Pengembang Start Up dan Milenial Diajak Majukan Pertanian

Pengembang Start Up dan Milenial Diajak Majukan Pertanian

Nomorsatukaltim.com - Para pengembang start up atau ekosistem bisnis rintisan berbasis teknologi, dan petani milenial diajak ikut membantu memajukan pertanian Indonesia. Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo mengatakan alasannya karena tantangan krisis pangan dunia dan krisi ekonomi global ke depan sangat nyata dihadapi suatu negara, khususnya Indonesia. Mentan SYL mengingatkan, salah satu sektor yang mampu bertahan dan menyelamatkan perekonomian suatu negara adalah pertanian. Ia menilai cara bertani konvensional sudah tidak cocok lagi untuk era saat ini. “Karena itu kita dorong pertanian dengan digital sistem, supaya petani dengan smartphone dapat dilatih mengetahui kondisi kebutuhan konsumsi, masalah cuaca, artificial intelegent, dan lainnya untuk mengembangakan pertanian presisi,” papar Mentan SYL. Dengan demikian, lanjutnya, teknologi dan mekanisasi menjadi bagian-bagian yang mengefektifkan gerakan pertanian. Dunia pertanian presisi dianggap sebagai sistem pertanian modern saat ini yang dapat menjadi keyword mewujudkan pembangunan berkelanjutan. “Sistem pertanian presisi sebagai solusi menghadapi revolusi industri 4.0 sebagai upaya meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Saat ini pertanian tidak hanya dalam bentuk hamparan saja namun sudah ada di lahan sempit,” ujar Mentan, belum lama ini. Ia bilang, para pengembang start up, kaum milenail dan siapa saja bisa terjun ke pertanian asal ada kemauan terutama di perkotaan, yang memiliki lahan yang sudah semakin sempit, bisa bertani dengan memanfaatkan lahan rumah. “Dengan memanfaatkan pot atau polibag bahkan pertanian secara vertikal," sambungnya. Sampai saat ini pemerintah melalui Kementerian Pertanian berupaya memberi dan menciptakan ruang bagi seluruh pemangku kepentingan dalam bidang pertanian. Tujuannya membangun sinergi mulai hulu hingga hilir dalam pengembangan pertanian. Berdasarkan data BPS, selama pandemi, sektor pertanian menjadi bantalan perekonomian nasional, dengan angka pertumbuhan PDB pertanian Triwulan II 2020 tumbuh 16,24 persen. Capaian ini menjadi satu-satunya sektor yang tumbuh positif sedangkan sektor lainya mengalami kontraksi. Nilai ekspor pertanian 2021 sebesar Rp 625,04 triliun meningkat 38,69 persen dibanding 2022, bahkan daya beli petani terus meningkat. "Karena itu, saya sangat mendukung semua yang terjun untuk mengembangkan sektor pertanian dan kita akan sikapi secara serius, tidak hanya teori karena saya orang lapangan. Jadi saya butuh langkah konkret dari kita semua. Kalau kalian ada plan, kasih tahu saya, saya tunggu sampe 3 bulan kedepan," ujarnya. (*/Kmtn)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: