Hari Perempuan Internasional, Ketika Perempuan Bicara tentang Pandemi
Sejumlah tokoh perempuan berbicara pandemi pada peringatan Hari Perempuan Internasional 2021. Dinas Komunikasi dan Informatika (Diskominfo) Kalimantan Timur dan Disway Kaltim mempertemukan tokoh inspiratif itu dalam talk show Ngopi Sore: Ngobrol Pintar dan Inspiratif.
nomorsatukaltim.com - ACARA yang berlangsung di Lounge Bankaltimtara Piroritas Samarinda ini, menghadirkan tema Pandangan Perempuan Kaltim tentang Pandemi COVID-19. Ada Noorbaiti Isran, selaku ketua Tim Penggerak Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga (PKK) Kaltim; Anni Juwairiyah, ketua Perkumpulan Penyandang Disabilitas Indonesia (PPDI) Kaltim; Profesor Syarifah Hudayah, Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) Universitas Mulawarman (Unmul). Tampak pula Siti Aisyah, direktur operasional Bankaltimtara, Meiliana tokoh wanita Kaltim; Tanty Prasetyoningrum, ketua Srikandi Pemuda Pancasila Kaltim; dan Kepala Dinas Pariwisata (Dispar) Kaltim, Sri Wahyuni. Acara ini, dipandu oleh Rina Juwita, ketua Program Studi (Kaprodi) Ilmu Komunikasi (Ilkom) Fisip Unmul sebagai moderator. Dalam kesempatan itu, Noorbaiti Isran mengatakan, selama pandemi pengurus PKK dari tingkat pusat hingga desa berupaya memutus mata rantai COVID-19. Apalagi, pengurus PKK mayoritas diisi oleh perempuan yang juga sebagai ibu rumah tangga. Dan bertanggung jawab dalam menjaga keluarga dari infeksi virus COVID-19. "Ibu yang mengontrol penyebaran COVID- 19 di rumah. Karena kalau covid masuk rumah tangga, akan menjadi klaster keluarga," jelasnya. Sehingga, perempuan punya peran sentral dalam mitigasi COVID-19. Guru besar FEB Unmul, Syarifah Hudayah mengatakan, peran perempuan sebagai ibu, mendampingi putra-putri mereka menuntut ilmu sangat besar. Karena selama pandemi, pembelajaran dilakukan secara online yang butuh pengawasan orang tua. Sebagai tenaga pengajar, Syarifah menjelaskan, pandemi tak mengurangi peran dunia pendidikan. Walaupun, dengan sistem pembelajaran yang berbeda. "Kegiatan pembelajaran tetap terlaksana dengan baik walau pun ada kendala pandemi. Tapi, tidak menutup motivasi kami sebagai pendidik. Demikian pula, para orang tua, terutama ibu yang terus mendampingi putra putri mereka," ungkap Syarifah. Meiliana juga punya ceritanya sendiri. Sebagai salah satu penyintas COVID-19. Ia berhasil sembuh dari infeksi virus ini. Setelah 21 hari melakukan isolasi mandiri dan mengonsumsi minuman herbal. Ia juga aktif dalam penanggulangan COVID-19. Sebagai Ketua Tim Penanganan COVID-19, Ikatan Keluarga Alumni (IKA) Unmul. Di bidang politik dan pemberdayaan masyarakat, ada Tanty Prasetyoningrum yang selama pandemi, organisasi yang ia pimpin aktif memberikan bantuan moril dan materil kepada masyarakat. "Peran serta organisasi kemasyarakatan ada untuk masyarakatnya. Sehingga ini saatnya untuk membantu masyarakat menghadapi kondisi saat ini," tandasnya. Direktur Operasional Bank Kaltimtara, Siti Aisyah turut memberikan pesan semangat kepada kaum perempuan. Untuk menjadi salah satu penopang ekonomi keluarga di tengah pandemi. Perempuan, kata dia, harus memiliki kemampuan networking yang baik. Agar mampu melihat peluang bisnis yang menguntungkan. "Misalnya menggunakan kemampuan teknologi. Dulu masak hanya di dapur, tapi sekarang bisa jadi uang," jelasnya. Di bidang pariwisata, Kepala Dinas Pariwisata (Dispar) Kaltim, Sri Wahyuni menyampaikan. Sektor ini menjadi salah satu bidang yang terpuruk selama pandemi. Apalagi, sebagian besar tenaga kerja di industri pariwisata banyak dari kalangan perempuan. Pihaknya, dalam hal ini, pemprov Kaltim. Telah membantu dengan memberikan Bantuan Sosial Masyarakat (BSM) dan pelatihan-pelatihan. Bagi pelaku industri pariwisata. Agar mampu meningkatkan kemampuan kepariwisataan untuk mengisi masa pemulihan selama pandemi. Saat ini, Sri menyebut sektor pariwisata secara perlahan mulai bangkit. Dengan menyesuaikan penerapan protokol kesehatan di lokasi destinasi wisata. Dan sertifikasi kesehatan CHSE. Yakni Cleanliness, Health, Safety, and Environment. "Secara khusus, kegiatan yang menyangkut keberadaan perempuan di sektor pariwisata. Adalah dominasi perempuan yang memimpin asosiasi wisata di Kaltim," jelas Sri Di antaranya seperti Perhimpunan Usaha Taman Rekreasi Indonesia (PUTRI), Masyarakat Sadar Wisata (MASATA), dan Perkumpulan Penyelenggara Jasaboga Indonesia (PPJI) di wilayah Kaltim. Terkahir, Anni Juwairiyah. Ia menyampaikan kritiknya kepada pemerintah. Yang dinilai kurang memperhatikan kelompok disabilitas. Anni menyebut, kelompok disabilitas memiliki kesulitan dalam pelaksanaan protokol kesehatan. Karena keterbatasan mereka. Ditambah lagi, akses fasilitas umum yang tidak ramah pada kelompok disabilitas ini. "Contoh, tempat cuci tangan yang terlalu tinggi. Hingga sulit diakses difabel yang menggunakan kursi roda. Lalu, kesulitan menjaga jarak, bagi menyandang tuna netra. Karena tidak mungkin menggandeng dari jarak jauh. Dan tuna rungu yang kesulitan membaca gerak bibir, karena saat ini semua orang memakai masker," jelas Anni. Belum lagi, minimnya informasi, mengenai vaksinasi bagi disabilitas. Padahal, menurut Anni, kelompok ini, seharusnya menjadi prioritas. Mempertimbangkan keterbatasan yang mereka miliki. Ia menyuarakan kesulitan para disabel, bukan untuk menunjukkan kelemahan mereka. Tetapi agar masyarakat lebih memahami kondisi para kelompok disabilitas. Dan pemerintah bisa memberikan perhatian khusus pada kelompok ini. Disisi lain, Anni juga menyebut, beberapa penyandang disabilitas juga mendapat manfaat selama pandemi. "Ada difabel yang menjadi penjahit, orderannya meningkat, karena membuat masker. Ada juga yang menanam tanaman hias dan laris," kisahnya. Meski memiliki keterbatasan, para penyandang disabilitas tetap optimistis dalam menjalani kehidupan. Hal itu juga yang ia harpakan dapat dicontoh oleh seluruh masyarakat. Meski di tengah kondisi sulit, dalam wabah pandemi seperti sakarang. (krv/yos)Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: