PPU Tingkatkan Sistem Integrasi Sapi dan Kelapa Sawit

PPU Tingkatkan Sistem Integrasi Sapi dan Kelapa Sawit

Nomorsatukaltim.com - Dinas Pertanian Kabupaten PPU, berupaya meningkatkan program Siska. Yaitu, Sistem Integrasi Sapi dan Kelapa Sawit. Pola peningkatan populasi sapi melalui perkebunan sawit ini sebagai upaya pemenuhan kebutuhan daging sapi untuk menyambut penduduk baru di Ibu Kota Negara. "Saat ini populasi sapi di PPU sekitar 16.000 ekor, sedangkan mulai 2024 yang akan ada tambahan penduduk di Ibu Kota Negara, tentu kebutuhan daging sapi akan meningkat," ujar Plt Sekretaris Dinas Pertanian Kabupaten Penajam Paser Utara, Kaltim, Arief Murdyatno, dikutip Kamis (26/1/2023). Lahan perkebunan kelapa sawit di PPU yang berpotensi dilakukan program Siska seluas 32.589,82 hektare. Dari sistem integrasi sapi dan kelapa sawit ini akan dikelola dengan basis korporasi dengan peternakan mini. “Sehingga konsep ini diyakini mampu mempercepat menambah populasi sapi,” terangnya. Dari program Siska, lanjut Arief, selain mampu meningkatkan populasi sapi juga berdampak positif terhadap nilai tambah bagi pelakunya, yakni hasil samping dari pengolahan sawit berupa lumpur, bungkil, dan solid yang dapat digunakan untuk campuran konsentrat pakan penguat sapi. Bahkan dari kotoran hewan menghasilkan pupuk kompos, baik pupuk kompos padat maupun cair, sehingga penghasilan tambahan pelaku usaha makin berlipat karena hasil olahan itu bisa digunakan sendiri dan bisa juga dijual. "Program Siska kolaborasi dan kerja sama saling menguntungkan antara perusahaan perkebunan sawit dan perkebunan rakyat serta peternak sapi. Sehingga tujuan bersama mendapatkan hasil optimal dalam budi daya ini dapat berjalan secara sinergis," tuturnya. Menurutnya, saat ini sudah ada sejumlah perkebunan sawit di Kabupaten PPU yang di tengah perkebunan tersebut memiliki kandang sapi, sehingga hal ini bisa dijadikan percontohan bagi masyarakat yang masih meragukan keberhasilan program Siska. Kondisi saat ini, sambung Arief, kandang sapi di tengah perkebunan sawit, rata-rata kepemilikan per kelompok tani antara 20 ha sampai 30 ha, sedangkan idealnya per hektare dapat mencukupi sumber pakan 1 sampai 2 ekor. "Ini berarti dalam dalam satu kelompok tani kebun sawit, paling sedikit terdapat 20 ekor sapi yang bisa diternak dalam kebun sawit, yakni bisa dilakukan dengan sistem kandang dapat pula melalui sistem gembala dengan rotasi," katanya. "Luas lahan perkebunan sawit yang mencapai 32.589,82 ha tersebut terbagi menjadi dua, yakni berupa lahan inti seluas 30.697,15 ha dan lahan plasma seluas 1.892,67 ha," kata Arief. (*/Ant)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: