PPI Kenyamukan Belum Beroperasi, Padahal Dapat Ukur Potensi Perikanan

PPI Kenyamukan Belum Beroperasi, Padahal Dapat Ukur Potensi Perikanan

Kutim, nomorsatukaltim.com – Pangkalan Pendaratan Ikan atau PPI Kenyamukan belum beroperasi hingga kini. Padahal keberadaannya bisa mengukur potensi hasil perikanan laut di Kutim. PPI tersebut berada di Dusun Kenyamukan, Sangatta Utara. Bangunan PPI Kenyamukan sendiri sebenarnya sudah tersedia, begitu juga dengan pabrik pengolah es batu dan stasiun pengisian bahan bakar nelayan. Tetapi karena tidak pernah dipakai nelayan untuk melabuh hasil tangkapan, semua fasilitas itu terbengkalai. Hingga saat ini, bisa dibilang PPI Kenyamukan ini tidak pernah beroperasi. Baca juga: PPI Kenyamukan di Kutim Butuh “Belaian” Jika beroperasi, PPI ini dapat menjadi barometer hasil laut di Kutim. Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) Kutim, Ayub mengatakan, sejauh ini tidak bisa dipastikan berapa besar potensi perikanan laut di Kutim. “Selama ini yang kami ukur berdasar dari timbangan di pasar saja,” ucap Ayub kepada nomorsatukaltim.com - Disway News Network (DNN). Bersandar pada data hasil penjualan ikan di pasar, angkanya sekitar 4 ribu ton per tahun. Sementara itu, ikan di pasar tidak semuanya berasal dari nelayan Kutim. Terkadang ada pula tangkapan dari Berau atau Bontang. “Memang kami sudah perkirakan dengan jumlah kapal nelayan. Tapi tetap tidak bisa jadi patokan,” tuturnya. Baca juga: 2019, PPI Belum Bisa Tarik Retribusi Ada sekitar 2.500 nelayan, tentu Kutim harus memiliki PPI. Agar hasil tangkapan nelayan dapat langsung terjual di pasar. Hasil tangkapan pun dapat lebih segar karena akses yang lebih dekat. Setidaknya ada sekitar 5 desa yang memiliki nelayan cukup banyak. Mulai dari Sangkulirang, Desa Selangkau, Muara Bengalon, Kenyamukan dan Teluk Pandan jadi basis nelayan dengan jumlah besar. “Baik nelayan yang melaut berbulan-bulan. Sampai yang hanya berangkat malam pulang pagi. Semua ada,” sebutnya. Oleh karena itu ia menilai, peran PPI ini begitu penting di Kutim. Agar hasil nelayan tangkap bisa langsung dinikmati warga. Baca juga: Potensi Besar Produk Olahan Perikanan Kutim; Hasil Melimpah, Lemah Pemasaran Bahkan menurutnya, jumlah pelabuhan perikanan perlu ditambah. Desa Selangkau jadi bidikan jika kemampuan keuangan daerah mencukupi. “Masih rencana, tapi saya rasa perlu. Karena kita tidak mungkin memakai pelabuhan milik tambang atau sawit. Jadi memang harus punya pelabuhan sendiri,” tandasnya. (bct/zul)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: