Songsong Pertanian 4.0 Indonesia Butuh Petani Milenial

Songsong Pertanian 4.0 Indonesia Butuh Petani Milenial

Nomorsatukaltim.com – Direktur Pengembangan Agribisnis Paskomnas Indonesia, Soekam Parwadi, menilai peran pemuda Indonesia dalam sektor pertanian sangat penting. Pemuda yang diharapkan memiliki pengetahuan, keterampilan, dan sikap moderat bisa meningkatkan kinerja pembangunan ekonomi berbasis pertanian. Terlebih di era transisi menuju pertanian 4.0. “Petani milenial diharapkan mampu menjadi tulang punggung ekonomi negara ini. Dengan kemampuan anak muda yang mampu membaca dan menangkap pasar, sektor pertanian akan lebih maju,” ujar Soekam. Apalagi, lanjutnya, diiringi kemampuan memproduksi produk-produk yang dibutuhkan pasar secara berkelanjutan. Produk berkualitas prima dan tersedia secara kontinu dengan harga kompetitif di pasar domestik ataupun di pasar dunia. “Petani muda yang dimaksud bukan hanya karena kelompok umur, tetapi cara kerja di pertaniannya harus sesuai kaidah petani modern,” ingat Soekam. Ia menjelaskan, salah satu alat ukur, misalnya pertanian 4.0. Para petani muda yang melakukan kegiatan-kegiatan sesuai kaidah pertanian 4.0 bisa disebut sebagai petani muda. Soekam menyampaikan yang membuat para pemuda enggan menekuni dunia pertanian karena mereka belum mengetahui keuntungan besar dari komoditas pertanian yang diusahakan secara modern. “Kalau mereka berpendidikan pertanian, pendidikan mereka bukan dalam kegiatan operasional bisnis,” ujarnya. Namun, mempelajari ilmu-ilmu yang cenderung murni sehingga kurang pengalaman di lapangan. Secara sosiologis di pedesaan, masyarakat memandang anak-anak berpendidikan yang bekerja di pertanian itu sebagai anak yang gagal mencari kerja. Pertanian hanya dianggap sebagai pelarian. “Padahal, pertanian termasuk bidang bisnis yang tidak pernah surut hingga kiamat. Alasannya, pertanian menghasilkan produk yang dibutuhkan umat manusia, yakni pangan,” tegasnya. Kepala Dinas Pangan, Pertanian dan Perikanan (DP3) Balikpapan, Heria Prisni berpandangan, petani milenial yang aktif dalam sektor pertanian sangat berpotensi dari segi jumlah dan intelektual. Pihaknya terus mengupayakan tumbuhnya petani-petani muda berwawasan moderat di Kaltim. “Kita harus merangkul mereka,” ujarnya. Tenaga produktif didominasi anak-anak muda pada tahun ini, yakni di kisaran 50%. Di tahun 2045 diperkirakan 75% anak muda. Karena itu, sangat penting merangkul pemuda yang terjun di pertanian agar tidak ketinggalan tren. Ia mencontohkan, semisal pertanian berbasis IT dan digital. Kalau dari tren komoditas subsektor pertanian banyak di hortikultura. Lininya ada di lini hilir paskapanen, pangan, olahan, on farm, dan mengarah ke pertanian presisi. Memilih hortikultura karena memiliki banyak jenis komoditas. (*/gpk) Sumber: Trubus

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: