Kata Pemprov Kaltim: Biaya Tes GeNose Kemahalan

Kata Pemprov Kaltim: Biaya Tes GeNose Kemahalan

SAMARINDA, nomorsatukaltim.com - Pemerintah Provinsi Kalimantan Timur siap mendukung penggunaan GeNose C19 di wilayah Bumi Etam. Dalam waktu dekat, penggunaan alat pendeteksi COVID-19 melalui hembusan nafas ini, akan diterapkan di bandara APT Pranoto Samarinda.

"Pada prinsipnya, kalau ada alat pendeteksi COVID, yang lebih simpel dan murah, Pemprov pasti mendukung. Apalagi, ini buatan anak bangsa," kata Jauhar Effendi, Asisten Pemerintahan dan Kesra Sekretariat Daerah Provinsi (Setdaprov) Kaltim. Saat ditemui awak media, Selasa (16/3/2021). GeNose C19 juga dinilai lebih memudahkan masyarakat. Karena proses pemeriksaan yang lebih cepat. Tidak perlu menggunakan sampel darah atau swab. Hanya perlu mengeluarkan embusan nafas yang disimpan ke dalam kantong udara. Kemudian menunggu hasil tes, dengan tingkat akurasi di atas 90 persen. Meski begitu, Jauhar mengaku belum ada koordinasi di pihak pemprov untuk pengadaan alat ini secara khusus. "Secara teknis, belum ada rencana pengadaan di pemprov. Mungkin Dinas Kesehatan yang lebih paham kalau memang ada rencana pengadaan itu," ungkapnya. Hanya saja, Jauhar mengkritisi, biaya tes GeNose yang berkisar sekitar Rp 90 ribu. Dinilai masih terlalu mahal. Apalagi, syarat tes hanya bisa dilakukan oleh calon penumpang transportasi udara. Sehingga, akan memberatkan calon penumpang jika ternyata hasil tes menunjukkan positif COVID-19. "Di sini Rp 90 ribu masih mahal itu, harusnya jangan sampai segitu lah. Kalau kita mau membantu produk dalam negeri," ucapnya. Kepala Dinas Kesehatan (Diskes) Provinsi Kalimantan Timur (Kaltim), dr. Padilah Mante Runa kembali menyampaikan. Pihaknya belum berencana melakukan pengadaan GeNose C19. Karena saat ini, alat PCR sudah mencukupi di fasilitas layanan kesehatan. "Kita punya PCR banyak sekali. Kalau instansi mau memesan (GeNose) secara mandiri silakan. Tapi Dinkes tidak. Karena alat antigen juga masih banyak," tegasnya. Terpisah, Kepala Seksi (Kasi) Teknik dan Operasi Unit Penyelenggara Bandar Udara (UPBU) Kelas I Aji Pangeran Tumenggung (APT) Pranoto Samarinda, Dwi Muji Raharjo menjelaskan. Terkait biaya tarif tes GeNose C19 di APT Pranoto. Adalah penetapan dari Klinik Media Farma selaku Penyedia Jasa Layanan Fasilitas Kesehatan (Faskes). Dengan mempertimbangkan perhitungan biaya investasi alat, operasional, konsesi, pajak, dan laba usaha. Sehingga didapatkan nilai ekonomis tarif layanan. Selain itu, dari pihak Kementerian Kesehatan juga akan mengeluarkan aturan batas tarif atas layanan tes GeNose C19. "Bisa dimaklumi bahwa saat ini tarif tes GeNose di pulau Jawa yang lebih murah. Karena biaya logistiknya yang juga murah dibandingkan luar Jawa," ucap Muji. Namun, ia menjelaskan seiring berjalannya waktu, penghitungan tarif tes GeNose akan bisa turun berkisar Rp 70 ribu. Apabila break even point (BEP) atau biaya balik modal sudah terpenuhi. Jika jumlah pengguna jasa layanan semakin meningkat. "Kalau nanti jumlah orang yang tes meningkat. Setelah terlampaui BEP bisa turun. Bahkan bisa sampai Rp 50 ribu saja," ungkapnya. Sementara, terkait penumpang transportasi udara yang melakukan tes GeNose kemudian hasilnya positif. Sementara, tiket sudah ditangan. Muji menjelaskan pihak penumpang bisa berkoordinasi dengan pihak airline untuk melakukan pengembalian pembayaran (refund). Sesuai dengan Surat Edaran Dirjen Perhubungan Udara Nomor 19 Tahun 2021. Tentang petunjuk pelaksanaan perjalanan orang dalam negeri menggunakan transportasi udara pada masa pandemi COVID-19. Bahwa apabila terdapat penumpang yang melakukan pengembalian (refund) tiket penerbangan. Proses pengembalian (refund) dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. (krv/yos)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: