Kaltim Menyambut Vaksin COVID-19

Kaltim Menyambut Vaksin COVID-19

Pemerintah Kalimantan Timur mulai menyiapkan vaksinator yang akan bertugas melakukan imunisasi vaksin COVID-19. Selama dua hari terakhir, para petugas vaksin menjalani pelatihan di Samarinda. Meski begitu, sampai saat ini belum diketahui jenis vaksin yang akan digunakan.

nomorsatukaltim.com - Awal bulan ini, pemerintah pusat mengumumkan kedatangan 1,2 juta dosis vaksin Sinovac. Penggunaan vaksin asal Tiongkok itu masih menunggu izin dari Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM). Dalam pernyataan resmi Presiden Joko Widodo, selain vaksin yang sudah tersedia, juga akan tiba 1,8 juta dosis vaksin dengan jenis sama pada Januari 2021. Pemerintah, juga telah menyiapkan 30 juta vaksin dalam bentuk curah. Yang akan diproses lebih lanjut oleh BUMN farmasi, PT Bio Farma. Berkaitan dengan rencana imunisasi, Dinas Kesehatan (Diskes) Kaltim telah melatih calon petugas pemberi vaksin atau vaksinator.  Kepala Bidang Pengendalian dan Pemberantasan Penyakit (P2P) Dinas Kesehatan (Diskes) Kaltim, Setyo Budi Basuki mengatakan, 529 tenaga vaksinator menjalani pelatihan. Mereka terdiri dari dokter, bidan, dan perawat yang berasal dari seluruh fasilitas kesehatan di Kaltim. Baik dari rumah sakit, puskesmas, dan fasilitas layanan kesehatan lainnya. Termasuk klinik dan rumah sakit swasta. Masing-masing puskesmas dan rumah sakit akan menyediakan 2 vaksinator untuk pelayanan imunisasi COVID-19. “Mereka disiapkan untuk melayani masyarakat dalam proses imunisasi massal COVID-19,” kata Setyo Budi.  "Kita sudah lakukan workshop selama 2 hari ini, untuk menyiapkan vaksinator terlatih," imbuhnya, Jumat (18/12/2020). Kaltim mendapat slot jatah 2,2 juta vaksin. Pemberian jatah vaksin ini, akan diprioritaskan kepada tenaga kesehatan, TNI/Polri, dan masyarakat Penerima Bantuan Iuran (PBI) BPJS. "Penyalurannya ke Kaltim bertahap. Dan yang akan diprioritaskan, ya front liner itu, nakes dan TNI/Polri yang bersentuhan langsung dengan masyarakat," jelas Setyo Budi. Vaksin hanya diberikan kepada kelompok usia 18 hingga 59 tahun. Pasien dengan penyakit komorbid, tidak dianjurkan, karena dikhawatirkan memberikan risiko efek samping yang dapat membahayakan tubuh.

MELONJAK

Ketersediaan vaksin, menjadi langkah preventif dalam penanganan kasus COVID-19. Namun, faktanya. Penyebaran kasus positif juga tak mundur sedikit pun. Kurvanya, bahkan semakin meningkat. Tak ada tanda-tanda angka penyebaran wabah virus akan melandai. Di Kaltim, angka tambahan kasus positif melonjak signifikan pekan ini. Tambahan kasus baru, selalu di atas 200 kasus. Terbaru, dari data Dinas Kesehatan menunjukkan penambahan kasus baru, sebanyak 280 kasus. Jumlah itu didominasi dari wilayah Kutai Kartanegara, Kutai Timur, dan Balikpapan. Sehingga, total kasusnya kini sudah menyentuh angka 23.656. Dengan persentase positivity rate mencapai 16,4 persen. Menurut Setyo Budi Basuki, lonjakan kasus ini disebabkan oleh makin masifnya penyebaran virus corona. Sementara yang terjadi justru kelonggaran protokol kesehatan di masyarakat. Dengan kembali maraknya aktivitas keramaian di tempat-tempat umum. "Ya memang kondisinya sekarang, virus sudah gampang sekali menular. Tapi masyarakat sudah bosan diingatkan," katanya. Klaster Pilkada ikut menyumbang lonjakan penyebaran kasus COVID-19. Terbukti, dengan terpaparnya beberapa komisioner KPU dan peserta Pilkada di benerapa daerah. Pihak Diskes Kaltim, kini sedang mengakumulasi total kasus klaster pilkada dari kabupaten kota. "Ya, sudah ada beberapa dari klaster Pilkada. Tapi kita juga masih melacak. Jangan sampai kita salah menyimpulkan dari klaster ini, ternyata bukan," imbuhnya.

IDI SIAP DIVAKSIN

Ketua Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia (IDI) dr Daeng M Faqih menyatakan para dokter yang tergabung dalam PB IDI siap untuk divaksinasi pertama kali sebagai petugas kesehatan di garda terdepan. Pemerintah memprioritaskan vaksinasi COVID-19 pertama kali diberikan pada tenaga kesehatan karena tergolong rentan terinfeksi. Dia menegaskan bahwa para dokter IDI siap divaksin dan mengajak masyarakat agar tidak ragu dengan program vaksinasi yang dilakukan oleh pemerintah. Daeng berharap vaksinasi yang sedang disiapkan pemerintah mampu menekan bahkan menghentikan penularan COVID-19 di Indonesia. "Program vaksinasi ini harapan besar bagi kita semua, tidak hanya untuk petugas kesehatan saja, tapi untuk seluruh rakyat. Vaksin ini alat terbesar kita untuk menurunkan serendah-rendahnya bahkan menghentikan penularan Covid-19," kata Daeng dalam konferensi pers di kantor PB IDI seperti diberitakan Antara, Senin (14/12/2020). Daeng mengatakan bahwa upaya intervensi untuk menekan kasus penularan Covid-19 di Indonesia dengan cara penerapan protokol kesehatan dinilai belum efektif lantaran kasus konfirmasi positif harian yang terus meningkat dari hari ke hari. Menurut dia, terus bertambahnya kasus positif Covid-19 di Indonesia dikarenakan masyarakat Indonesia belum benar-benar menerapkan protokol kesehatan dengan disiplin dan ketat.

SINOVAC DIRAGUKAN

Meski pemerintah Indonesia sudah melakukan impor Sinovac, sejumlah pihak meragukan efektivitas vaksin itu. Bahkan, media-media nasional memberitakan Tiongkok membeli vaksin BioNTech asal Jerman yang dibuat bersama perusahaan Amerika Serikat (AS), Pfizer Inc. Dilaporkan CNBC Indonesia yang mengutip Reuters, Shanghai Fosun Pharmaceutical Group Co Ltd akan mendatangkan setidaknya 100 juta dosis vaksin COVID-19 itu untuk digunakan di Tiongkok daratan. Dari dokumen pengajuan bursa Hong Kong, vaksin impor tersebut akan digunakan tahun depan jika disetujui oleh otoritas. Fosun juga sudah membayar uang muka kepada BionTech sebesar US$ 135 juta ke BioNTech. Meski begitu, belum ada pengumuman kesepakatan ini dari pemerintah Tiongkok. Namun pada November lalu, Fosun sudah mendapatkan lampu hijau untuk menjadi mitra uji klinis vaksin Pfizer-BioNTech bernama B162B2 di Negeri Tirai Bambu. Vaksin Pfizer-BioNTech sendiri sebelumnya telah dibeli oleh Inggris dan Amerika Serikat. Itu juga sudah menerima persetujuan penggunaan darurat dari sejumlah negara. Tiongkok sebenarnya memiliki vaksin lokal dan bahkan sudah memberikan persetujuan darurat, yakni Sinovac Biotech Ltd., China National Pharmaceutical Group atau Sinopharm, serta CanSino Biologics untuk untuk kepentingan militer. Sebelumnya, perusahaan farmasi Tiongkok lainnya, Shenzhen Kangtai Biological Products Co Ltd juga bekerja sama dengan produsen vaksin corona asal Inggris, AstraZeneca PLC. Rencananya ada 100 juta dosis vaksin yang akan diproduksi keduanya. Uji klinis juga sudah dilakukan. Para ahli di berbagai negara menyatakan vaksin Pfizer memiliki efektivitas mencapai 95 persen.

ANTIGEN DI BALIKPAPAN

Terkait dengan meluasnya paparan virus, pelayanan rumah sakit di Kota Minyak mulai menerapkan skrining awal  rapid antigen. Tes ini dinyatakan punya akurasi lebih tinggi  dibandingkan tes rapid. Perbedaannya, rapid dengan metode antigen untuk mengidentifikasi orang yang terinfeksi virus corona, dengan cara mendeteksi adanya materi genetik atau protein spesifik dari virus tersebut dalam tubuh seseorang. "Rapid antigen dan Rapid Test dengan alat Polymerase Chain Reaction (RT-PCR) sama cara pengambilannya di swab (usapan) cairan hidung tenggorokan. Akurasinya 50 persen," ujar Kepala Dinas Kesehatan Balikpapan Andi Sri Juliarty, Jumat (18/12/2020). Rapid antigen ini mendeteksi protein di tonjolan-tonjolan luar virus. Sedangkan RT-PCR mendeteksi genetika virus. Akurasi RT-PRC lebih baik yakni mencapai 95 persen sampai 99 persen. Sebelumnya, Wali Kota Balikpapan Rizal Effendi menyebut perlu mengevaluasi lebih jauh terkait penerapan rapid antigen bagi para pendatang. Sebab ada perbedaan karakteristik dengan kota-kota di pulau jawa, yang sudah lebih menerapkan metode rapid antigen. "Pengalaman kita pernah mengeluarkan kebijakan (seperti) ini, kemudian ada kebijakan baru dari Menteri Perhubungan. Jadi harus penuh hati-hati betul," ujarnya belum lama ini. Balikpapan punya peran vital dalam mengawal kegiatan perekonomian Kaltim. Sehingga Rizal mengaku perlu berhati-hati sebelum mengambil keputusan. Sebagai langkah awal, Satgas akan berkoordinasi dengan Pemprov Kaltim. "Supaya tidak sampai menimbulkan hal yang tidak tepat antara pusat dengan daerah," ujarnya. Penggunaan rapid test antigen telah ditetapkan secara nasional. Digagas kementerian koordinator bidang kemaritiman dan investasi (Kemennkomarves). Usai rapat Koordinasi Penanganan COVID-19. Untuk wilayah DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur dan Bali via daring belum lama ini. Kebijakan tersebut dilakukan untuk mencegah meluasnya ke khawatiran pemaparan COVID-19, selama libur panjang. Di Balikpapan sejumlah faskes mulai menerapkan rapid antigen. Yakni: Rumah Sakit Kanujoso Djatiwibowo (RSKD), RS Siloam, RS Restu Ibu, Laboratorium Pramita, Laboratorium Khatulistiwa, Klinik Juanson, Klinik Panacea, Klinik Piramida Jaya, Klinik Grand Medica, Klinik PAM BSB E Walk, Klinik Tirta. (krv/ryn/boy/yos)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: