8 Daerah Menunggu Jatah Vaksin COVID-19
Pelaksanaan vaksinasi di delapan daerah belum ditetapkan, menyusul belum adanya kepastian kedatangan vaksin COVID-19. Dari 25 ribu lebih vaksin Sinovac yang diterima Kalimantan Timur bulan ini, 20 ribu digunakan untuk vaksinasi di Samarinda dan Kutai Kartanegara. Berdasarkan data Dinas Kesehatan Kaltim, masih ada sekitar 16 ribu tenaga kesehatan yang belum divaksinasi.
nomorsatukaltim.com - Berdasarkan surat Kementerian Kesehatan, Direktorat Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Nomor SR.02.06/II/80/2021, tentang Distribusi dan Rencana Vaksinasi, tahap pertama pemberian vaksin dilakukan di ibu kota provinsi dan daerah terdekat. Karena itulah, vaksinasi yang dilakukan pada Kamis (14/1/2021) kemarin, hanya berlangsung di Samarinda dan Kutai Kartanegara. Sementara, 8 daerah lainnya dijadwalkan bulan depan. Pada vaksinasi kemarin, dari 25.520 dosis yang dikirim pemerintah pusat, telah digunakan 20 ribu dosis vaksin COVID-19. Samarinda mendapat jatah 12.960 dosis untuk 6.355 nakes. Dan Kukar mendapat 7.040 dosis untuk 3.503 nakes. Sementara 5.520 dosis sisanya, disimpan di gudang cold room milik Dinas Kesehatan Provinsi Kaltim. Di luar jatah untuk faskes, sebagian dosis digunakan untuk penyuntikan perdana kepada para tokoh masyarakat dan pejabat, termasuk influencer. "Sisanya menunggu arahan selanjutnya dari Dirjen P2P," jelas Padilah Mante Runa, Kepala Diskesprov Kaltim, Rabu (13/1/2021). Pada tahap pertama vaksinasi di Kaltim akan berlangsung sampai Jumat (15/1/2021) hari ini. Daerah lain yang belum menerima vaksin ialah Berau, Balikpapan, Bontang, Kutai Barat, Kutai Timur, Paser, Penajam Paser Utara, dan Mahakam Ulu. Merujuk data Diskes Kaltim, ada sekitar 16 ribu tenaga kesehatan di delapan daerah itu. Karena itu, diperlukan sekitar 32 ribu dosis. Kota Balikpapan akan menerima dosis terbanyak, karena memiliki jumlah nakes terbesar, yakni 5.759 orang. Sedangkan Mahakam Ulu akan menjadi daerah paling sedikit dengan 891 nakes.VAKSINASI PERDANA
Sementara itu, pelaksanaan vaksinasi perdana di Kalimantan Timur yang disiarkan secara langsung melalui akun medis sosial Pemprov Kaltim, berlangsung lancar. Vaksinasi dilakukan di halaman Kantor Gubernur Kaltim. Sempat molor dari jadwal pukul 09.00 Wita, tanpa kehadiran Gubernur Isran Noor. Sebelum pelaksaan, meja-meja vaksinator disusun membentuk leter L. Tepat di hadapannya, kursi-kursi calon peserta vaksinasi juga disusun merata. Sebanyak 5 orang tim vaksinator dari RSUD AW Syahranie, lengkap dengan pakaian APD. Penyuntikan dimulai oleh 10 pejabat pemerintahan, sipil dan militer. Meski tidak ikut divaksinasi, Wakil Gubernur Kaltim, Hadi Mulyadi, hadir di acara ini dan menyampaikan sambutan. Menurut Hadi Mulyadi, vaksinasi akan berjalan hingga 15 bulan ke depan. Ia berpesan, masyarakat Kaltim dapat mengikuti proses vaksinasi secara disiplin. "Vaksin ini bukan urusan pribadi. Tapi kepentingan komunal. Karena kalau ada yang tidak divaksin, dia berisiko sakit dan menularkan kepada yang lain. Jadi tidak ada alasan seluruh masyarakat menolak vaksin ini," pesan Hadi. Proses vaksinasi dilanjutkan dengan pemanggilan bergilir ke-10 tokoh Kaltim yang akan menerima penyuntikan vaksin. Sebelum penyuntikan dilakukan. Tim vaksinator akan melakukan pemeriksaan kesehatan pada peserta vaksin. Mulai dari pengukuran suhu tubuh dengan thermal scanner, pemeriksaan tekanan darah, dan penapisan data kesehatan calon penerima vaksin. Dalam proses pemeriksaan kesehatan ini, beberapa calon peserta tidak memenuhi kriteria untuk menerima suntikan vaksin COVID-19. Sehingga, proses penyuntikan vaksin harus ditunda. Dan calon peserta diberikan waktu untuk beristirahat dan memulihkan kesehatan. Dari para pejabat yang menjadi peserta vaksinasi, hanya 3 orang yang lolos dalam sekali tahap pemeriksaan. Dan menjalani penyuntikan vaksin. Mereka adalah Muhammad Samsun Wakil Ketua DPRD Kaltim, Kapolda Kaltim Herry Rudolf Nahak, dan Ketua IDI Kaltim, Nataniel Tandirogang. Tim vaksinator dari RSUD AW Syahranie Samarinda dr. Yuli Amalia Sari menjelaskan. Sebagian besar calon peserta memiliki tekanan darah di atas ambang batas normal. Yang ditetapkan untuk proses vaksinasi. Yakni 140/90 mmHG. Sehingga proses vaksinasi harus ditunda. Menunggu hingga tekanan darah normal kembali. "Tensinya tinggi, jadi kita minta mereka rehat dulu. Kita pantau tensinya. Kalau sudah normal, bisa dilakukan vaksinasi," jelas Yuli. Setelah pemantauan dan observasi. Para pejabat itu akhirnya menerima suntikan vaksin. Wakil Ketua DPRD Kaltim Muhammad Samsun, mengatakan, pendahuluan 10 tokoh dalam vaksinasi perdana kali ini bukan bermaksud untuk memberikan privilege atau pun menjadi skala prioritas. Melainkan untuk memberikan pembuktian kepada masyarakat terkait keamanan dan efektivitas vaksin COVID-19. "Kalau vaksin ini berbahaya, kami pasti tidak mau mempertaruhkan kesehatan. Jadi jangan lagi ada keraguan. Percaya saja pada negara. Tidak ada satu pun negara yang ingin mencelakakan rakyatnya," terang Samsun. Sehingga ia berpesan kepada masyarakat untuk turut berperan aktif dalam proses vaksinasi. Agar herd immunity atau kekebalan kelompok dapat terwujud. Dan penanggulangan wabah COVID-19 berhasil dilakukan. (krv/yos)Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: