Salam dari Kampung Baru
Ada sedikitnya tiga pemandangan. Yang saya lihat setiap hari. Saat saya melintas di Jalan R Suprapto, Kampung Baru, Kecamatan Balikpapan Barat. Tepatnya dari arah Kampung Baru Tengah menuju ke arah Kebun Sayur. Saya yakin. Warga yang tinggal di seputaran kampung baru juga pasti rutin melihat pemandangan yang sama. Dengan yang saya lihat. Pemandangan pertama: deretan kendaraan yang sedang antre solar. Rata-rata jenis truk. Yang sedang antre mengisi solar di SPBU Kebun Sayur. Antreannya mulai dari depan SPBU sampai menuju ke arah Kampung Baru Tengah. Terkadang antreannya bisa sampai ke Puskesmas Baru Tengah. Antrean ini sudah berlangsung lama. Dan sepertinya belum akan berakhir. Mungkin antreannya malah semakin panjang. Karena keliatannya belum ada solusi dari para pihak terkait. Padahal adanya antrean solar tersebut dapat membahayakan pengguna kendaraan. Karena lebar jalan menjadi sempit. Sementara kendaraan yang melintas cukup banyak. Muncul antrean solar, muncul pula tanda larangan parkir dadakan. Saya tidak perlu menyebutkan ditujukan untuk siapa. Anda pasti sudah tahu. Tanda larangan parkirnya ada yang menggunakan ban bekas. Kayu bekas. Ada juga yang dari bangku sekolah. Yang ditambah papan kayu dengan tulisan: dilarang parkir. Karena tidak seragam jadi terlihat tidak elok dipandang mata. Bahkan membuatnya terlihat kumuh. Pemandangan berikutnya aspal yang mengelupas. Juga ada yang membentuk lubang. Tepat di depan Kantor Kecamatan Balikpapan Barat. Sudah cukup lama juga. Sangat berbahaya juga bagi pengguna kendaraan. Terutama sepeda motor. Saya pernah melihat langsung. Pengendara sepeda motor yang nyaris jatuh. Karena melewati lubang itu. Untungnya si pengendara bisa menjaga keseimbangan. Dengan dibantu kedua kakinya. Saya juga pernah merasakan lubang itu. Saat mengendarai mobil. Karena tidak melihat, ban mobil saya melewati aspal yang berlubang itu. Bukkk... Saya kaget. Tapi tidak sempat zikir-seperti anggota DPRD Balikpapan itu. Yang selalu berzikir saat melewati Jalan Taman Sari yang rusak. Dulu. Sebelum kantor Kecamatan Balikpapan Barat itu ada juga jalan yang berlubang. Kecil. Namun cukup membahayakan bagi pengguna sepeda motor. Syukur lah. Lubangnya sudah ditambal. Saya tidak tahu yang menambal. Apakah warga sekitar atau instansi terkait. Karena tambalannya kelihatan tidak rapi. Dan cepat mengelupas. Seperti dari semen. Tapi cukup amanlah untuk dilewati. Usai melewati aspal yang mengelupas dan berlubang. Pengguna kendaraan akan bertemu dengan simpang empat Lapangan Foni. Yang kalau lagi ramai bisa terlihat semrawut: karena semua ingin duluan: Yang dari arah Kampung Baru. Dari Lapangan Foni. Dari Jalan Semoi. Dan dari arah Kebun Sayur. Akhir tahun lalu di persimpangan ini pernah terjadi kecelakaan lalu lintas. Korbannya seorang remaja. Yang mengendarai sepeda motor dari arah Lapangan Foni. Yang tewas tertabrak sebuah mobil, yang datang dari arah Kebun Sayur. Sampai kapan pemandangannya terlihat seperti itu? Ya tidak ada yang tahu. Mungkin pembaca ada yang tahu? Atau pejabat yang sering melintas di situ bisa tahu jawabannya? (*)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: