DPMB Kutim Dorong Pengembangan Bumdes

DPMB Kutim Dorong Pengembangan Bumdes

Kutim, nomorsatukaltim.com– Sebagian besar desa di Kutai Timur (Kutim) telah memiliki Badan Usaha Milik Desa (Bumdes). Namun masih banyak pula aktivitasnya yang jalan di tempat. Hal ini yang membuat Dinas Pemberdayaan Masyarakat Desa (DPMD) mendorong keaktifan Bumdes di tiap desa.

Diketahui ada 108 Bumdes telah berdiri dari 141 desa yang ada di Kutim. Namun, hanya 92 saja yang bisa dikatakan aktif, sementara sisanya bisa disebut vakum. Bumdes disebut aktif jika telah menjalankan usaha sesuai dengan potensi yang dimiliki oleh desa. Sementara untuk yang tidak aktif dan belum terbentuk, disebut tengah mendata potensi desa untuk dikembangkan. Kepala DPMD Kutim, Yuriansyah mengatakan, pihaknya ingin tiap desa memiliki Bumdes yang aktif. Untuk itu, peningkatan sumberdaya manusia bagi pengelola Bumdes bakal sering dilakukan. “Jadi bentuknya seperti bimtek dan pelatihan. Jadi pengelolaan dapat berjalan profesional,” ucap Yuriansyah. Tujuan akhirnya adalah peningkatan perekonomian masyarakat desa. Sebab ia meyakini dengan pengelolaan yang rapi berdampak pada kondisi ekonomi desa. Sehingga secara tidak langsung kesejahteraan warga juga terangkat. “Jadi saya ingin Bumdes tidak hanya sekedar dibentuk saja, lalu vakum. Tapi juga dapat mendorong perekonomian desa,” tuturnya. Sejauh ini, menurutnya, ada dua Bumdes yang dinilainya cukup berhasil. Bahkan ia meminta kepada desa yang belum membentuk Bumdes dapat meniru. Yaitu Bumdes milik Desa Sangatta Utara dan Desa Martadinata, Kecamatan Teluk Pandan. “Bumdes Desa Sangatta Utara memiliki banyak unit usaha. Sedangkan yang di Desa Martadinata paling bagus mengelola keuangan,” ungkapnya. Selain itu yang tidak kalah penting adalah pemetaan potensi desa. Sehingga komoditi yang jadi andalan desa tersebut dapat dikelola oleh Bumdes. Tentu saja hal ini perlu melibatkan banyak pihak. Selain masyarakat desa, perusahaan di sekitar desa juga perlu terlibat mengenai masalah ini. “Entah itu memberikan fasilitas pelatihan, atau membantu masyarakat memetakan potensi desanya. Intinya bagaimana semua potensi ini digali dan meningkatkan perekonomian desa,” tandasnya. (bct/fdl)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: