Berjuang ke Pusat

Berjuang ke Pusat

JAKARTA, DISWAY – Kondisi jalan di perbatasan yang belum sepenuhnya terakses dengan baik, terus diperjuangkan Pemprov Kaltara ke pemerintah pusat. Termasuk saat Gubernur Kaltara Zainal Arifin Paliwang bertemu Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN/Bappenas), Kamis (18/3) malam.

Pada pertemuan itu, Zainal meminta pembangunan jalan di perbatasan dipercepat. Sehingga, wilayah-wilayah yang selama ini hanya bisa diakses menggunakan transportasi udara, bisa terakses melalui jalur darat. “Kita minta dipercepat, agar jalan perbatasan itu bisa fungsional, bisa dimanfaatkan oleh masyarakat. Agar roda perekonomian masyarakat berjalan lancar,” kata Zainal, dilansir Kayantara, Jumat (19/3). Upaya Zainal pun disambut baik Menteri PPN Suharso Monoarfa. Bahkan, Zainal mengatakan, Menteri PPN menyatakan pembangunan jalan di perbatasan menjadi perhatian serius pemerintah. “Insya Allah beliau (Menteri PPN) akan support membangun Kaltara. Mengingat, Kaltara beranda depan Indonesia,” kata Zainal. Pembangunan jalan di perbatasan dimulai pada 2019 lalu, melalui APBN. Jalan nasional dibagi tiga segmen. Yaitu Long Boh hingga Malinau sepanjang 614,55 km, ruas jalan paralel perbatasan dari Malinau, Long Midang hingga Tau Lumbis sepanjang 352,04 km, dan dari Malinau menuju Krayan, Nunukan dengan panjang sekitar 200 km. Pada 2019 lalu, pembangunan jalan Long Boh-Metulang-Long Nawang dengan nilai kontrak Rp 209,9 miliar, progress pengerjaannya mencapai 93,37 persen. Jalan Long Pujungan-Long Kemuat (buka hutan) dengan nilai kontrak Rp 59,9 miliar, realisasi fisiknya mencapai 98,49 persen. Sedangkan jalan Long Nawang-Long Pujungan (buka hutan) segmen 1 dan 3 dengan total anggaran Rp 224,7 miliar, realisasi rata-rata di atas 97 persen. Selain soal pembangunan jalan di perbatasan, Zainal juga mengikuti pertemuan dengan Menteri Koperasi dan UMKM, Teten Masduki. Yakni terkait pengembangan koperasi dan UMKM di provinsi ke-34 ini. Karena menurut Zainal, Kaltara memiliki potensi UMKM. Selain itu, juga potensi di sektor kelautan dan perikanan. Misal, potensi tambak udang yang jika dikelola dengan manajemen koperasi yang modern, akan menjadi kekuatan besar. “Saya yakin komitmen yang disampaikan Pak Teten menjadi harapan besar untuk pengembangan produk ekspor dari Kaltara,” ujar Zainal. Sementara itu, Menteri Koperasi dan UMKM, Teten Masduki mengapresiasi komitmen Zainal dalam memperjuangkan kebangkitan koperasi di sektor kelautan dan perikanan. Termasuk batik dan kopi Kaltara. “Kami akan beri bantuan pendampingan dan pelatihan untuk perajin batik,” kata Teten Masduki. Menurutnya, apa yang diperjuangkan Zainal, tak lepas dari Nawacita Presiden Joko Widodo, yang ingin mengembangkan koperasi. Terlebih budi daya sektor kelautan dan perikanan. Teten Masduki juga setuju usulan Ketua Tim Sinkronisasi dan Percepatan Program Gubernur-Wakil Gubernur Kaltara, Ari Junaedi yang menginginkan Universitas Borneo Tarakan menjadi pusat pengembangan inkubator UMKM dan koperasi. Sehingga, bisa mendayagunakan alumni dan mahasiswa Universitas Borneo Tarakan. “Kami akan mengirim tim ke Kaltara dalam waktu dekat, untuk mewujudkan komitmen dari pertemuan ini,” ujar Teten. DKI/REI

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: