Banyak Daerah Defisit Bawang Merah, Kementan Genjot Produksi

Banyak Daerah Defisit Bawang Merah, Kementan Genjot Produksi

Nomorsatukaltim.com - Kementerian Pertanian menargetkan produksi bawang merah nasional tahun 2023 seluas 7.732 hektare, di 33 provinsi dan 100 kabupaten. Dari luasan itu, sekitar 300 hektare di antaranya berupa kawasan bawang merah TSS.

Pengembangan kawasan bawang merah TSS, yakni bawang merah yang menggunakan benih asal umbi dan asal biji atau True Shallot Seed/TSS.

"Untuk bawang merah sekitar 7.732 hektare yang tersebar di berbagai provinsi," kata Direktur Jenderal Hortikultura Kementan Prihasto Setyanto dalam Rakernas Pembangunan Pertanian tahun 2023, Rabu (25/1/2023).

Namun, data Kementan mencatat, ternyata sebagian besar wilayah Indonesia masih defisit bawang merah.

Bahkan untuk seluruh wilayah Kalimantan, Papua, Maluku, dan NTT seluruhnya mengalami defisit produksi bawang merah.

Rinciannya, wilayah Kalimantan Barat mengalami defisit produksi 20 ha, Kalimantan Tengah 20 ha, Kalimantan Timur 20 ha, Kalimantan Utara 10 ha, Kalimantan Selatan 30 ha, Papua 20 ha, Papua Barat 20 ha, Maluku 30 ha, NTT 30 ha.

Sedangkan wilayah dengan defisit produksi terbesar adalah wilayah Sumatra Utara, dengan total defisit bawang merah 100 ha.

Adapun wilayah lain, yang juga mengalami defisit produksi bawang merah, yakni Aceh 30 ha, Riau 40 ha, Kepulauan Riau 20 ha, Jambi 30 ha, Bangka Belitung 20 ha, Sumatra Selatan 20 ha, Lampung 30 ha, Banteng 20 ha, Sulawesi Barat 40 ha, Sulawesi Tenggara 20 ha, Sulawesi Tengah 20 ha, Sulawesi Utara 30 ha, Gorontalo 30 ha, Maluku Utara 20 ha, Maluku 30 ha.

Hanya ada tujuh wilayah yang mengalami surplus produksi bawang merah, yaitu Sumatra Barat 93 ha, Jawa Barat 843 ha, Jawa Tengah 2.801 ha, DIY 50 ha, Jawa Timur 998 ha, NTB 20 ha, Sulawesi Selatan 197 ha.

"Tentunya daerah defisit kita dorong untuk pengembangan kawasan bawang merah," ujarnya.

Prihasto mengungkapkan, adapun upaya pengendalian inflasi dari komoditas strategis hortikultura, khususnya bawang merah dengan penyediaan benih soil block.

"Untuk bawang merah 34 juta benih bawang merah siap tanam dengan soil block. Pertama kita akan sebarkan di provinsi dulu, masing-masing provinsi 2 juta benih," jelasnya. Selanjutnya akan dikembangkan sampai ke level kabupaten.

Ia menjelaskan, strateginya melalui kampung hortikultura, penumbuhan UMKM hortikultura.

"Termasuk modernisasi hortikultura, sekaligus modernisasi dari aspek pemasarannya," ujar Prihasto. Banyaknya daerah yang mengalami defisit bawang merah, menyebabkan melambungnya harga komoditas ini.

Harga bawang merah di dalam negeri, terpantau melambung, Rabu (25/1/2023) hari ini. Seminggu belakangan, harganya naik kisaran Rp 450 kg.

Hari ini, Panel Harga di Badan Pangan mencatat, harga bawang merah pada 18 Januari 2023 masih di angka Rp 38.100 per kg.

Jika dibanding harga Januari 2022, tampak  adanya lonjakan sampai Rp 10 ribu lebih. Di Januari 2022, harga bawang merah tercatat di Rp 27.820 per kg. Harga ini rerata nasional di tingkat pedagang eceran. (*)

Sumber: Kementan

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: