Beda Data Menteri, Gubernur dan Bupati dalam Pembangunan Bendungan Sepaku-Semoi

Beda Data Menteri, Gubernur dan Bupati dalam Pembangunan Bendungan Sepaku-Semoi

Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN)/Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) Suharso Monoarfa, kembali mengunjungi Kalimantan Timur (Kaltim). Kedatangannya kali ini untuk melihat perkembangan pembangunan Bendungan Sepaku-Semoi. Sudah seberapa jauh perkembangannya?   

BELUM genap dua pekan menginjakkan kaki di Benua Etam, Menteri PPN/Kepala Bappenas, Suharso Monoarfa kembali. Kedatangannya kali ini untuk memantau perkembangan pembangunan Bendungan Sepaku-Semoi. Bendungan yang berada di tiga desa di Kecamatan Sepaku itu, merupakan sumber air baku yang akan memenuhi kebutuhan ibu kota negara. Kedatangan Suharso didampingi Gubernur Isran Noor dan Bupati Kabupaten Penajam Paser Utara (PPU) Abdul Gafur Mas'ud (AGM). "Tapi setidak-tidaknya, sesuai dengan perencanaan sekarang. Saya tadi tanyakan, sudah berapa persen? (dijawab) Antara 22 persen," kata Suharso. Ia berharap bendungan ini sudah bisa menyediakan air baku pada 2024 untuk warga sekitar, termasuk Kota Balikpapan. Berbeda dengan pernyataan Suharso, Gubernur Isran Noor dalam keterangan resmi mengatakan angka yang lebih tinggi.  "Melihat perkembangannya tadi bagus. Ya sudah 40-50 persen progresnya. Dan ditarget rampung akhir 2021 ini," ungkapnya. Dijelaskan, bendungan Sepaku Semoi ini akan memasok air baku untuk wilayah Kota Balikpapan dan Penajam Paser Utara yang selama ini hanya mengandalkan Waduk Teritip, Waduk Manggar dan sumur-sumur dalam sebagai sumber air baku. Dimana ketika musim kemarau tiba maka sering terjadi kekurangan sumber air baku. "Selain itu bendungan ini juga berfungsi untuk mengendalikan banjir di daerah aliran sungai (DAS) Sungai Tengin dan juga fungsi pariwisata," jelasnya. Bendungan Sepaku Semoi merupakan proyek SNVT Pembangunan Bendungan Balai Wilayah Sungai Kalimantan IV Ditjen Sunber Daya Air Kementerian PUPR. Bendungan ini akan dipakai untuk menahan air dengan debit lebih kurang 10 juta meter kubik, dengan volume efektif bersihnya 6 juta meter kubik. KATA BUPATI Sementara itu Bupati PPU, Abdul Gafur Mas’ud mengaku belum mendapat informasi progress pembangunan bendungan itu. "Menurut saya sih belum ada progres. Pertama juga, saya sendiri baru tahu," katanya. Ia menjelaskan maksud ucapannya tersebut. Bahwa hingga kini tak Pemerintah Kabupaten (Pemkab) tak banyak dilibatkan. "Maksud saya begini. Harusnya pembangunan itu ada pelaporan yang lebih jelas. Supaya kita bisa mengawal. Jadi pemerintah daerah ingin mengeluarkan izin dari pada lingkungan hidup, izin prinsip. Atau bertepatan dengan di mana tempat air," jelasnya. Meski begitu, ia menegaskan adanya Bendungan Sepaku-Semoi itu sangat penting. Hanya saja jika ada komunikasi lebih awal, tentu pembangunannya bisa lebih efektif. Untuk bisa menyelesaikan permasalahan lokal. "Cuma saya ingin menyarankan daerah Desa Bukit Subur itu dibuatkan bendungan. Agar ke depan itu tidak ada lagi masalah tentang banjir," ucapnya. "Apa lagi di masalah musim-musim penghujan, dan kita tahu di situ itu 5 tahun sekali terjadi banjir susulan. Ini yang harus diantisipasi sebelum adanya Pembangunan ibu kota negara," tandasnya lagi. Pun, yang bisa merasakan adanya bendungan ini tidak hanya wilayah sekitar. Namun bisa juga menjadi pemenuhan air hingga ke keseluruhan wilayah Kaltim. "Nanti bisa kerja sama dengan itu. Supaya pembangunan ini juga dirasakan bukan hanya untuk orang Penajam, tapi bisa dirasakan warga Kaltim pada umumnya," sebutnya. Mengenai pekerjaan proyek, AGM juga mengaku sudah menyampaikan persoalan ini. Ia meminta perusahaaan yang mengerjakan itu untuk lebih sering berkoordinasi dengan pemerintahannya. "Saya sudah tegur secara langsung, supaya intens berkomunikasi dengan pemerintah daerah. Saya bilang, walaupun ada Pak Menteri, jangan pikir saya tidak berani tegur. Karena prosedur itu, sangat penting. Jangan mentang-mentang proyek, nanti bagaimana dengan dampak lingkungan hidupnya. Kira-kira seperti itu," tegas AGM. MENCUKUPI IKN Direktur Pengairan dan Irigasi Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional Republik Indonesia/Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) Abdul Malik mengungkapkan, pembangunan Bendungan Sepaku-Semoi masuk dalam Proyek Strategis Nasional (PSN) di Kalimantan Timur. Proyek itu bertujuan mencukupi kebutuhan air bersih ibu kota negara baru dan sekitarnya. Bendungan ini direncanakan memiliki kemampuan suplai 500 liter per detik sebagai tahap awal. Secara bertahap debit air akan ditingkatkan mulai dari 1 kubik per detik hingga mencapai 3 kubik per detik. “Ketersediaan infrastruktur Bendungan Sepaku Semoi sangat krusial untuk menjadi sumber andalan bagi kawasan IKN dan desa Sepakunya sendiri,” kata Abdul Malik dirilis dari bisnis.com. Lebih lanjut, Abdul Malik mengatakan jumlah kapasitas air ketika bendungan selesai dibangun mencapai 2,5 meter kubik per detik. Adapun, 2 kubik direncanakan akan digunakan untuk menyelesaikan krisis air di Balikpapan. "Jadi nanti 2,5 meter kubik itu bisa dibagi secara fleksibel di Balikpapan dan di IKN," ujarnya. Dia menyebutkan penyediaan air bersih akan disesuaikan dengan kebutuhan penduduk secara bertahap sesuai perkembangan IKN. Pemerintah menargetkan produksi air bersih di IKN dapat langsung diminum melalui sistem dan teknologi yang baik seperti sumber air yang handal, proses menuju tempat pengolahan air, hingga didistribusikan sampai ke rumah masing-masing. "Tentunya akan menggunakan safety yang jauh lebih baik, sehingga bisa siap diminum di level rumah di kantor atau di keran air," pungkasnya. Bendungan Sepaku Semoi berada di lahan seluas 378 hektare yang meliputi tiga desa, yakni Desa Tengin Baru, Sukomulyo dan Argomulyo Kecamatan Sepaku, Kabupaten Penajam Paser Utara. Bendungan Sepaku Semoi merupakan proyek SNVT Pembangunan Bendungan Balai Wilayah Sungai Kalimantan IV Ditjen Sunber Daya Air Kementerian PUPR. Proyek ini kemudin ditetapkan sebagai Proyek Strategis Nasional di Kalimantan Timur. (aaa/bis/yos)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: