Mengkhawatirkan, Gizi Buruk Menghantui Kukar
Kepala Badan Perencanaan dan Pembangunan (Bappeda) Kukar Wiyono.
Kukar, DiswayKaltim.com - Stunting atau permasalahan gizi masih menghantui Kukar. Angkanya menurun tahun ini. Namun fenomena ini menjadi perhatian pemkab Kukar.
Dari data Dinas Kesehatan (Dinkes) Kukar, angkanya cenderung menurun. Pada 2018 terdapat 2.872 kasus stunting pada anak balita (bawah lima tahun) dan 1.027 kasus stunting terjadi pada anak baduta (bawah dua tahun).
Kemudian 2019 turun menjadi 2.279 kasus stunting pada balita dan 561 kasus stunting yang terjadi pada baduta. Secara statistik menurun. Namun pemkab tetap khawatir.
"Kukar ini termasuk salah satu daerah yang tertinggi angka kematian ibu dan bayi," ucap Kepala Badan Perencanaan dan Pembangunan (Bappeda) Kukar Wiyono.
Hal demikian dibenarkan Kabid Kesehatan Masyarakat Dinkes Kukar dr Aulia Rahman Basri.
Banyak faktor yang menyebabkan stunting. Seperti kekurangan gizi yang kronis, kurangnya asupan makanan dengan baik, faktor lingkungan tidak sehat, serta pola asuh tidak sehat.
"Dan itu merata di seluruh kecamatan yang ada di Kutai Kartanegara," tutupnya. (mrf/boy)
Data kasus stunting dan kematian ibu di Kukar
Tahun 2018 : Kematian Ibu : 22 kasus Stunting pada balita (bawah lima tahun): 1. Jumlah tubuh sangat pendek : 1.111 anak 2. Jumlah tubuh pendek : 1.761 anak Stunting pada baduta (bawah dua tahun): 1. Jumlah tubuh sangat pendek : 449 anak 2. Jumlah tubuh pendek : 578 anak
Tahun 2019 : Kematian Ibu : 21 kasus Stunting pada balita (bawah lima tahun): 1. Jumlah tubuh sangat pendek : 674 anak 2. Jumlah tubuh pendek : 1.605 anak Stunting pada baduta (bawah dua tahun): 1. Jumlah tubuh sangat pendek : 167 anak 2. Jumlah tubuh pendek : 394 anak
Sumber : Dinas Kesehatan Kukar
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: