Optimalisasi Rumput Laut Balikpapan Dinilai Bisa Jadi Produk Pangan Unggulan

Optimalisasi Rumput Laut Balikpapan Dinilai Bisa Jadi Produk Pangan Unggulan

Nomorsatukaltim.com - Ketua kelompok budidaya rumput laut Tani Bahari, Sarni, menilai optimalisasi pemanfaatan ekosistem perairan melalui potensi rumput laut atau emas hijau, bisa menjadi salah satu produk pangan unggulan Balikpapan. Selaku pelaku pembudidaya rumput laut di pesisir teluk Balikpapan, Sarni memaparkan bahwa banyak sekali potensi manfaat yang dapat di gali dari rumput laut. "Mulai dari produk kosmetik, bahan pangan makanan, hingga sektor farmasi kesehatan," jelasnya, Selasa (28/2/2023). Olahan pangan yang diciptakan dari hasil rumput laut juga bervariasi. Seperti agar-agar yang sering dijadikan camilan penutup mulut, hingga rumput laut kering gurih. "Selain itu paling banyak olahan rumput laut juga digunakan sebagai bahan pelengkap onigiri khas Jepang, yang sering kalian jumpai di minimarket-minimarket terdekat," paparnya. Menurutnya rumput laut kaya akan protein, vitamin, dan mineral, seperti kalsium, zat besi, asam folat, dan vitamin K. Dijelaskan Sarni, beberapa kepulauan di luar Kalimantan telah menjadi pusat pengiriman bahan baku rumput laut dari Balikpapan. "Di kepulauan Sulawesi dan Jawa Mas, biasa kita mengirim rumput laut ke sana, dan nanti diolah menjadi bahan pangan, tepung di sana," ucapnya. Optimalisasi dan pemanfaatan produk pangan melalui bahan baku rumput laut telah di rancang oleh Kementerian Kelautan dan Pangan. Melalui Penguatan Daya Saing Produk Kelautan dan Perikanan (PDSPKP), disebutkan bahwa pelbagai produk olahan pangan dapat diciptakan melalui pemanfaatan kemajuan ilmu dan teknologi yang mengasilkan nilai ekonomis tinggi. Secara garis besar turunan olahan rumput laut dapat dikelompokkan menjadi 5P. Yakni pangan, pakan, pupuk, produk kosmetik, dan farmasi. "Sejumlah penelitian telah menyebut bahwa rumput laut dapat digunakan sebagai bahan dasar dalam pembuatan bahan bakar atau biofuel. Sehingga dapat menjadi salah satu alternatif solusi krisis energi yang banyak dikhawatirkan di masa mendatang,"ucap Plt Dirjen PDSPKP, Ishartini dikutip dari laman resmi KKP. Indonesia tercatat sebagai negara eksportir rumput laut terbesar di dunia. Hal tersebut dinilai dari volume perdagangan 2021 yang mencapai lebih dari 224 ribu ton atau setara 30 persen dari total keseluruhan perdagangan rumput laut global. Ishartini juga menyebutkan bahwa, secara nilai Indonesia hanya menempati urutan kedua setelah Cina dengan nilai sebesar 345 juta dolar AS atau sekitar Rp 5 triliun. “Perlu dilakukan market intelligence untuk mengetahui jenis produk rumput laut yang dibutuhkan, baik untuk kebutuhan pasar internasional maupun domestik," paparnya. (*) Reporter: Muhammad Taufik

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: