Badan Penyuluhan Kementan Minta Diversifikasi Pangan Lokal Digenjot

Badan Penyuluhan Kementan Minta Diversifikasi Pangan Lokal Digenjot

Nomorsatukaltim.com - Kepala Badan Penyuluhan Pengembangan SDM Pertanian, Dedi Nursyamsi mengaku, bersyukur Indonesia masih tetap bertahan meski saat ini berada dalam krisis pangan global. “Dalam antisipasi pangan global, kita harus melakukan diversifikasi pangan lokal dan genjot produktivitas ekspor untuk komoditas pertanian,” ujar Dedi Nursyamsi, Jumat (3/2/2023). Ia mengingatkan saat ini tak boleh menjual bahan mentah, namun olahannya. Dengan begitu, ekspor tidak hanya meningkatkan pendapatan, namun juga harga diri dan gengsi negara. “Saat yang sama, kalau kita mampu mengekspor komoditas pertanian berdampak pada sosial dan ekonomi,” ujar Dedi. Menurutnya, diversifikasi pangan lokal menjadi prioritas yang perlu digencarkan. Hal ini sebagai upaya untuk mendorong masyarakat agar memvariasikan makanan pokok yang dikonsumsi, sehingga tidak terfokus pada satu jenis pangan. Kepala Badan Karantina Pertanian Kementan, Bambang mengatakan dukungan akselerasi ekspor juga patut ditingkatkan. Di antaranya, meningkatkan volume ekspor melalui kerjasama dan investasi pemda dan stakeholder terkait. Selain itu, ragam komoditas ekspor dalam bentuk olahan hasil pertanian. Hal ini untuk mendorong pertumbuhan eksportir baru melalui penumbuhan agropreneur. Kemudian, menambah mitra dagang luar negeri melalui kerjasama bilateral atau multilateral. “Serta peningkatan layanan dan kemudahan ekspor,” ujar Bambang. Peran Barantan dalam akselerasi ekspor, memiliki konsep cukupi produk dalam negeri, selebihnya ekspor. Selanjutnya langkah operasional dilakukan Barantan dalam pencapaian Program Gratieks tahun 2020-2024 dengan memfasilitasi pemenuhan persyaratan teknis, layanan cepat karantina, kampanye publik milenial, perluasan akses negara mitra, sinergisitas program. “Kami sangat mendukung terhadap eksportir petani milenial,” kata Bambang. Antara lain, dengan mendorong tumbuhnya minat serta akses informasi kepada eksportir atau pelaku usaha agribisnis baru dari kalangan muda atau kaum milenial. Dengan upaya tersebut, Kementan optimistis target ekspor Rp 1.300 triliun pada 2024 bisa dicapai. Dari data Badan Pusat Statistik, nilai ekspor pertanian tahun 2022 mencapai Rp 658,18 triliun, naik sekitar Rp 41,83 triliun atau 6,79 persen dari tahun 2021 yang sebesar Rp 616,35 triliun. Adapun pada tahun 2020 lalu nilai ekspor pertanian tercatat sebesar Rp 451,5 triliun. (*/ Ant)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: