Penajam Awali Simulasi Vaksinasi COVID-19

Penajam Awali Simulasi Vaksinasi COVID-19

PENAJAM, nomorsatukaltim.com – Dinas Kesehatan Kabupaten Penajam Paser Utara (PPU) melakukan simulasi menjelang jadwal vaksinasi COVID-19 serentak kepada kelompok prioritas.

Simulasi berlangsung di Puskesmas Kecamatan Penajam dengan menghadirkan para calon vaksinator dan penerima vaksin. Pekan ini, jika tidak ada perubahan, calon ibu kota negara memperoleh seribu dosis yang diperuntukkan bagi 500 tenaga kesehatan (nakes). Selain nakes, tahap pertama juga akan diberikan kepada di petugas pendukung lainnya yang bekerja di fasilitas kesehatan (faskes) meliputi Sipil, TNI, serta Polri. Dalam simulasi yang berlangsung akhir pekan lalu, ada 4 mekanisme pelayanan vaksin COVID-19. Di meja pertama, petugas harus memastikan sasaran untuk menunjukkan nomor tiket elektronik (e-ticket) dan Kartu Tanda Penduduk (KTP). Gunanya untuk dilakukan verifikasi data dengan menggunakan aplikasi PCare Vaksinasi. Sedangkan, di meja kedua petugas akan melakukan anamnesa. Berguna untuk melihat kondisi kesehatan dan mengindentifikasi kondisi penyerta (komorbid). Selain itu melakukan pemeriksaan fisik seperti cek suhu tubuh dan tekanan darah. Adapun sasaran yang vaksinasi COVID-19 ialah untuk di usia 18 hingga 56 tahun. Sesuai arahan pemerintah pusat. Tetapi saat pemeriksaan, jika kondisi tertentu, tidak akan diberikan vaksin. Seperti memiliki riwayat seperti konfirmasi COVID-19, wanita hamil dan menyusui. Serta komorbid atau calon penerima yang memiliki penyakit penyerta berbahaya. Di meja ketiga, petugas akan menulis nama sasaran, NIK, jenis vaksin yang akan diberikan, serta nomor batch vaksin. Petugas akan segera memberikan vaksinasi kepada sasaran secara intramuskular atau injeksi melalui otot yang sesuai dengan prinsip penyuntikan aman. Terakhir, di meja ke 4 petugas akan memasukkan jenis vaksin dan nomor batch vaksin ke dalam aplikasi PCare Vaksinasi. Dan akan memberikan kartu vaksinasi manual atau elektronik yang dicetak melalui aplikasi PCare Vaksinasi tersebut. Ini sebagai bukti bahwa sasaran telah diberikan vaksinasi. Di meja ini juga sasaran yang sudah diberikan vaksin akan menunggu selama 30 menit di ruang observasi. Lalu petugas juga akan memberikan penyuluhan dan media komunikasi, informasi dan edukasi (KIE). Tentang pencegahan COVID-19 melalui 3M serta vaksinasi COVID-19. "Kabupaten PPU totalnya akan mendapat kuota Vaksinasi COVID-19 sebanyak 95.187 vaksin atau dosis yang akan disalurkan. Itu secara bertahap, sesuai rencana sampai tahun 2022," kata Kadiskes PPU, Jansje Grace Makisurat. Ia berharap proses vaksinasi berjalan lancar. Ia mengakui, salah satu tantangan dalam vaksinasi saat ini ialah berbagai isu seputar vaksin Sinovac asal Tiongkok ini. Isu yang belum diverifikasi kebenarannya menjadi salah satu penyebab masyarakat enggan. Oleh karena itu, dia menegaskan bahwa vaksin yang telah diupayakan oleh pemerintah pastilah vaksin yang aman. "Sudah diujicoba. Sudah melalui berbagai tahapan sesuai aturan. Pemerintah pastilah tidak akan merugikan masyarakat," tutur dia pada Disway-Nomor Satu Kaltim, Sabtu (9/1/2021). Grace memastikan, isu miring yang beredar itu merupakan informasi tak jelas. Yang tidak mendasar. "Jika masyarakat dirugikan maka pemerintah juga yang akan menerima konsekuensinya. Setidaknya kepercayaan masyarakat," imbuh dia. Jika masih ada yang tak ingin divaksin, kata Grace, maka orang tersebut akan merugi. Karena vaksin yang disediakan gratis oleh pemerintah ini jelas-jelas untuk melindungi masyarakat itu sendiri. "Itu hak mereka. Tapi jika nanti sakit itu konsekuensinya. Di mana orang lain sudah bebas beraktivitas, dia belum bisa seperti orang lain," tandas dia. Namun begitu, hingga saat ini belum ada instruksi jika ada warga yang menolak divaksin. Tidak seperti di beberapa daerah lainnya. Yang sudah menghembuskan sanksi jika tak ingin disuntik. Belum lagi, nanti setelah tahap pertama rampung, atau tahap-tahap selanjutnya, kepercayaan masyarakat terhadap vaksin COVID-19 akan meningkat. Dia meyakini setelah divaksinasi dan merasakan langsung, akan memberikan testimoni kepada masyarakat. "Tapi tergantung pendekatan kita kepada masyarakat. Mereka yang pernah kena akan sangat membantu mengedukasi," tegas Grace. Sementara Dinas Kesehatan Kutai Timur (Kutim) menyatakan belum mengambil jatah vaksin daerah itu. Kutim mengusulkan 2.720 dosis vaksin Sinovac pada tahap pertama. Namun masih menunggu hasil uji klinis oleh Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM). Kepala Diskes Kutim, dr Bahrani Hasanal mengatakan, jika proses itu rampung, Diskes yang nantinya akan menjemput vaksin tersebut di Samarinda. “Kami tunggu kabar saja. Jika sudah bisa diambil, kami bersama Polres akan berangkat mengambil vaksin tersebut,” ucap Bahrani. Uji klinis bertujuan memastikan kandungan di dalam vaksin. Apakah ada bahan berbahaya atau tidak. Jika nantinya hasil itu memenuhi syarat mutu dan keamanan serta maka izin penggunaan darurat (EUA) dapat diterbitkan dan vaksinasi bisa segera berjalan. “Jika EUA sudah diterbitkan pastinya kita akan bergerak secara masif untuk melakukan vaksin di tiap daerah,” katanya. Hal itu dijelaskannya dalam rapat tim gugus tugas penanganan COVID-19 Kutim. Pada rapat tersebut, ia juga menjelaskan terkait penggunaan vaksin tersebut. Dari 2.720 dosis vaksin tersebut 1.915 untuk tenaga kesehatan. Sementara sisanya baru diperuntukkan bagi tokoh publik. “Untuk tahap pertama ini memang disiapkan untuk tenaga kesehatan dulu. Sisanya aparat keamanan dan tokoh masyarakat,” tandasnya. Sementara itu Ketua DPRD Kutim, Joni merespon baik terkait perkembangan vaksin Sinovac. Tetapi ia berharap masyarakat umum segera memperoleh vaksinasi. “Saya sepakat saja untuk tenaga medis lebih dulu. Tetapi, masyarakat juga jangan digantung. Harus ada kepastian kapan vaksin untuk masyarakat,” ucap Joni. Politikus Partai Persatuan Pembangunan ini juga yakin jika vaksin ini bakal bermanfaat banyak. Ia berharap dengan adanya vaksin ini bisa menekan laju penyebaran COVID-19. Sebagai tokoh publik dirinya pun siap jika diminta melakukan vaksinasi tersebut. “Tapi saya belum dapat kabar soal bakal divaksinasi atau tidak. Saya siap,” tegasnya. (rsy/bct/yos)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: