GeNose Kantongi Izin Edar Kemenkes, Diskes Kaltim Belum Lakukan Pengadaan

GeNose Kantongi Izin Edar Kemenkes, Diskes Kaltim Belum Lakukan Pengadaan

Samarinda, nomorsatukaltim.com - Alat pendeteksi COVID-19 melalui embusan napas, GeNose C19 buatan para peneliti Universitas Gadjah Mada (UGM) sudah mendapat izin edar Kementerian Kesehatan (Kemenkes). Sehingga dapat didistribusikan ke seluruh instansi layanan kesehatan di Indonesia.

Salah satu penemu GeNose C19, Dian Nurputra mengatakan alat itu sudah diinspeksi Kemenkes dan memperoleh pengakuan cara uji klinis yang baik dari Direktorat Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Kemenkes. “GeNose sudah layak beredar sejak diakui oleh Kemenkes melalui pemberian izin penggunaan darurat. Terbaru, Kementerian Perhubungan juga telah menerbitkan aturan mengenai GeNose sebagai syarat perjalanan,” terang Dian, dalam acara Pelepasan GeNose C19 kepada para distributor di UGM Science Techno Park, Senin (1/3/2021). Ia menambahkan, GeNose C19 mendapat izin edar dari Direktorat Jenderal Kefarmasian dan Alat Kesehatan (Ditjen Farmalkes) Kemenkes pada akhir 2020 lalu. Artinya, GeNose C19 sudah diizinkan oleh Kemenkes untuk beredar dengan semua akurasi yang ada. "Kami juga sudah diinspeksi lagi oleh Kemenkes untuk memenuhi standar cara uji alat kesehatan yang baik seperti yang diamanatkan oleh Permenkes No 63 Tahun 2017 dan sudah lolos,” imbuhnya. Dian menjelaskan, tingkat akurasi GeNose C19 berkisar antara 93 sampai 95 persen.  Khusus untuk pasien yang tidak bergejala, akurasi GeNose C19 mencapai 93 persen. Alat skrining virus SARS-CoV-2 ini juga telah resmi diakui oleh Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) dan PT Kereta Api Indonesia. Saat ini, GeNose C19 sedang dalam proses uji validasi eksternal. Validasi eksternal itu dilakukan oleh Balitbangkes Kemenkes, Universitas Andalas, dan Universitas Indonesia. Sebelumnya, GeNose C19 juga telah melalui fase-fase pengembangan dan penyempurnaan produk dengan lokasi uji coba di fasilitas pelayanan publik. Di antaranya di stasiun kereta api, terminal bus, dan pondok pesantren.

BELUM PERLU

Kepala Dinas Kesehatan (Diskes) Kalimantan Timur, Padilah Mante Runa menyebutkan pihaknya belum berencana melakukan pengadaan GeNose C19. Karena saat ini alat PCR sudah tersedia di fasilitas layanan kesehatan. Ia mengimbau, pengadaan GeNose C19 itu, dilakukan di fasilitas umum. Seperti bandara dan pelabuhan.  "Yang paling cocok itu, di bandara dan pelabuhan. Serta di tempat wisata yang harus segera bila dibutuhkan diagnosa COVID-19," ujarnya, Rabu (3/3/2021). Terpisah, Direktur Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Abdul Wahab Syahranie (AWS), David Hariadi Mashoer mengaku sedang menjajaki proses pembelian GeNose C19. "Saat ini sudah ada kontak, tapi masih antri," ungkap David. Ia menyebut, di pembelian pertama ini, RS hanya memesan satu unit GeNose C19. Alat ini nantinya akan digunakan untuk skrining pasien di Poliklinik Executif Sakura. David menegaskan, hadirnya alat pendeteksi GeNose C19 ini hanya menjadi opsi tambahan. Tanpa menggantikan pemeriksaan standar yang lain. Seperti Rapid Antibodi, antigen, dan PCR. Harga satu unit GeNose kurang lebih sekitar Rp 60 juta. Untuk biaya pemeriksaan nantinya, David belum bisa menetapkan angka pasti. "Biaya pemeriksaan mungkin dikisaran Rp 40 sampai 60ribu. Nanti kami hitung dulu unit cost-nya," tutup David.

SASARAN DISTRIBUSI

Direktur Pengembangan Usaha dan Inkubasi UGM, Hargo Utomo menerangkan pihaknya telah melepas  2021 unit yang didistribusikan kepada fasilitas kesehatan. Saat ini, UGM bekerja sama dengan lima distributor resmi. Dalam pendistribusian unit. Di antaranya adalah PT Graha Rekayasa Utama, PT Global Systech Medika, PT Sigma Andalan Nusa, PT Dunia Kecantikan Indonesia, dan PT Indofarma Global Medika. Setiap distributor mengedarkan alat GeNose C19 ke berbagai instansi, seperti klinik, laboratorium, rumah sakit pemerintah dan swasta, korporasi/perusahaan, universitas, yayasan, kementerian, pemerintah daerah, dan BUMN. Selanjutnya, GeNose C19 akan diproduksi dan didistribusikan secara bertahap. Sebagian besar penerima GeNose C19 terkonsentrasi di Jawa, dan sebagian pengiriman ditujukan ke Kalimantan dan Sulawesi. Terkait sasaran distribusi, Hargo menjelaskan bahwa GeNose C19 hanya melayani pengiriman melalui distributor. “Kami tidak melayani pembelian perorangan atau rumah tangga, tapi institusi yang berkaitan dengan kesehatan, pelayanan publik, pemerintahan, serta edukasi,” jelasnya. Rektor UGM, Panut Mulyono, berharap Indonesia dapat mempercepat dan memperluas jangkauan skrining COVID-19 dengan didistribusikannya GeNose C19. “Kami berharap seluruh pihak terus mendukung terlaksananya akselerasi penghiliran produk inovasi GeNose C19 ini. Sehingga dapat segera membantu mengatasi permasalahan bangsa dalam pelaksanaan mitigasi dan percepatan proses penanganan pasien COVID-19 di Indonesia,” pungkasnya.  (krv/yos)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: