Wilayah Pedalaman Kutai Timur Keluhkan Jalan Rusak pada Musrenbang
KUTAI TIMUR – Memiliki wilayah yang luas, Pemkab Kutai Timur (Kutim) sepertinya harus bekerja keras membangun infrastruktur jalan. Khususnya di kecamatan yang jauh dari pusat pemerintahan. Akses menuju wilayah kecamatan tersebut sangat sulit, akibat jalan rusak dan mesti melintasi perkebunan kelapa sawit. Seperti Kecamatan Telen, Batu Ampar, Muara Bengkal, Muara Ancalong, Long Mesangat hingga Busang sangat membutuhkan fasilitas jalan. Bahkan jalan antar desa saja mesti dilalui dengan susah payah. Apalagi jalan antar kecamatan, bisa memakan waktu berjam-jam. Hal ini juga terungkap dalam Musyarawah Rencana Pembangunan (Musrenbang). Pada kecamatan tersebut rerata menginginkan ada perbaikan atau pembangunan jalan. Kecamatan Muara Bengkal misalnya, meminta pembuatan jalan baru. Sebab jalan yang dipakai warga sehari-hari masuk lahan perusahaan. “Ada jalan MBI, biasa warga menyebut. Jalan ini belum tersentuh perusahaan. Mungkin bisa dibuat jalan, paling tidak untuk menghubungkan antar desa dulu,” ujar Wahidin Mashur, kepala Desa Muara Bengkal Ulu. Begitu juga dengan Kecamatan Batu Ampar, kondisi rusak parah terjadi pada jalan dari Desa Benua Harapan hingga Batu Timbau. Perbaikan jalan dengan cor beton diusulkan. Mengingat jalan itu merupakan jalur poros yang menghubungkan Kecamatan Batu Ampar – Sangatta. Serupa, Kecamatan Long Mesangat dan Busang juga menginginkan adanya pembangunan akses jalan. Kecamatan Wahau dan Kongbeng yang memiliki jalan utama cukup bagus juga mengusulkan hal serupa. Terutama pada jalan usaha tani di pedesaan yang masih jelek. Bupati Kutim Ardiansyah Sulaiman tak menampik hal tersebut. Pada akhir musrenbang ia menyebut, usulan dari kecamatan didominasi masalah infrastruktur dasar, salah satunya adalah jalan. Harus diakui kondisi jalan masih dibilang belum memadai. “Seperti di Long Mesangat, Muara Bengkal, Muara Ancalong dan daerah pedalaman lainnya. Tapi ini akan jadi perhatian utama kami,” ucap Ardiansyah kepada Disway Kaltim - nomorsatukaltim.com. Untuk mengatasi hal tersebut, orang nomor satu di Kutim ini menyiapkan pembangunan jalan dengan skema multi years contract (MYC). Pembiayaan tahun jamak itu diyakini dapat mengatasi persoalan infrastruktur jalan. “Jadi hingga tahun 2024 ditargetkan bisa selesai. Akses jalan di kecamatan pedalaman bisa tersambung,” tuturnya. Selain itu, ia juga meminta peran serta perusahaan yang beroperasi di kecamatan tersebut untuk turut membantu. Dana dari program Corporate Social Responsibility (CSR) diminta dapat membiayai perbaikan jalan. Paling tidak untuk jalan penghubung antar desa atau jalan usaha tani. “Karena baik itu jalan poros, jalan lingkungan hingga jalan usaha tani banyak diusulkan. Jadi ini yang jadi perhatian utama kami,” tandasnya. (bct/eny)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: