Dampak Negatif Batubara untuk Lingkungan, Ketua DPRD Kukar Beri Pandangan

Dampak Negatif Batubara untuk Lingkungan, Ketua DPRD Kukar Beri Pandangan

Kukar, nomorsatukaltim.com - Mulai adanya timbul beberapa keputusan beberapa negara, yang mulai meninggalkan penggunaan batubara, hingga adanya perubahan iklim akibat penggunaan batubara sebagai bahan utama Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU), jadi perbincangan hangat. Sedikit banyaknya, tentu memberikan dampak kepada Kabupaten Kutai Kartanegara (Kukar).

Kukar yang menjadi salah satu produsen batubara terbesar di dunia, tentu akan menerima dampaknya. Tak hanya melulu masalah perubahan iklim saja, juga terkait aspek ekonominya. Mengingat Kukar menjadi salah satu penyumbang ekspor batubara di Indonesia. Dan sebagian besar batang tubuh APBD Kukar, disumbang oleh sektor pertambangan batubara. Dikonfirmasi terkait hal itu, Ketua DPRD Kukar enggan berkomentar lebih detail. Lantaran sebagai pihak legislatif belum mendapatkan informasi itu secara jelas. Perlunya kajian mendalam yang dilakukan terkait hal itu. Di satu sisi memang perlu diperhatikan dampak lingkungannya, tapi juga disisi ekonominya. Menjadi Pendapatan Asli Daerah (PAD) terbesar untuk Kukar. "Toh memang bagaimana ini bisa diatur dan dikaji dengan baik oleh para ahlinya," ujar Rasid menanggapi, Kamis (11/11/2021). Rasid pun menginginkan jika sisi ekonominya yang menjadi perhatian serius. Karena banyaknya tenaga kerja yang berasal dari masyarakat Kukar yang mengadu nasib di sektor ini. Tentu solusi konkrit yang dilakukan bagaimana memanfaatkan dan mengelola sektor pertambangan batubara dengan baik dan jeli. Ada win-win solution-nya. Terkait adanya wacana transformasi PLTU yang bersumber dari hasil pertambangan batubara, ke Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN) yang lebih ramah lingkungan. Disebut Rasid kembali lagi, para ahli harus mempelajari dan mengkajinya lebih detail lagi. Bagaimana bisa menekan sisi negatif dan memberikan dampak positif yang luas bagi Kukar saat ini. (mrf/fdl)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: