Modal Swadaya, Pokdakan di Balikpapan Ciptakan Pabrik Pakan Mandiri

Modal Swadaya, Pokdakan di Balikpapan Ciptakan Pabrik Pakan Mandiri

Nomorsatukaltim.com – Kelompok Budidaya Ikan atau Pokdakan Karya Sejahtera, membuat terobosan inovatif dengan membuat pabrik pakan mandiri. Mereka melakukan semua itu dengan modal swadaya. Pabrik mini yang didirikan Kelompok pembudidaya asal Balikpapan itu berada di Teritip. Tujuan awalnya sederhana, pelbagai inovasi diramu untuk menekan biaya produksi pembudidaya ikan.  Mereka pun melakukan inovasi berupa pembuatan pabrik kecil produksi pakan mandiri untuk menekan harga produksi agar tidak terlalu tinggi. Sekertaris Pokdakan Karya Sejahtera, Rusli, memaparkan lamanya operasi pabrik mereka, telah berjalan selama satu tahun. Namun saat ini mengalami permasalahan terkait harga bahan pokok. “Saat ini kami agak kesulitan harga bahan pokok pakan kami yang mulai tinggi, seperti tepung ikan, mungkil sawit, dan tepung roti,” paparnya. Kendati demikian, Wakil Ketua Pokdakan Karya Sejahtera, Adi Suyatno, bersama 14 orang rekan sekelompoknya tidak akan menyerah begitu saja. Mereka akan terus mencari cara dan strategi agar pabrik produksi pakan mandiri tetap berjalan. Ia juga mengajak para instansi perusahaan di sekitar Kecamatan Balikpapan Timur untuk berkolaborasi menunjang dan mengembangkan usaha mikro di bidang budidaya ikan lele. “Terutama untuk mendukung angka konsumsi ikan darat masyarakat Balikpapan Timur, dan Kota Balikpapan,” papar Adi, sapaan karibnya. “Kami berharap perusahaan sekitar wilayah Balikpapan Timur bisa berkolaborasi bersama kami mengembangkan usaha mikro di bidang budidaya ikan lele. MIsalnya melalui dana CSR yang diperuntukkan bagi masyarakat sekitar,” harapnya. Permintaan mereka tak muluk-muluk. Selain CSR sebagai kewajiban perusahaaan, Kelompok Budidaya Ikan Karya Sejahtera, telah didapuk sebagai kelompok terbaik sektor pembudidaya ikan se-Balikpapan. Apresiasi itu diberikan Dinas Pertanin, Pangan dan Perikanan Kota Balikpapan. Pokdakan Karya Sejahtera, beranggotakan 14 orang dengan satu Pembina. Mereka dinilai telah menunjukkan inovasi dan upaya strategisnya terkai budidaya ikan sektor lele, berupa pabrik pakan mandiri yang digagas bersama melalui swadaya. “Pakan mandiri yang kita produksi melalui pengetahuan dan pendampingan dari Dinas Perikanan Balikpapan, Mas,” ujar Adi. Gerakan Pakan Mandiri Gerakan pakan mandiri atau Gerpari, memang menjadi salah satu program prioritas Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP). Program ini ditujukan untuk meningkatkan efisiensi biaya produksi melalui peningkatan efisiensi pembiayaan pakan dalam usaha budidaya ikan. Selain itu Gerpari sendiri diharapkan mampu mendongkrak pendapatan pembudidaya. Karena itu, KKP terus mendorong penggunaan pakan mandiri bagi pembudidaya di Indonesia. Gerakan itu tentu saja disambut baik Dinas Pertanian, Pangan dan Perikanan (DP3) Kota Balikpapan. Kepala Bidang Perikanan DP3 Balikpapan, Lestari, menyebutkan saat awal Gerpari digencarkan pusat, ia telah mensosialisasikan kepada beberapa kelompok pembudidaya. “Program Gerpari dari pusat sangat baik, namun tetap harus ada pendampingan dan perhatian. Tidak bisa dilepas begitu saja,” ujar Lestari. Lestari memaparkan, saat ini kelompok Pokdakan Karya Sejahtera, salah satu kelompok budidaya binaan DP3 yang telah melakukan inovasi pembuatan pakan mandiri dilakukan bersama, dengan tujuan menciptakan kualitas pangan yang baik dan harga terjangkau. Ia pun memberi apresiasi atas capaian Pokdakan Karya Sejahtera. “Terimakasih atas konsistennya untuk Pokdakan Karya Sejahtera selama setahun ini. Tak banyak yang kami berikan, tapi kami akan melakukan pendampigan yang lebih intens lagi nantinya,” ujar Lestari. Sebelummya Direktur Jendral perikanan Budidaya, Slamet Soebjakto, menjelaskan pakan mandiri sangat membantu pembudidaya ikan khususnya pembudidaya skala keil atau mikro. Sebab biaya pembelian pakan cukup tinggi, berkisar 60% hingga 70% dari biaya produksi. Ia mengatakan langkah strategi KKP agar pakan mandiri dapat berhasil dan semakin berkembang di tengah-tengah masyarakat pembudidaya ikan di Indonesia. “Seperti penyaluran bantuan sarana dan prasarana pakan mandiri seperti bantuan mesin. penepung kapasitas 100-200 kg/jam dan mesin pencetak tenggelam dengan kapasitas 100-200 kg/jam, serta mesin pencetak apung dengan kapasitas 50-100 kg/jam dan bahan baku pakan,” ungkapnya. (*). Reporter: Muhammad Taufik

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: