Khawatir Nakes “KO”

Khawatir Nakes “KO”

TANJUNG REDEB, DISWAY – Penambahan kasus terkonfirmasi COVID-19 di Bumi Batiwakkal terus meningkat. Sudah 87 pasien menjalani perawatan.

Banyaknya jumlah pasien terkonfirmasi di Berau membuat ruang isolasi RSUD dr Abdul Rivai, nyaris penuh. Hal tersebut diungkapkan Kepala Dinas Kesehatan Berau, Iswahyudi. Diakuinya, tengah mencari alternatif untuk cadangan jika ruang isolasi RSUD dr Abdul Rivai telah maksimal merawat pasien COVID-19. “Iya ruang isolasi sudah hampir penuh,” ungkapnya kepada Disway Berau, Minggu (6/12). Dikatakannya, selain memaksimalkan penggunaan Politeknik Negeri Sinarmas, pihaknya juga akan bekerja sama dengan salah satu hotel atau penginapan untuk menampung pasien terkonfirmasi COVID-19. “Mungkin nanti pasien COVID-19 sebagian ada yang dirawat di hotel atau penginapan yang ditunjuk,” katanya. Hotel atau penginapan itu nantinya, akan menampung pasien dengan gejala ringan. Sementara untuk pasien tekonfirmasi tanpa gejala, direkomendasikan untuk karantina mandiri. “Hanya yang memiliki gejala berat saja yang bakal dirawat di RSUD dr Abdul Rivai,” tegasnya. Iswahyudi menyebut, sekira 60 pasien terkonfirmasi COVID-19 menjalani perawatan di ruang isolasi RSUD dr Abdul Rivai. Pasalnya, pasien yang dirawat memiliki gejala cukup berat, sehingga diperlukan penanganan khusus. “Untuk jumlah kamar isolasi di RSUD dr Abdul Rivai itu juga sekira 60. Namun, saat ini satu kamar bisa diisi lebih dari dua orang, karena ada yang satu keluarga,” jelasnya. Untuk itu, Iswahyudi mengimbau agar masyarakat terus mematuhi protokol kesehatan. Dengan melaksanakan 3M. Yakni, menjaga jarak, mencuci tangan di air mengalir dengan menggunakan sabun, dan memakai masker saat berinteraksi dengan orang lain. “Saat ini tenaga kesehatan itu sudah banyak yang terpapar. Kalau kasus terkonfirmasi terus meningkat, tenaga kesehatan yang bekerja sekarang bisa knock out (KO). Bisa-bisa pasien enggak ada yang rawat,” tuturnya. Lanjutnya, saat ini Kabupaten Berau berstatus zona merah. Di mana, pemerintah kabupaten bakal mengevaluasi kebiasaan hidup masyarakat. Bahkan, bisa jadi pembatasan kembali dilakukan. “Kalau zona merah ini bertahan lama, maka tempat nongkrong bisa kembali ditutup,” tandasnya. Sementara, terkait ruang isolasi hamper penuh, saat dikonfirmasi Direktur RSUD dr Abdul Rivai, belum merespons.*/fst/app

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: