Ruang Belajar Kurang, Siswa SD Belajar di Bawah Pohon, Kepala Disdikbud: Enggak Masalah!

Ruang Belajar Kurang, Siswa SD Belajar di Bawah Pohon, Kepala Disdikbud: Enggak Masalah!

Paser, Nomorsatukaltim.com - Beredar video puluhan siswa SD belajar di bawah pohon beralas terpal. Video pelajar yang masih duduk di bangku sekolah dasar itu dibagikan salah seorang pengguna media sosial di grup Facebook. Perekam video itu menyebut jika aktivitas belajar mengajar itu di SD Negeri 008 Kecamatan Batu Engau, Kabupaten Paser. Menyebut kekurangan ruang belajar sehingga kegiatan belajar mengajar di tempat terbuka. "Bapak Ibu hadirin, terutama pemerintah yang berwenang, instansi pendidikan inilah suasana belajar siswa SD 008 Batu Engau Desa Kerang Dayo," ucap sang perekam video. Sembari mengarahkan gawainya untuk mengabadikan video dari pelbagai sudut, perekam dari suaranya seorang laki-laki memohon kepada pemangku kebijakan untuk memperhatikan pendidikan di Kecamatan Batu Engau. "Ini kita lihat para murid dan pengajar belajar di ruangan terbuka karena kekurangan tempat belajar. Mudah-mudahan menjadi perhatian pemerintah, bupati anggota dewan dan dinas pendidikan," pintanya sesaat sebelum mengakhirinya video berdurasi 1 menit 45 detik itu. Dikonfirmasi mengenai video yang beredar di media sosial, Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Kabupaten Paser, Yunus Syam menuturkan tak jadi soal. "Enggak ada masalah, masalah cuma memposting saja," ucapnya, Selasa (17/1/2023). Yunus menyebut tak jadi masalah. Pasalnya, pada 2023 bakal dibangun gedung untuk SD Negeri 008 Batu Engau. Bersumber dari Dana Alokasi Khusus (DAK) senilai Rp 1,2 miliar. "Bukan hanya ruang kelas saja, termasuk juga perpustakaan, UKS, laboratorium, ruang TIK dan ruangan guru," beber Ketua PGRI Kabupaten Paser itu. Masing-masing diperuntukkan pembangunan UKS Rp 83.666.000, pembangunan toilet Rp 138.890.000, pembangunan RDG Rp 187.918.000, rehab sedang Rp 427.758.000, rehab ruang guru Rp 136.586.000, rehab toilet Rp 100.785.000, TIK Rp 125.000.000, laboratorium komputer Rp237.643.000. "Total Rp1.229.663.666 (diluar TIK)," ungkapnya. Menilik kebelakang, Yunus menuturkan SD Negeri 008 merupakan satu atap dengan SMP Negeri 8 Batu Engau. Sebelumnya bangunan sekolah dasar itu berdiri tahun 1984 lalu. Namun karena banyak siswa yang bakal melanjutkan ke jenjang berikutnya, akhirnya dibangunkan SMP pada 2017. "Akhirnya kita dirikan dan menjadikan sekolah satu atap. Karena ada beberapa SMP yang terlalu jauh," sebut Ketua PGRI Paser itu. Katanya Data Pokok Pendidikan (Dapodik) tidak menginginkan adanya Plt Kepala Sekolah di SMP tersebut. Mesti ada pemisahan manajemen. Sejak berdiri, kepala SD 008 Batu Engau merangkap sebagai Plt di SMPN 8 Batu Engau. "Pemisahan baru dilakukan sejak 2021," tambahnya. Ia menceritakan proses belajar mengajar di ruang terbuka siswa SD 008 sebelumnya kepala sekolah telah menginformasikan ke Disdikbud. Semula proses belajar mengajarnya pagi dan siang hari, karena keterbatasan ruang belajar dan banyaknya jumlah siswa. Sebelumnya juga memanfaatkan dengan adanya bis perusahaan yang mengantar pagi dan siang hari. Namun kini tinggal pagi saja. Tak ada yang mengantar bagi siswa yang masuk siang hari, opsi belajar di tempat terbuka jadi opsi. Atau sekolah alam seperti yang disampaikan kepala SD Negeri 008 Batu Engau. Pihak Disdikbud mempersilakan. Namun dengan catatan situasi atau kondisinya disesuaikan, terpenting proses belajar mengajar tak menghambat dan siswa tetap merasa nyaman. "Tahun ini dibangun sekolahnya, dan sudah masuk daftar," pungkas Yunus. (*) Reporter: Achmad Syamsir Awal

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: