Warga Berharap BPBD Siaga di Bendali Telaga Sari
Balikpapan, nomorsatukaltim.com - Warga RT 49, Gunung Sari Ilir (GSI) berharap Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) bersiaga untuk memastikan keselamatan mereka. Pasalnya drainese limpahan air bendali Telaga Sari berada di tengah-tengah permukiman warga. Jika turun hujan, potensi banjir dialami mereka.
Bendali Telaga Sari memiliki drainase limpahan selebar 8 meter dengan kedalaman sekitar 2 meter dan 3 meter. Drainase itu yang mengalirkan air dari waduk menuju hilir, yakni sampai di teluk Balikpapan melalui gorong-gorong sepanjang jalan A Yani. "Kalau dalam kondisi tidak bocor, maka saat hujan begini sih normal. Tapi kalau hujan itu baru terlihat (aliran air deras)," ujar Irwan, warga sekitar, ditemui, Rabu (19/5/2021). Dari informasi yang warga terima, kata dia, ada kebocoran atau ada rembesan pada dasar Bendali Telaga Sari yang mengakibatkan volume air terkuras dengan cepat melalui drainase. Ia khawatir air yang mengalir melalui drainase itu tidak terkendali jika hujan turun dengan intensitas curah yang tinggi. "Kami berharap instansi terkait mendirikan posko siaga bencana," katanya. Ia bercerita, sebelum kondisi waduk diketahui bermasalah, aliran air di drainase itu mengucur deras. Kondisi itu sudah terjadi sejak Idulfitri, katanya. "Awalnya warga mengira normal saja. Pintu air dibuka sih itu normal saja," katanya. Warga mengira, pihak bendali membuka pintu air sesuai jadwal seperti biasa. Orang awam seperti Irwan sudah cukup hapal jadwal buka tutup pintu air. Namun kali ini berbeda, suara gemuruh air yang meluncur di drainase tersebut tak kunjung mereda, bahkan setelah tiga hari setelah lebaran. "Padahal suara gemuruh itu muncul biasanya pas hujan deras saja. Arusnya deras. Bahkan kadang meluap. Tapi setelah merembes ini kita tidak tahu kok bisa suaranya seperti sedang hujan," katanya. Ia berharap agar instansi terkait bekerja lebih cepat untuk mengantisipasi hal-hal yang tidak diinginkan. "Takutnya kalau berlarut-larut, yang rembesan tadi semakin dalam dia mengikis tanah sekitarnya. Takutnya bocor lagi," katanya. Dari kacamata Irwan, kasus kekeringan di Bendali Telaga Sari kali ini, berbeda dengan kasus yang terjadi di tahun 2007. Di mana bencana longsor dan air bah yang terjadi 14 tahun silam itu, diakibatkan karena belum ada bangunan konstruksi waduk seperti sekarang. Pada saat itu, wilayah RT 49 yang paling terdampak. Meski potensi bencana longsor dan air bah mungkin terjadi paska adanya rembesan pada dasar waduk. Namun di sisi lain kondisi konstruksi bendali dinilai warga sudah jauh lebih kokoh saat dibangun 14 tahun silam. "Tentu beda, setelah dibangun kan juga ada perbaikan tanggul. Kalau dulu tidak ada konstruksi sama sekali," katanya. Namun demikian, warga tetap berharap agar pemkot mengambil langkah inisiatif mitigasi bencana. "Harapan saya ada tim dari Basarnas atau BPBD untuk meninjau pada saat hujan deras. Siapa tahu nanti terjadi, ada kondisi longsor," imbuhnya. (ryn)Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: