Perbaikan Jalan Samarinda-Bontang Telan Rp 227 M, BBPJN Tagih Janji Konsesi Tambang
Kukar, nomorsatukaltim.com - Akhirnya, Jalan Samarinda-Bontang mendapat perbaikan. Tepatnya dari ruas Lempake, Samarinda Utara, hingga Simpang Muara Badak, Kukar. Dari ruas jalan sepanjang 52 kilometer yang jadi perhatian Balai Besar Pelaksanaan Jalan Nasional (BBPJN) Wilayah XII Balikpapan, 23 kilometer di antaranya yang akan dibenahi. Salah satu ruas terparah di Jalan Samarinda-Bontang itu, yakni di Desa Tanah Datar, Muara Badak akan menjadi prioritas. Hal ini dijelaskan PPK 2.1 PJN Wilayah II Kaltim, Teuku Surya Dharma. Baca juga: Begini Kondisi Jalan Samarinda-Bontang yang Kerap Dikeluhkan Itu Katanya, BBPJN Wilayah XII Balikpapan yang langsung mengerjakan perbaikan ruas jalan Samarinda-Bontang itu. Pengerjaannya sudah dimulai sejak Juni 2021 lalu. Karena kondisi kerusakan di Desa Tanah Datar cukup parah, maka fokus perbaikan diutamakan di sana terlebih dahulu. Sedangkan jalan di Lempake sembari berjalan. Pengerjaan di Desa Tanah Datar berfokus pada pengerjaan galian saluran drainase dan saluran air permanen. Sehingga kondisi banjir yang kerap terjadi, dapat tertangani sementara, agar kerusakan di jalan tersebut tidak bertambah besar. "Yang kita lakukan sekarang tahun ini, adalah pengaliran airnya serta saluran permanen," jelas Teuku pada nomorsatukaltim.com-Disway News Network (DNN). Baca juga: Jalan Poros Samarinda-Bontang Banyak Lubang, Makin Tak Nyaman Dilintasi Teuku pun mengatakan, proyek perbaikan jalan yang diperbaiki ini pun bervariasi. Kerusakan ada yang terjadi berupa titik-titik atau spot. Juga ada yang kerusakan penuh sepanjang jalan. Jika di Lempake hingga SPBU dan Bandara APT Pranoto Samarinda kerusakannya berupa titik-titik. Sedangkan jalan dari simpang bandara hingga simpang Muara Badak menyeluruh, alias rusak total. Berbeda halnya saat proses perencanaan perbaikan. Kondisi jalan Bandara APT Pranoto menuju simpang Muara Badak terbilang masih bagus, kerusakan hanya terjadi berupa titik-titik saja. Rupanya akibat adanya sedimentasi dari aktivitas pengupasan lahan sekitarnya, memperparah kondisi jalan penghubung beberapa kabupaten dan kota di Kaltim ini. Baca juga: Jalan Desa Manunggal Jaya Bisa Jadi Alternatif Jalan Poros Samarinda-Bontang "Waktu perencanaan dulu kondisi jalan Bandara sampai Simpang Muara Badak masih bagus. Perubahan kondisi yang signifikan inilah kita fokus ke situ, akibat sedimentasi dari pengupasan lahan, kita enggak bilang itu tambang ya," tambah Teuku lagi. Teuku menambahkan, proyek multi years yang dikerjakan oleh PT Bumi Karsa, kontraktor asal Makassar inipun bakal menghabiskan anggaran pemerintah pusat mencapai Rp 227 miliar. Dikerjakan hingga 2023 mendatang. Dengan anggaran untuk 2021 senilai Rp 36 miliar, pada 2022 senilai Rp 140 miliar. Sisanya lagi Rp 51 miliar di tahun ketiganya. Teuku menjelaskan, dua konsesi pertambangan (KP), yakni PT LH dan PT CBS yang berinvestasi sekitar Desa Tanah Datar, sebelumnya berkomitmen untuk melakukan penggalian sedimentasi di sepanjang jalan poros tersebut. Namun sejak Oktober 2020 lalu, komitmen itu urung terlaksana. Baca juga: Kecelakaan Maut di Jalan Poros Samarinda-Bontang, Satu Orang Tewas, Dua Luka-luka Padahal dua KP tersebut cukup lama berinvestasi dan mengeruk emas hitam, yang menjadi ciri khas kekayaan alam Kukar selain minyak bumi dan gas (migas). Sehingga dua perusahaan tersebut setidaknya bisa memberikan sumbangsih yang besar bagi Kukar. Karena ini menyangkut kebutuhan mutlak di akses jalan tersebut. Di mana di akses jalan ini, sangat berhubungan dengan aktivitas ekonomi yang ada di Desa Tanah Datar. "Sampai hari ini belum mereka laksanakan. Itu saja harapan kami agar mereka segera melaksanakan janji mereka tersebut," pungkas Teuku. (mrf/zul)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: