Pelayanan Terancam?

Pelayanan Terancam?

ADK (53), dokter yang bagian dari manajemen Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) dr Abdul Rivai Tanjung Redeb, terpaksa harus diisolasi. Lantaran positif COVID-19. Lalu, bagaimana dengan pelayanan di rumah sakit satu-satunya di Berau itu?

Yang bersangkutan dirilis oleh Dinas Kesehatan (Dinkes) Berau, terpapar COVID-19 dari sumber yang belum diketahui pada Minggu (29/11) kemarin, bersama tiga orang lainnya. ADK merupakan pasien positif ke-481 di Bumi Batiwakkal-sebutan Kabupaten Berau. Beredar kabar, RSUD dr Abdul Rivai terancam tutup pelayanan, setelah tracing kontak erat dilakukan. Perihal adanya dokter di RSUD yang terpapar COVID-19 dibenarkan Kepala Dinkes Berau, Iswahyudi. Namun, terkait kabar pelayanan yang bakal terganggu, pihaknya masih menunggu informasi dari Direktur RSUD dr Abdul Rivai, Nurmin Baso, hingga malam tadi. Iswahyudi mengaku, masih berkoordinasi dengan manajemen rumah sakit. “Itu kami belum tahu. Apakah akan ditutup atau seperti apa (pelayanan, Red),” ungkapnya kepada Disway Berau, Minggu (29/11) sore. Lanjutnya, meski berstatus dokter, yang bersangkutan tidak bersentuhan langsung dengan pasien.“Yang terkonfirmasi (dokter) itu posisinya di manajemen rumah sakit,” katanya. Dengan adanya dokter yang terkonfirmasi, tentu membuat pihaknya semakin waswas. Apalagi, sebelum diketahui terkonfirmasi, yang bersangkutan sempat mengikuti kegiatan Dinas Kesehatan Provinsi Kaltim. Yakni, pengobatan gratis di Pulau Maratua, Rabu (18/11) lalu. “Nah ini yang menjadi pekerjaan tambahan bagi kami. Kami harus tahu, dari mana dokter itu bisa terpapar,” ungkapnya. Dengan dilibatkannya Dinas Kesehatan Provinsi dalam kegiatan itu, tentu ada kemungkinan bahwa dokter tersebut terpapar dari orang provinsi. “Tapi kita tidak bisa menuduh. Karena sampai sekarang pun, kami belum mendapat informasi bahwa ada pegawai Dinas Kesehatan Kaltim yang terkonfirmasi positif COVID-19,” tuturnya. Pihaknya telah melakukan tracing terhadap kontak erat. Total sementara ada lebih dari 10 orang, termasuk ada beberapa dokter. Dan telah dilakukan pendataan untuk selanjutnya dijadwalkan swab test. “Baru 10 orang yang di swab. Dan hasilnya belum keluar,” imbuhnya. Sementara, yang tertular dari ADK, adalah anaknya berinisial FS (20), yang selanjutnya disebut dengan Berau-482. Mereka berdomisili di Kecamatan Sambaliung “Itu anaknya juga tertular. Nah kami belum tahu yang mana duluan menularkan, bapaknya atau anaknya?” katanya. Yang pasti, ditegaskan Iswahyudi, dalam kasus itu masih butuh pendalaman. Sehingga, tidak bisa mengambil kesimpulan lebih jauh lagi. Dan yang berkaitan dengan kegiatan di Maratua, pihaknya telah memantau warga yang hadir dalam kegiatan tersebut. “Pemantauan dilakukan petugas dari Puskesmas Maratua. Dan sampai saat ini, tidak ada yang muncul gejala ataupun mengeluh kondisi kesehatannya menurun,” ungkapnya. Diterangkan Iswahyudi, setelah dari Maratua, yang bersangkutan memang sempat turun kerja. Sehingga, kantor atau ruangan kerjanya, langsung dilakukan sterilisasi. “Petugas RS sudah mendisinfeksi ruangan kerja dokter itu,” katanya. ADK kini sedang menjalani perawatan di ruang isolasi RSUD dr Abdul Rivai. “Yang bersangkutan memiliki gejala ringan, jadi di rawat dulu,” ungkapnya. Sementara itu, Direktur RSUD dr Abdul Rivai, Nurmin Baso, saat dikonfirmasi pada Minggu (29/11) sore, belum merespons. Termasuk saat dihubungi sekira pukul 19.51 Wita. */fst/app

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: