Bagi Tas Berlogo Garuda, Ditunjuk jadi Pengawas Jalur Tikus

Bagi Tas Berlogo Garuda, Ditunjuk jadi Pengawas Jalur Tikus

Nasionalisme makin tumbuh di perbatasan. Dari pemuda yang jauh dari pusat pemerintahan. Meneguhkan komitmen bahwa Negara Kesatuan Tepublik Indonesia (NKRI) harga mati. Bukan sekadar tulisan dan lisan. Tapi dari jiwanya, dari semangatnya. Lihatlah di Desa Mensalong, Kecamatan Lumbis Ogong, Nunukan. Di sana ada kelompok yang menamakan diri, pemuda penjaga perbatasan. Lembaga para pemuda yang lahir dan besar di perbatasan negara. Juga sebagai wadah diskusi tentang permasalahan terkini di perbatasan Indonesia. Pengembangan sikap nasionalisme pemuda perbatasan supaya dapat berkontribusi secara positif terhadap bangsa dan negara, terus digelorakan. Didirikan 25 Februari 2013, organisasi ini merupakan inisiasi masyarakat yang terinspirasi program garda batas yang dibuat Asisten Deputi Pengelolaaan Lintas Batas Negara Badan Nasional Pengelola Perbatasan (BNPP). Organisasi ini masih eksis. Hingga saat ini. Beberapa kegiatan telah dilakukan. Seperti pengibaran 1.000 bendera di wilayah Outstanding Boundary Problem (OBP) di Kecamatan Lumbis Ogong. Melakukan kegiatan menonton film-film perjuangan bangsa di 36 desa di perbatasan Lumbis Ogong dan Tulin Onsoi, Nunukan, serta Long Apari Mahakam Ulu Kaltim. Selain itu, pemuda penjaga perbatasan juga pernah mengadakan acara seminar nasional bekerja sama dengan Pusat Kajian Pancasila UGM dengan narasumber, Prof Sujito, Ketua Kajian Pancasila UGM. Pesertanya sebanyak 250 orang, terdiri dari guru (SD, SMP dan SMA) perbatasan. Kegiatan dilaksanakan di Hotel Firdaus, Nunukan. Selain itu, bekerja sama dengan PLN Balikpapan menyalurkan bantuan lampu green energi berupa PLTS panel di setiap rumah pada 15 desa di Lumbis Ogong. Menyelenggarakan pengobatan gratis di Lumbis Ogong yang pelaksanaannya kerjasa sama dengan Masyarakat Peduli Perbatasan Indonesia (MPPI) dengan lima dokter dari Nunukan. Maelakukan pendataan 1.600 anak di Lumbis Ogong yang orang tuanya tidak memiliki dokumen kewarganegaraan, tak luput dari programnya. Soal menggelorakan cinta Indonesia, dilakukan sejak dini oleh organisasi yang anggotanya setiap kecamatan 45-60 orang. Salah satunya, membagikan tas sekolah kepada seluruh siswa SD se-Kecamatan Lumbis Ogong dengan logo Garuda serta menggelar perlombaan cerdas-cermat tingkat SD dan SMP di Mensalong, Lumbis Ogong. Bukan hanya itu, ikut Upacara HUT RI KE-72 di Konjen Kota Kinabalu, sekaligus diskusi tentang masyarakat perbatasan yang banyak mencari kerja di Sabah. Bahkan menjadi penunjuk jalan jika Satuan Tugas Pengamanan Perbatasan (Satgas Pamtas) Indonesia melakukan patroli patok perbatasan. Karena rata-rata anggota pemuda penjaga perbatasan tahu persis lokasi setiap patok. Asisten Deputi Pengelolaan Batas Negara Wilayah Darat BNPP, Edy Supriyanta, menyampaikan, fungsi organisasi pemuda penjaga perbatasan dapat dikembangkan lagi ke depan. Menurutnya, selain beberapa kegiatan yang telah dilaksanakan, organisasi ini ditunjuk untuk menjadi pengawas jalur tikus yang ada di daerah tersebut. "Bisa mengamankan orang yang lalu lalang di daerah jalur tikus. Ikut memotivasi masyarakat agar mereka peduli terhadap batas wilayah negara dan lainnya. Itu fungsi-fungsi yang harus dikembangkan dari mereka," ujarnya di Kantor BNPP, Kebon Sirih, Jakarta Pusat, belum lama ini. Informasi yang dihimpun dari Humas BNPP, pemuda penjaga perbatasan selalu menyampaikan permasalahan yang terupdate kepada pemerintah, dan berperan serta dalam upaya sosialisasi nasionalisme bagi masyarakat perbatasan. (*/bnpp)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: