernah terlibat dalam aksi tersebut. Namun naas pada hari kejadian, sang adik yang penasaran ingin menonton justru menjadi korbannya.
“Sudah beberapa hari mereka serangan-serangan. Cuma adik saya nggak pernah ikut. Nah, pas tanggal 1 itu tumben habis Tarawih mau lihat perang sarung,” terang Devi.
Usai kejadian, korban langsung dibawa ke rumah sakit terdekat. Saat ini korban masih menjalani perawatan intensif di RS Bhayangkara Balikpapan.
Kanit Perlindungan Perempuan dan Anak Polresta Balikpapan, Ipda Iskandar membenarkan kejadian itu.
Ia menegaskan, kepolisian masih melakukan penanganan terhadap korban sembari menunggu laporan secara resmi dari keluarga korban.
“Pelakunya anak SD juga. Tapi baru laporan lisan, secara resminya belum. Ini sudah ditangani, sambil nunggu laporan resminya,” ujar Ipda Iskandar.
Sekama ini aksi perang sarung saat Ramadhan memang marak di Kota Balikpapan. Biasanya ramai dilakukan saat menjelang tarawih dan usai sahur. Fenomena tersebut biasa terjadi di Balikpapan Kota, Balikpapan Barat dan Utara.
Kronologis
Dari informasi yang dihimpun, mulanya pada Sabtu, 1 April 2023 sekitar pukul 20.30 Wita, korban AR usai melaksanakan Shalat Tarawih. Korban pulang ke rumahnya, kemudian balik lagi ke masjid yg kebetulan jarak antara masjid dengan rumah hanya terpaut tiga rumah.
Sesampainya di masjid, korban melihat ada segerombolan anak-anak bermain pukul-pukulan dengan menggunakan kain sarung dan kayu di sekitar masjid.
Lantaran korban sering diganggu gerombolan anak-anak tersebut, korban kemudian ingin beranjak pulang ke rumah.
Namun, anak-anak tersebut mencegat dengan maksud korban tidak boleh pulang.
Tiba-tiba korban dipukul dengan menggunakan kain sarung dan pukulan kayu di sekitar wajah. Pukulan itu mengenai mata sebelah kiri korban sehingga mengeluarkan darah.
Korban kemudian diantar pulang ke rumah oleh teman-teman ngajinya. Orangtua korban menyambangi anak-anak yang memukuli putranya. Dengan maksud untuk menanyakan siapa yang telah memukul AR, sehingga berdarah.
AR segera dibawa ke RS Bhayangkara Balikpapan. Korban mengalami luka pada mata sebelah kiri dan didiagnosa dokter, saraf matanya sudah tidak berfungsi, sehingga harus dilakukan operasi.
Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan Pelindungan Anak Dan Keluarga Berencana (DP3AKB) Kota Balikpapan, Alwiati, mengingatkan pengawasan anak bukan hanya tugas dari Pemerintah, namun keluarga juga berperan penting.
Apalagi menyoal penjagaan keselamatan yang berefek terhadap masa depan anak.
"Terkait pengawasan tidak hanya hadir dalam sektor Pemerintahan, namun juga dilakukan lingkungan sekitar. Yang terpenting peran keluarga dan orang tua," ujarnya. (*)
Reporter: Muhammad Taufik
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: