Alif Turiadi: Kecewa Sunmori
Penghadangan kelompok penghobi sepeda motor di Desa Batuah, Kutai Kartanegara, sampai juga ke telinga anggota legilatif. Insiden diduga akibat konvoi yang melibatkan rombongan klub motor, memicu keprihatinan Alif Turiadi.
Kutai Kartanegara, nomorsatukaltim.com - Wakil Ketua DPRD Kukar itu tak habis pikir, bagaimana bisa kegiatan ini berjalan ketika penerapan PPKM Level 4 sedang berlangsung. “Seharusnya mereka sedikit menahan diri, terlebih saat ini dalam masa penerapan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Level 4,” kata Alif Turiadi. Konvoi klub motor yang dikenal dengan Sunday morning ride atau sunmori memang sedang menjadi tren. Politikus Gerindra itu mengatakan, saat ini kasus COVID-19 di Kaltim sedang tinggi-tingginya. Akibatnya, rumah sakit milik daerah hingga swasta pun penuh. Nakes berjuang siang malam merawat pasien COVID-19 yang bergejala sedang, berat hingga kritis. “Harus ada empati yang ditunjukkan, bukan malah berkumpul, berkonvoi, hingga menimbulkan keramaian,” imbuhnya. "Di tengah PPKM level 4 ini kan harusnya semua bisa menahan diri. Ya tentunya mengimbau seluruh masyarakat untuk tidak melakukan kumpul-kumpul dulu, terlebih situasi di Kukar masih banyak kasus, imbau agar tidak terjadi kerumunan massa," sesal Alif Turiadi, Kamis (5/8). Alif pun menganggap para pemotor melanggar aturan pemerintah terkait PPKM level 4. “Padahal sebagian besar masyarakat berusaha menaati anjuran pemerintah.” Tak sedikit yang menutup tempat usaha, mengurangi jam operasional, sampai memutus hubungan kerja. Alif Turiadi mempertanyakan proses izin kegiatan itu bisa berlangsung. Harusnya ada izin dari Satgas COVID-19. Namun ia meyakini kegiatan tersebut tidak mengantongi izin. Dibuktikan kegiatan mereka di salah satu rumah makan dibubarkan oleh kepolisian. "Cukup menyayangkan hal ini, di tengah kesulitan masyarakat menghadapi PPKM malah ada oknum yang melanggar," katanya lagi. Wakil Ketua DPRD Kukar inipun berharap kejadian ini jangan sampai menimbulkan kesenjangan sosial ditengah masyarakat. Jangan sampai ada nada miring, masyarakat kecil dirumah saja, oknum bebas seperti biasanya. "Kita ini semua sama, tidak bisa dibedakan dalam penerapan PPKM level 4 ini," tegasnya lagi. Alif pun meminta ini menjadi pelajaran bersama. Baik pengambil kebijakan juga masyarakatnya. Saling menghormati demi kebaikan bersama. Toh ini juga untuk kepentingan masyarakat secara meluas. COVID-19 pergi, yang diuntungkan juga masyarakat. Bisa kembali menjalani kehidupan normal lagi, selayaknya sebelum Indonesia "diserang" Corona. Tentu itu yang diimpikan oleh seluruh masyarakat. Tak terkecuali masyarakat di Kukar. Terlebih, gelombang penyebaran yang belum terhenti. Meski pelan-pelan coba dikendalikan. Kasian, nakes berjuang siang malam. Pasien menumpuk. Toh jika nakes kelelahan, yang merasakan akibatnya adalah masyarakat sendiri. Pelayanan kurang maksimal dan seadanya. "Semoga masyarakat bisa sadar, tidak ada lagi sunmori-sunmori dulu selama pandemi ini," harap Alif. Kabupaten Kutai Kartanegara saat ini menjadi salah satu daerah di Kaltim dengan kasus COVID-19 tertinggi. Untuk menekan wabah, perlu kerja sama antara pemerintah dan masyarakat. * Pewarta: Muhammad Rafi'iCek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: