BDS Serukan Boikot Produk-Produk Buatan Perusahaan Israel

BDS Serukan Boikot Produk-Produk Buatan Perusahaan Israel

Sejak 2005, gerakan Boikot, Divestasi, dan Sanksi (BDS) telah meminta komunitas internasional untuk menekan Israel secara ekonomi. Sebagai bentuk perlawanan sipil terhadap pendudukan, kolonialisme, dan apartheid negara Yahudi itu.

GERAKAN itu berarti perubahan gaya hidup yang signifikan bagi beberapa konsumen. Berikut ini Christa Case Bryant menyusun di The Christian Science Monitor, daftar sepuluh merek yang didesak untuk diboikot oleh para pendukung BDS. Belum lagi ribuan produk lain yang mengandung atau menggunakan teknologi yang dikembangkan Israel, termasuk iPhone, iPad, MacBook, Skype, firewall komputer, dan Microsoft XP. Pertama, Pampers. Procter & Gamble, yang memproduksi Pampers, adalah salah satu klien terbesar dari perusahaan Israel yang memasok produk popok, Avgol Nonwoven Industries. P&G menyumbang hampir setengah dari penjualan perusahaan. Demikian menurut kelompok riset pro-boikot Who Profits. Avgol Nonwoven Industries menjalankan pabrik di kompleks industri Barkan, yang terletak di dekat pemukiman Ariel di Tepi Barat. Kedua, Victoria’s Secret. Perusahaan pakaian dalam populer itu adalah salah satu klien terbesar Delta Galil, yang mengoperasikan pabrik tekstil di zona industri Tepi Barat Barkan serta toko di pemukiman Maale Adumim. Rakyat Palestina juga mengkritik perusahaan tersebut karena mendirikan markas besarnya di tanah yang direbut dari orang-orang Palestina di Galilea. Ketiga, Volvo. Para pendukung BDS mengkritik Volvo Group dari Swedia. Karena memasok peralatan yang digunakan untuk melibas rumah Palestina dan juga atas 27 persen sahamnya di Merkavim, yang busnya digunakan untuk mengangkut tahanan Palestina ke dan dari penjara Negeri Zionis itu. Volvo Group tidak lagi memiliki Volvo Cars. Meskipun tidak semua pendukung BDS membedakan di antara keduanya. Keempat, Intel. Al-Awda, Koalisi Hak Palestina untuk Kembali, telah meminta Intel untuk menutup pabriknya di Kiryat Gat, situs bekas desa Palestina, Iraq al-Manshiya dan Faluja. Sejarawan Israel Benny Morris telah menulis bahwa selama perang kemerdekaan Israel tahun 1948-1949 dengan Palestina dan para sekutu Arab mereka, semua penduduk desa diusir sejalan dengan “keinginan strategis Israel untuk mencapai perbatasan yang bebas dari orang Arab”. Intel, menurut daftar yang disusun Christa Case Bryant di The Christian Science Monitor, yang prosesornya dapat ditemukan di sekitar 80 persen komputer dunia, dilaporkan telah menginvestasikan USD 2,7 miliar untuk meningkatkan pabrik Kiryat Gat, di mana negara itu sedang mengerjakan cip baru yang akan membuat komputer lebih ringan dan lebih cepat. Angka itu menambah total investasi Intel di Israel menjadi sekitar USD 10 miliar. Intel juga mendapatkan manfaat dari lebih dari USD 1 miliar dalam bentuk hibah pemerintah Israel. Kelima, Tribe And Sabra Hummus. Kampanye BDS yang berbasis di Philadelphia, Amerika Serikat menarik perhatian pembuat Hummus Israel Tribe dan Sabra lewat adaptasi flash dance dari lagu Lady Gaga, yang mereka sebut “No Justice, No (Chick) Peas”. Para kritikus menyoroti dukungan perusahaan induk Sabra Strauss terhadap militer Israel dan dukungan pemilik Tribe terhadap organisasi non-profit Dana Nasional Yahudi (JNF) yang ebrmarkas di Yerusalem, yang dikritik karena menggusur komunitas Badui dengan proyek-proyek pembangunan di Gurun Negev. Keenam, Motorola. Raksasa elektronik Motorola menjadi sasaran boikot pendukung BDS. Karena menyediakan peralatan pengawasan yang digunakan di sekitar permukiman Israel, di sepanjang penghalang pemisah yang dibangun Israel, dan di sepanjang perbatasan Israel-Gaza. Selain itu, perusahaan itu menandatangani kesepakatan senilai USD 100 juta dengan Israel pada Januari 2014 untuk telepon pintar terenkripsi bagi tentara dan personel keamanannya. Ketujuh, Hewlett-Packard. Hewlett-Packard, pembuat komputer dan printer yang lebih dikenal sebagai HP, mendapat kecaman karena keterlibatannya dalam teknologi biometrik di pos pemeriksaan Israel dan untuk kartu identitas Israel. Para pendukung BDS juga mengkritik Hewlett-Packard karena menggunakan penyedia layanan yang berbasis di permukiman Israel. Kedelapan, Ahava. Perusahaan kosmetik Israel yang namanya berarti “cinta” itu adalah target umum pendukung BDS. Produk Ahava menggunakan mineral dari Laut Mati, yang berbatasan dengan wilayah pendudukan. Pabrik pembuatannya terletak di pemukiman Israel di Tepi Barat yang juga merupakan pemegang saham di perusahaan tersebut, memberikan pemukiman itu bagian keuangan langsung. Ahava mengekspor ke 45 negara dan memperoleh sekitar setengah dari penjualannya dari ekspor tersebut. Kesembilan, McDonald’s. Pendukung BDS menargetkan McDonald’s untuk kemitraannya dengan Dana Persatuan Yahudi (JUF), yang antara lain mempromosikan kunjungan ke Kiryat Gat, yang dibangun di atas desa Palestina yang hancur. Para kritikus juga menargetkan McDonald’s karena mendiskriminasi pekerja Arab di sejumlah gerai cepat sajinya di Israel. Kesepuluh, SodaStream. Perusahaan Israel yang menjalankan pabrik di kawasan industri yang terhubung dengan pemukiman Israel di Maale Adumim itu telah menjadi sasaran kritik BDS sejak merilis iklan yang menampilkan Scarlett Johansson. Penduduk Palestina di kawasan tersebut dan para aktivis internasional mengeluarkan siaran pers pada 30 Januari 2014 yang menyerukan Johansson untuk berhenti mempromosikan SodaStream. Dikutip dari The Christian Science Monitor, para pendukung BDS menegaskan bahwa perusahaan tersebut “secara langsung mendukung pendudukan ilegal Israel dan kolonisasi tanah Palestina, dengan membayar pajak kepada pemerintah pemukiman kota, mempekerjakan pemukim lokal, dan menyediakan infrastruktur ekonomi untuk perluasan pemukiman Israel”. (mmt/qn) Sumber: Mau Boikot Israel? Jangan Pakai 10 Produk Ini

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: