Menunggu Lawan

Menunggu Lawan

Kali ini mengulas soal politik. Sebetulnya, rada malas nulis tema ini. Karena hasilnya bisa berubah-ubah. Yang muncul dipermukaan bisa jadi bukan yang sesungguhnya. Pernyataan-pernyataan sejumlah tokoh politik, terkadang bersayap. Tapi, Ariyansah, wartawan Disway Kaltim meminta untuk membuat catatan. Soal politik di Balikpapan. Sudah beberapa bulan lalu Ia minta. Kebetulan Ariyansah banyak memberitakan peristiwa-peristiwa politik di Balikpapan. Bersayap itu misalnya begini: Safaruddin, ketua PDIP Kaltim menyatakan siap maju. Secara lisan. Tapi apakah Ia benar mau maju atau tidak. Belum tentu. Bisa jadi hanya tes pasar saja. Itulah politik. Sama saja. Beberapa tokoh lainnya juga masih bersayap. Yang terlihat serius tak bersayap hanya Ahmad Basir. Dari awal muncul, menyatakan diri, sampai sekarang. Mungkin karena Basir belum lama masuk dunia politik. Sekarang posisinya Bendahara Partai NasDem Balikpapan. Mungkin nanti, setelah lama di dunia itu, Basir bisa bersayap juga... Kedua, yang bikin saya enggan, lantaran waktunya masih jauh. Belum ada calon yang pasti. Masih mencari-cari. Mencocok-cocokan. Kendati sejumlah tokoh sudah kelihatan. Sudah pasti. Misalnya Rahmad Mas’ud. Posisi sebagai incumbent, wakil wali kota Balikpapan. Kemudian, ketua partai pemenang. Golkar Balikpapan sudah cukup kursi untuk mencalonkan diri. Bahkan saat ini, posisi Rahmad hanya menunggu. Siapa calon lawannya. Keputusan siapa wakil yang akan dipilih, sangat memungkinkan dipengaruhi oleh siapa lawan yang akan muncul. Siapa yang ditunggu? Prediksi saya, PDIP. Pertai pemenang kedua di Balikpapan. Dengan jumlah 8 kursi. Hanya butuh satu kursi untuk bisa mengusung calon. Pertanyaannya, siapa yang akan disorong PDIP? Apakah Puang Safaruddin yang maju atau Thohari Azis. Atau ada lagi kandidat lainnya. Dari hasil penjaringan bulan lalu, ada beberapa nama mencuat. Antara lain Yaser Arafat, YP Arita, Ahmad Basir dan Sabaruddin. Yang peluang menangnya besar, tentu Safaruddin. Setidaknya dilihat dari track record Pilgub dan Pileg tahun lalu. Catatan elektabilitas Puang cukup baik di Balikpapan. Sementara Thohari Azis, saya belum yakin berani ambil Balikpapan 1. Tapi untuk Balikpapan 2 masih oke. Tapi, pertanyaan berikutnya. Pertanyaan banyak orang. Apakah Puang Safar mau dan berani mundur dari DPR RI? Undang-Undang Pilkada No 10 tahun 2016 tentang Perubahan Kedua atas UU No 1 Tahun 2015, mensyaratkan harus mundur. Anggota DPR / DPRD yang hendak maju dalam Pilkada. Terjawab. Puang Safar ternyata mengembalikan formulir pendaftaran ke PDIP Balikpapan. Artinya siap. “Tinggal tunggu keputusan DPP PDIP,” kata Puang. Mengutip berita DiswayKaltim.com (17/8/2019). Tapi, menurut beberapa sumber Disway Kaltim berdasarkan interaksi dengan Puang Jenderal, katanya Puang tidak maju. Nah, itulah politik. Kita tunggu saja tanggal mainnya. Kita pilih saja opsi pertama. Seandainya Safaruddin maju. Pertanyaan berikutnya, siapa yang bakal jadi wakilnya? Ada sederet nama-nama tadi yang daftar penjaringan. Sabaruddin, sepertinya bukan opsi PDIP. Secara nasional, Gerindra sama PDIP belum sejalan. Kendati Prabowo hadir dalam Munas partai berlambang kepala banteng itu di Bali. Kendati Jokowi beberapa hari terakhir bertemu dengan Prabowo. Tapi saya prediksi sulit. Opsi terakhir. Tapi ini tidak mutlak. Namanya juga politik. Pilihan berikutnya YP Arita sama Yaser Arafat. Arita bisa berpeluang. Safaruddin pernah mengajak duet. Pada satu kesempatan menghadiri acara di Dome. Di tengah banyak orang. Banyak saksinya. Pun begitu dengan Yaser. Informasinya, Yaser diminta untuk mendaftar ke PDIP. Puang Safar sendiri yang menghubungi. Yaser saat mengembalikan formulir pendaftaran ke PDIP mengaku siap jika menjadi wakilnya Safaruddin. Bagaimana dengan Ahmad Basir? Bisa jadi masuk perhitungan. Tapi beberapa informasi yang diterima, sepertinya peluangnya kecil. Tapi bisa jadi informasinya yang keliru, atau belum matang. Basir juga menjalin komunikasi politik dengan beberapa kader PDIP. Nah, sekarang bolanya ada di PDIP. Jika diprediksi suaranya lemah di Balikpapan Timur, mungkin sosok Sabaruddin cocok. Ia punya suara besar di wilayah timur. Jika ingin menjaring suara Balikpapan Barat, Yaser cocok. Tapi, jika ingin mendulang suara kaum hawa. Ibu-ibu. Mungkin Arita pasangan yang tepat. Rahmad tentunya menyiapkan opsi juga. Apalagi setelah rapat keluarga. Saat umrah, belum lama ini. Hasilnya siap maju. Keluarga mendukung. Apakah ini berarti Demokrat juga akan mendukung Golkar. Banyak orang memprediksi itu. Pada penjaringan Partai Demokrat, yang mendaftar hanya untuk posisi nomor dua. Sebut saja Ahmad Rosyidi. Saat diwawancarai, Ahmad Rosyidi sadar, Demokrat tentunya akan mendukung Rahmad. Untuk Balikpapan Satu. Lalu, siapa yang akan dipilih Rahmad? Dalam beberapa kesempatan ditanya wartawan, Rahmad selalu bilang kalangan birokrat. Bisa dibaca, siapa kira-kira tokoh birokrat di Balikpapan. Bisa Sayid MN Fadli atau Muhaimin. Yang sering dibicarakan banyak orang. Atau bisa dari luar birokrat. Tergantung siapa lawan yang akan muncul. Syukri Wahid (PKS) dan Letkol Caj Solehudin Siregar juga disebut-sebut diperhitungkan Rahmad. Tapi, menarik mencermati Pilkada Balikpapan nanti ini. Saya prediksi bisa sampai tiga pasangan calon. Harusnya bisa empat. Jika melihat komposisi partai. Golkar- Demokrat, PDIP cs, Gerindra-PKS dan partai gabungan. Tapi, tiga pasangan calon saja sudah cukup ramai. Bagaimana dengan Anda? */ masukan dan saran bisa dikirim ke email [email protected].

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: