Darurat, Empat Desa di Kutim Krisis Air Bersih

Darurat, Empat Desa di Kutim Krisis Air Bersih

Kutim, nomorsatukaltim.com – Pemerataan pembangunan di Kutim dikebut. Lantaran wilayahnya yang luas. Sebab, memenuhi kebutuhan dasar saja masih sulit. Lantaran ada desa yang belum menikmatinya.

Bahkan kondisi itu terjadi pada wilayah kecamatan yang dekat dengan pusat pemerintahan. Kecamatan Rantau Pulung bersebelahan langsung dengan Kecamatan Sangatta Utara. Di sana, empat desa di Rantau Pulung belum mendapatkan fasilitas air bersih. Hal ini terungkap dalam Musyawarah Rencana Pembangunan (Musrenbang) Kecamatan Rantau Pulung. Infrastruktur dasar seperti air bersih di Desa Margomulyo, Gunung Sari, Manunggal Jaya dan Tepian Makmur belum menjangkau. Mendengar hal tersebut, Ketua DPRD Kutim, Joni berharap permasalahan ini bisa jadi perhatian serius pemerintah. Apalagi usulan tersebut sudah didengar oleh Pemkab Kutim dalam Musrenbang. Tinggal tindak lanjutnya. Bisa direalisasikan atau tidak. “Saya rasa ini harus prioritas. Karena desa tersebut masih kesulitan, sementara desa lain sudah dialiri air bersih,” ucap Joni. Selain itu, yang dinilai tak kalah penting terkait dengan bantuan pupuk. Karena di Rantau Pulung sebagian besar warga memiliki kebun kelapa sawit mandiri. Sehingga bantuan pupuk akan sangat dibutuhkan bagi para petani sawit. “Jadi di sini banyak petani sawit mandiri. Bukan yang berskala perusahaan. Dan usulan seperti ini juga sering muncul di Rantau Pulung,” ungkapnya. Politisi Partai Persatuan Pembangunan (PPP) ini berharap pemkab bisa melihat kebutuhan masyarakat dengan tepat. Agar program yang dijalankan tidak salah sasaran. Perkebunan sawit milik warga jumlahnya cukup banyak. Maka dinas terkait juga mesti turun tangan dalam upaya memajukan ekonomi warga. “Misalnya seperti pelatihan pengembangan ekonomi atau penyuluhan teknologi pertanian saya rasa tepat dilakukan di sini,” bebernya. Beruntungnya, seluruh desa di Rantau Pulung sudah mendapat aliran listrik 24 jam. Sehingga tinggal sambungan air bersih saja yang masih menjadi pekerjaan rumah pemerintah. Ia berharap Pemkab Kutim tak tinggal diam. “Walau bertahap tidak masalah. Tetapi harus ada progres yang terus meningkat,” tandasnya. (bct/boy)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: