BPTP-KITADIN Latih Petani Ramah Lingkungan
SAMARINDA, nomorsatukaltim.com - Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) PT Kitadin Site Embalut menggelar pelatihan kepada kelompok tani di 4 desa. Kegiatan ini terselenggara atas dukungan PT Kitadin Site Embalut pada warga sekitar perusahaan. Pelatihan Pertanian, Perkebunan Buah dan Pembuatan Pupuk Organik bagi warga 4 desa di Tenggarong Seberang Kutai Kartanegara (Kukar) berlangsung Kamis (2/12/2021). Mereka yang beruntung ialah kelompok tani di Desa Bangun Rejo, Kerta Bhuana, Separi dan Embalut. Pelatihan bagi para kelompok tani (Poktan) di 4 desa ini kerjasama PT Kitadin dengan PT Syngenta, Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) serta Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Kaltim. Acara yang dijadwalkan selama 3 hari, ditutup Sabtu (4/12) besok ini dipusatkan di Taman Teknologi Pertanian (TTP) Desa Bangun Rejo Blok A. "Tujuan dari kegian ini melaksanakan program pasca tambang bidang pendidikan. Meningkatkan wawasan peserta pelatihan tentang LEISIA dan ICLM. Yakni tata cara pertanian berkelanjutan yang ramah lingkungan dengan kekuatan ganda," jelas Mine Head PT Kitadin Site Embalut, Bonifasius Tritra Tipa didampingi M Ngirohmudi pada Disway News Network (DNN). Sedikitnya ada 50 peserta dari perwakilam Poktan di 4 desa. Dibagi jadi 3 kloter. Hari pertama pelatihan pertanian 13 orang, kedua pelatihan perkebunan ada 12 poktan, dan hari terakhir pelatihan pembuatan pupuk organin sbanyak 25 peserta. Tentunya kegiatan spesial ini mengutamakan protokol kesehatan (prokes) ketat dan menerapkan 5M. Camat Tenggarong Seberang, Sugiarto saat membuka pelatihan itu cukup mengapresiasi acara dari PT Kitadin. Karena bisa meningkatkan pengetahuan SDM dan diaplikasikan dalam kegiatan pertanian. Ia mengimbau agar peserta bisa serius dalam mengikuti pelatihan. "Pelatihan ini sangat bagus, bisa meningkatkan kualitas panen dan pendapatan para petani. Sehingga kedepan pertanian di Kukar dari para peserta ini bisa menyangga IKN. Tentunya ini sejalan dengan program Bupati Kukar," ujar Sugiarto. Ir M Chary Septyadi, narasumber juga praktisi dan staf teknis BPTP Kaltim ini menguraikan. Jika program LEISIA (Low External Input Sustainable Agriculture) dengan inovasi teknologi ICLM (Integrated Crops Land Management) ini diterapkan secara tepat dan benar. Maka dapat meminimalisasi biaya input, menyehatkan tanah, meningkatkan produktivitas serta memperbaiki kualitas produk panen. Sehingga dapat meningkatkan pendapatan. "Intinya kami mengenalkan pertanian yang ramah lingkungan dengan penggunanan bahan pupuk organik dari bahan sekitar. Yakni memakai teknologi konvensional dan organik di sekitar seperti kompos yang bisa meningkatkan kualitas pertanian. Sehingga peserta bisa lebih bertanggung jawab terhadap usaha pertanian yang dihasilkan," urai M Chary diamini Ir Tarbiyatul Munawwarah, Peneliti BRIN. (adv/hry)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: