Dorong Pemerintah Kembangkan Sektor Baru Pengganti Tambang

Dorong Pemerintah Kembangkan Sektor Baru Pengganti Tambang

H Saga (Istimewa) H Saga bukan wajah baru di legislatif. Ini periode ke empat dirinya diberikan amanah menjadi anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Berau, untuk memperjuangkan aspirasi masyarakat. ARJUNA MAWARDI, Tanjung Redeb AMANAH ini, menurut Politisi Partai Persatuan Pembangunan (PPP), merupakan tanggung jawab yang harus diemban lima tahun mendatang. Banyak kebutuhan dan kepentingan masyarakat yang perlu diperjuangkan. Selama ini, Saga melihat, pembangunan infrastruktur di Kabupaten Berau belum begitu berdampak besar terhadap pembangunan di Kabupaten Berau. Baik untuk pendapatan asli daerah (PAD) maupun ekonomi masyarakat. Banyak potensi mati suri. Pemerintah hanya konsen pada sektor pertambangan batu bara untuk menyokong kas daerah. Itu pun, pemasukan sektor pertambangan tergantung siklus ekonomi global. Kerap terjadi pasang surut anggaran. “Inilah saat ini saya lihat. Pemerintah masih fokus kepada satu sektor pendapatan,” katanya kepada DiswayBerau, Selasa (8/10). Zaman sekarang, pemerintah tidak bisa mengandalkan satu sektor untuk pendapatan daerah. Selain pertambangan, lanjut Saga, Kabupaten Berau memiliki Sumber Daya Alam (SDA) yang melimpah dan sangat prospek untuk dikembangan sebagai sumber pendapatan. Mulai dari sektor perikanan, pertanian dan wisata. Ketiga sektor itu, secara geografis, sangat berpotensi besar dikembangkan untuk menjadi penyokong pendapatan daerah. Jika dikonsep dan dikelola dengan maksimal. “Sudah berjalan, hanya saja belum maksimal dikelola pemerintah,” tuturnya. Terutama sektor pariwisata. Potensi wisata dari hilir ke ulu Berau tidak bisa diragukan lagi. Bahkan, sejumlah nama wisata Berau sudah dikenal hingga mancanegara. Sektor itu, secara tidak langsung sudah berdampak besar pada masyarakat di sekitar objek wisata. Banyak masyarakat yang berkecimpung di dunia usaha pariwisata untuk mencari pundi-pundi rupiah. Seperti yang terjadi di Kecamatan Pulau Derawan dan Maratua. Beberapa tahun silam, 90 persen masyarakat di sana merupakan nelayan. Seiring berkembangnya wisata, perlahan mereka beralih profesi menjadi pengembang wisata. Profesi itu cukup menjanjikan. “Ini salah satu contoh nyata. Bahkan yang masih bertahan menjadi nelayan, menjadikan pariwisata sebagai tempat pemasaran. Mereka menjual di penginapan atau resort dan pengusaha kuliner,” ungkapnya. “Mereka di sana, sudah menjadi rantai kehidupan dan membutuhkan satu sama lain,” tuturnya. Jika pemerintah geliat mengembangkan suatu sektor, kata dia, secara tidak langsung berdampak pada ekonomi dan kesejahteraan masyarakat. Oleh karena itu, Saga berharap, pemerintah dalam lima tahun mendatang tidak lagi fokus pada pembangunan infrastruktur fisik. Namun berimbang pada pembangunan ekonomi, baik untuk PAD maupun kesejahteraan masyarakat. “Inilah yang harus dilakukan pemerintah saat ini. Pembangunan infrastruktur dan ekonomi masyarakat sejalan dan selalu beriringan. Sisi lain, Berau mendapatkan suplai pendapatan baru,” harapnya.(*/app)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: