ANALISA: Duet Javlon-Nur Rentan Kebobolan

ANALISA: Duet Javlon-Nur Rentan Kebobolan

Maka sebagai solusi, pelatih harus melakukan rotasi berkala. Yang sialnya, ini menjadi persoalan di kemudian waktu. Begini, ketika Javlon dan Wildansyah bermain sebagai bek tengah. Borneo FC hanya kebobolan sebanyak 2 kali. Berbeda hasilnya ketika yang menjadi palang pintu adalah duet Javlon-Nur. Pasangan terakhir kebobolan sebanyak 4 kali dalam 167 menit (11 menit waktu bermain Nur adalah menggantikan Leo di laga pembuka).

Artinya, duet Javlon-Nur kebobolan setiap 41,75 menit. Sementara duet Javlon-Wildan, kebobolan setiap 186 menit. Dalam hitung-hitungan awam, Borneo FC hanya kebobolan 2 gol dalam 2 laga. Sementara ketika memainkan pasangan Javlon-Nur, mereka kebobolan 2 gol dari 1 laga. Sebuah perbedaan yang mencolok?

Analisa ini berangkat dari apa yang terjadi dalam 2 laga terakhir kontra Bali United dan Persita. Ketika melawan Bali, pertahanan Borneo yang dikawal Javlon-Wildan membuat Spasojevic, Lilipally, dan Platje frustasi. Jangankan membuat gol, membuat peluang emas saja sulit.

Namun karena Wildan mengalami rasa sakit dan meminta digantikan pada jeda pertandingan. Nur masuk pada awal babak kedua. Dan 3 menit berselang, Bali membuat gol mereka. Yang kebetulan, gol itu terjadi karena missed position Nur ketika mengawal Spaso saat menerima umpan tendangan bebas Eber Bessa. Dalam duel 1 lawan 1, Nur yang menempel Spaso kalah kuat sehingga penyerang naturalisasi milik Bali United dengan mudah membuat gol.

Hal nyaris serupa terjadi di laga lawan Persita di pertandingan terbaru. Wildan yang membuat gol pembuka bagi timnya. Tidak cukup fit untuk melanjutkan permainan di babak kedua. Maka Nurdiansyah masuk menggantikan Wildan sejak kick-off babak kedua. Dan yang terjadi setelah itu adalah kenyataan pahit bagi Borneo. Karena setalah unggul 2-0 serta punya 1 pemain lebih banyak di lapangan. Pesut Etam justru kebobolan dua gol pada menit ke-76 dan 89.

Catatan ini harus dipahami bukan mendiskreditkan Nurdiansyah. Atau menuding jebolan akademi Borneo FC itu sebagai biang keladi atas rentetan kebobolan yang terjadi. Namun lebih pada efektivitas pasangan bek tengah saja. Duet Javlon-Nur sejauh ini tidak cukup baik. Tentunya, banyak faktor yang mempengaruhi. Dari kemampuan individu, komunikasi, kepaduan, hingga pemahaman taktikal.

Risto Vidakovic tentu harus melihat fakta ini untuk menentukan alternatif bek tengah jika Wildansyah belum bisa selalu bermain 90 menit. Selain Nurdiansyah, Borneo FC masih memiliki Andika Kurniawan dan Komang Teguh di posisi bek tengah.

Jika Komang tak dipasangkan dengan Javlon karena lebih baik di posisi gelandang bertahan. Sementara Andika dianggap belum memenuhi ekspektasi. Tentu Borneo harus bersiap berbelanja di bursa transfer pertengahan musim. Begini, tidak bisa dimainkannya secara penuh Wildansyah saja sudah menjadi persoalan. Apalagi ketika Javlon yang harus absen, entah karena cedera atau akumulasi kartu. Apa tidak tambah jadi perkara?

Atau, opsi termurah bagi Pesut Etam adalah, memoles Nurdiansyah, Andika, dan Komang untuk menjadi lebih sip. Ketika sewaktu-waktu klub membutuhkan mereka di atas lapangan. Pilih yang mana, Risto? FRD/AVA

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: