Capaian Vaksinasi Covid-19 Pelajar di Penajam Masih Minim

Capaian Vaksinasi Covid-19 Pelajar di Penajam Masih Minim

Penajam Paser Utara - Capaian vaksinasi Covid-19 pelajar di Penajam Paser Utara (PPU) masih belum memenuhi target. Sulitnya capaian vaksinasi Covid-19 pelajar terpenuhi karena masih ada orang tua tidak memberikan izin anaknya divaksinasi. Per Januari 2022, capaian vaksinasi Covid-19 pelajar untuk kelompok anak dan remaja pada dosis 1 telah mencapai 84,75 persen. Dari total target sebanyak 18.983 jiwa. Sedangkan untuk dosis 2 sekira 74,18 persen. Baca Juga: Kasus Terkonfirmasi Positif Covid-19 Naik, Penajam Evaluasi PTM "Kami terus melakukan vaksinasi agar tercapai target, bukan hanya untuk remaja, tapi pada semua kelompok masyarakat," ujar Juru Bicara Satgas Penanganan COVID-19 PPU dr Jansje Grace Makisurat beberapa waktu lalu pada Disway Kaltim. Kepala Dinas Kesehatan (Diskes) PPU ini menargetkan capaian vaksinasi Covid-19 pelajar sebesar 90 persen. Maka dari itu, program vaksinasi pelajar dikebut dengan mengejar setidaknya seribu anak per hari untuk divaksin. Dalam pelaksanaannya, program itu mendapat respons yang cukup positif dari orang tua. Namun, masih ada saja yang belum mengizinkan anaknya disuntik vaksin Covid-19. Baca Juga: Pertumbuhan Ekonomi Kaltim Didominasi Jasa Kesehatan dengan Angka 13,34 Persen "Tidak masalah ada orang tua yang tidak mau anaknya divaksin, kami tidak memaksa. Tapi, kalau nanti mau atau izinkan anaknya divaksin harus melalui sekolah anak bersangkutan yang jadwalkan vaksin," ujar dia. Terpisah, Kepala Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga (Disdikpora) PPU Alimuddin menuturkan, setidaknya masih ada ribuan siswa-siswi, khususnya tingkat sekolah dasar (SD) maupun sekolah menengah pertama (SMP), yang belum menerima vaksin. Jumlahnya sekira 7.276 pelajar. Selain pengaruh orang tua, juga karena sang anak tersebut memiliki penyakit. Sehingga tidak memungkinkan untuk dilakukan vaksinasi. Beredarnya informasi tidak benar mengenai efek vaksinasi menjadi alasan para orang tua tak membiarkan anaknya divaksin. Baca Juga: Catatan Dahlan Iskan: Doa Wadas "Saat saya tanya kenapa anaknya dilarang vaksin, ternyata dilihat dari televisi kah atau mendengar efek vaksin, padahal sejauh ini tidak ada dampak buruk dari vaksin yang terjadi selama para pelajar ini divaksinasi," jelasnya. Alimuddin sangat-sangat berharap pola pikir itu bisa segera berubah. Apa lagi saat ini diyakini tengah memasuki masa gelombang ketiga Covid-19. Namun demikian, sosialisasi dan upaya pemberian pemahaman tak henti-hentinya dilakukan. Melibatkan seluruh stakeholder dalam memahamkan pentingnya vaksin Covid-19 ini. "Kami mengimbau pada seluruh orang tua yang belum mengizinkan putra-putrinya untuk menerima, agar memberikan izin demi menjaga keselamatan anak-anak kita," tutupnya. (rsy/eny)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: