Terganjal Usia, Atlet Muda Gagal Divaksin

Terganjal Usia, Atlet Muda Gagal Divaksin

Balikpapan, nomorsatukaltim.com - Vaksinasi dibatasi usia. Sehingga belasan atlet yang masih berusia di bawah 19 tahun, gagal mendapat vaksin.

Para atlet muda itu berasal dari cabang olah raga Handball. Mereka datang sejak pagi, di Balikpapan Sport and Convention Center (BSCC) Dome, Rabu (3/3/2021), dengan harapan bisa mendapat suntikan vaksin. Namun sayangnya, gagal. "Kami ada 11 orang atlet, cuma banyak yang usianya di bawah 18 tahun. Jadi gagal divaksin," ujar Erika, salah satu atlet. Sebelumnya, syarat dan ketentuan vaksinasi COVID-19 dengan vaksin Sinovac, sudah disampaikan Dinas Kesehatan (Diskes) Balikpapan. Salah satunya terkait batasan usia, yakni mulai 19 tahun sampai 59 tahun. Selain itu tidak diperkenankan bagi orang dengan komorbid. Terutama jenis penyakit seperti hipertensi, diabetes, atau penyakit auto imun. Ketua Harian KONI Balikpapan Muslimin Amin membenarkan adanya beberapa atlet yang batal divaksin lantaran terganjal usia. Ia khawatir masalah itu akan menjadi isu baru terkait rencana Pekan Olahraga Nasional (PON) di Papua dan event olahraga lainnya. Sehingga ia berharap, agar KONI pusat dapat memberikan kebijakan untuk mengakomodasi para atlet muda yang belum mendapatkan vaksinasi, agar tetap bisa mengikuti ajang kompetisi secara nasional. “Harapannya, seluruh atlet bisa divaksin. kami berharap tahap berikutnya kuota untuk atlet juga disediakan,”ujarnya. Kepala Diskes Balikpapan Andi Sri Juliarty menyebut, capaian vaksinasi pelayanan publik yang diselenggarakan di BSCC Dome, sejak Sabtu (28/2/2021), sudah mencapai 2.468 orang. Sementara sasaran vaksinasinya yakni 3.112 orang. Sasaran vaksinasi itu adalah para pelayanan publik, yang terdiri dari beberapa komponen masyarakat, seperti tokoh masyarakat, tokoh agama, para guru, pedagang pasar, Satpol PP, atlet, bahkan awak media juga diberikan keaempatan untuk mendapat penyuntikan vaksin. Namun pelaksanaan vaksinasi tahap kedua itu rupanya belum sempurna. Masih ada kendala teknis. Misalnya, orang yang sudah mendapat suntikan pertama, maka seharusnya melaksanakan penyuntikan kedua di puskesmas di sekitar domisilnya masing-masing. Pada kenyataannya, sertifikat elektronik yang diterima bertuliskan bahwa yang bersangkutan, akan mendapat vaksinasi dosis kedua di Puskesmas Sepinggan. "Jadi itu kesalahan aplikasi. Aplikasi itu ada password-nya yang dimiliki masing-masing fasilitas kesehatan. Dome bukan fasilitas kesehatan. Jadi kami menggunakan password Puskesmas Sepinggan. Itu yang vaksinasi pertama untuk Sabtu dan Minggu," urainya. Karena masalah itu, Puskesmas Sepinggan menerima banyak peserta penyuntikan kedua. Ternyata hal itu berpengaruh terhadap pertanggungjawaban penggunaan alat, bahan habis pakai, seperti masker, sarung tangan, dan hal teknis lainnya. Karena otomatis dilimpahkan kepada Puskesmas Sepinggan. "Dua hari ini, Rabu dan Kamis untuk guru, kami menggunakan password Puskesmas Gunung Bahagia," ungkapnya. Untuk mengantisipasi kerumitan itu, maka satgas sudah menetapkan agar penyuntikan vaksinasi kedua bagi para penerima vaksin di BSCC, tidak dilakukan di puskesmas masing-masing, namun dilaksanakan di BSCC, Dome. "Sesuai arahan Pak Wali, vaksin (penyuntikan) kedua akan kembali ke Dome," imbuhnya. (ryn/zul)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: