Relatif Kecil, Inklusi Keuangan Syariah masih Bisa Tumbuh
Direktur Pendidikan dan Keuangan Syariah, Komite Nasional Keuangan Syariah (KNKS), Dr. Sutan Emir Hidayat (kanan) pada acara Islamic Finance News (IFN) Forum Indonesia, di Jakarta, Selasa (27/8/2019). Jakarta, Diswaykaltim.com - Inklusi keuangan syariah di Indonesia terbilang masih relatif kecil. Yakni baru 11 persen. Jumlah itu disebutkan berdasarkan catatan Otoritas Jasa Keuangan (OJK). Namun, bukan tidak mungkin jumlah tersebut masih bisa ditingkatkan. Karena seharusnya potensi itu masih dapat tumbuh dengan besarnya populasi muslim Indonesia. Direktur Pendidikan dan Riset Keuangan Syariah Komite Nasional Keuangan Syariah (KNKS), Sutan Emir Hidayat mengatakan. Pihaknya sedang menyiapakan program KoLaKS (Kolaborasi Layanan Keuangan Syariah) guna meningkatkan inklusi keuangan Syariah di Indonesia. “Awalnya kalau bank umum syariah mau menyalurkan pembiayaan ke bawah itu agak sulit. Kebanyakan bank tidak punya keahlian di bidang micro finance, tapi sebenarnya menyalurkan ke unbankable itu masih bisa dan menguntungkan,” ujarnya pada acara Islamic Finance News (IFN) Forum Indonesia, di Jakarta, Selasa (27/8/2019). Menurutnya, implementasi agar pembiayaan bisa ke bawah itu, dengan cara memberdayakan Baitul Mal Wattamwil (BMT). Dengan kolaborasi antara bank syariah, pegadaian syariah, BPRS, dan fintek syariah. Emir menyebutkan, itu dilakukan guna mengurangi penipuan yang marak terjadi ataupun keterlibatan rentenir. Karena BMT dengan nasabahnya sudah saling kenal. Di sini, KNKS juga sebagai lembaga negara yang fungsinya melakukan pemberian rekomendasi kebijakan, dan pemberian solusi untuk masalah yang ada pada ekonomi syariah serta memonitor dan mengevaluasi pelaksanaannya. (rmn/indopos/eny)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: