Call Center 112, Tanggap Darurat Lewat Bontang Siaga
Tak perlu banyak menghafal nomor polisi, pemadam kebakaran, atau rumah sakit jika ada keadaan darurat. Bontang punya satu nomor untuk semuanya, yakni 112. nomorsatukaltim.com - Belum banyak daerah memiliki nomor panggilan darurat atau emergency call 112. Padahal, aturan penggunaan nomor tunggal tersebut sudah terbit sejak 2016 lalu, yakni Peraturan Menteri Komunikasi dan Informatika (Permen Kominfo) Nomor 10 Tahun 2016. Dalam regulasinya, panggilan darurat wajib menggunakan nomor tunggal 112. Bontang adalah salah satu daerah yang telah menerapkannya. Diluncurkan pada 25 Agustus 2021 lalu, layanan bertajuk Bontang Siaga atau Siap Melayani Warga ini sudah beroperasi dan dirasakan manfaatnya oleh publik. Kepada Dinas Komunikasi dan Informatika (Diskominfo) Bontang, Dasuki menyebutkan, layanan call center ini merupakan salah satu program prioritas Wali Kota Basri Rase dan Wakil Wali Kota Najirah. Baca juga: Bontang Siap Jadi Kota Cerdas “Selama 24 jam kita layani melalui call center 112, kalau ada hal-hal penting yang mengganggu keamanannya dan mengancam nyawa, bisa hubungi 112,” katanya dikutip dari Harian Disway Kaltim - Disway News Network (DNN). Kenapa 112, kata Dasuki, karena nomor tersebut merupakan nomor yang turut berlaku di internasional. “Jadi di negara manapun, saat keadaan darurat telepon 112,” tambahnya. Bontang pun patut berbangga, sebab menjadi salah satu daerah dari tiga kota daerah di Kaltim yang juga memiliki call center. Dasuki turut menjelaskan bagaimana masyarakat memanfaatkan layanan ini. Kata mantan Kepala Dinas Pendidikan ini, masyarakat cukup menekan 112 dari mana saja untuk menghubungi call center. Nomor otomatis akan tersambung ke Command Center yang berada di lantai 2 Auditorium Tiga Dimensi. Lanjut Dasuki, ini merupakan upaya pemerintah untuk mengintegrasikan layanan kedaruratan di instansi-instansi tersebut. Baca juga: Wifi Gratis di Bontang Resmi Diluncurkan “Setelah menelepon 112, kami teruskan ke instansi yang akan menangani, misal kejadian kebakaran ke pemadam, kecelakaan ke polisi, butuh ambulans ke rumah sakit, dan lain-lain,” tuturnya. Petugas di lapangan, kata Dasuki akan merespons cepat panggilan darurat dari masyarakat. Meski baru diluncurkan sekira 2-3 bulan lalu, beberapa warga sudah menggunakan dan memanfaatkannya. “Misalnya kemarin ada kejadian kucingnya masuk gorong-gorong enggak bisa keluar, telepon ke call center minta bantuan, kami terjunkan damkar (pemadam kebakaran) untuk membantu. Jadi sudah seperti di luar negeri juga, binatang pun kami tolong,” ungkapnya. Sementara itu, Dasuki mengungkap bahwa pembangunan call center ini tidak memakan anggaran sepeserpun. Katanya, semua peralatan dan sumber daya manusia (SDM)-nya menggunakan milik Diskominfo. Bahkan sistemnya pun adalah hasil sumbangan perusahaan melalui corporate social responsibility (CSR). “Kalau kita lihat daerah lain ada yang komputernya banyak sekali, di kami tidak. Komputer pakai punya Kominfo ada dua unit, orang-orangnya juga pakai orang kami (Diskominfo) yang sudah dilatih. Sehingga call center ini bisa terwujud dan berjalan,” katanya. Meski dengan keterbatasan infrastruktur dan SDM, namun Dasuki menegaskan masih sangat mampu mengakomodasi panggilan dan keluhan yang masuk di call center tersebut. “Sangat cukup, karena jumlah laporan yang masuk belum signifikan,” tandasnya. Namun pihaknya tak ingin cukup di situ saja. Dasuki dan timnya sudah menyiapkan rencana pengembangan call center tersebut. Terutama untuk meningkatkan infrastruktur serta tata kelolanya. Sebelum ke sana, pihaknya terlebih dulu akan mengevaluasi total pelayanan call center tersebut bersama instansi-instansi terkait. “Akan kita evaluasi menyeluruh, termasuk respons instansi saat ada aduan. Baru setelah itu infrastruktur kita benahi, bahkan di kota lain ada yang rekrut volunteer untuk SDM-nya. Itu rencana ke depan,” pungkas Dasuki. ADV/ZUL
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: