Sekolah Masih Daring

Sekolah Masih Daring

TANJUNG REDEB, DISWAY – Kegiatan belajar mengajar (KBM) secara tatap muka belum bisa dilaksanakan di Kabupaten Berau. Sistem belajar dalam jaringan (daring) menjadi opsi terbaik di tengah pandemik COVID-19. Khususnya tingkat sekolah menengah atas (SMA) sederajat.

Kepala UPTD Dinas Pendidikan (Disdik) Kaltim, Yuanita Sari menegaskan, kegiatan belajar tatap muka belum dianjurkan. Pembelajaran masih dilakukan jarak jauh. “Masih belajar dari rumah,” ujarnya kepada Disway Berau, belum lama ini. Lanjut Sari -sapaan akrabnya, meskipun kewenangan pembelajaran SMA/sederajat di provinsi, pertimbangan mengikuti kondisi daerah. Di Kabupaten Berau, kasus terkonfirmasi COVID-19 masih tinggi. Khusus tenaga pengajar, diwajibkan berada di sekolah untuk melaksanakan kegiatan belajar daring. Pun murid ke sekolah, hanya sekadar mengantarkan tugas yang tidak dapat dikirim melalui online. Selama pembelajaran jarak, kata dia, pihaknya rutin mengingatkan tenaga pengajar untuk tidak memberikan tugas secara bersamaan. Terutama, dapat memilah pemberian kurikulum darurat. “Kami mengikuti keputusan satgas COVID-19, menunda pembelajaran tatap muka sampai pandemik sepenuhnya terkendali,” jelasnya. Namun, berbeda dengan sekolah kejuruan, terdapat petunjuk teknis (Juknis) tersendiri dalam pelaksanaan praktik kerja lapangan maupun uji kompetensi keahlian. Juknis itu tertuang di Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 50/2020 tentang Praktik Kerja Lapangan Bagi Peserta Didik. Serta tertuang dalam buku pedoman penyelenggaraan uji kompetensi keahlian tahun ajaran 2020/2021 yang diterbitkan Kemendikbud. “Kalau SMK memang berbeda, ada praktik yang bisa melalui daring, ada juga yang harus dinilai langsung,” jelasnya. Disinggung terkait kabar salah satu sekolah diduga melaksanakan sekolah tatap muka? Yuanita menegaskan, itu tidak benar. Namun, itu kegiatan praktik dengan pembatasan murid. “Tidak ada, kami tidak mau ambil risiko membuka sekolah. Saya rasa, semua sekolah sudah sangat paham dengan kondisi saat ini,” tandasnya. Sementara Kepala SMK 1 Berau, Fatonah menyampaikan, semua murid diharuskan praktik industri nyata, tidak diperkenankan melaksanakan dengan pihak ketiga. Semuanya menjalankan dari rumah masing-masing. Namun, kata dia, sebagian besar murid terkendala alat untuk melaksanakan praktik di rumah. Sehingga, pihaknya terpaksa melaksanakan kegiatan praktik di sekolah. “Itu praktik kelengkapan nilai, jadi hanya 5 orang yang boleh memasuki lab. Sudah dengan persetujuan orangtua dan muridnya. Jika tidak ada persetujuan orangtua, kami tidak berani,” terangnya. Ditambahkannya, untuk Ujian Kompetensi Keahlian (UKK), pihaknya mengkaji ulang agar tidak terjadi kelalaian dan menimbulkan celah penyebaran virus corona. Pelaksanaan itu, diambil untuk nilai dasar kelulusan yang kini ditentukan oleh sekolah. *RAP/JUN

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: