Kaltim Siapkan Pariwisata Pasca Corona

Kaltim Siapkan Pariwisata Pasca Corona

Pariwisata sektor yang paling pertama terpukul pandemi coronavirus disease-19 . Terimbas pembatasan hingga puncaknya penutupan akses bepergian. Kaltim kini mulai mempersiapkan diri. Menyambut wisata pasca corona.

Balikpapan, nomorsatukaltim.com - Tahun depan diharapkan menjadi momentum pariwisata bangkit setelah dihantam pagebluk. Beberapa destinasi prioritas sudah berbenah. Mempersiapkan protokol kesehatan sesuai arahan pemerintah. Bali, Labuan Bajo dan destinasi lainnya mulai beradaptasi. Kaltim juga tidak mau ketinggalan. Langkah mengaktifkan pusat informasi dilakukan. Mendekatkan promosi wisata pada barometer wisata nasional. Salah satunya di Bali. Kepala Dinas Pariwisata Kalimantan Timur Sri Wahyuni menjelaskan, selama pandemi pihaknya terus mempersiapkan dan memperkuat fondasi pariwisata Kaltim. "Tim kami baru saja datang dari Balikpapan untuk mengaktivasi pusat informasi pariwisata Kaltim di Balikpapan. Tujuannya untuk menarik wisatawan yang datang ke Bali juga bisa mengunjungi Bumi Etam dari informasi tersebut," terang Sri Wahyuni dalam webinar CSR Wisdom Pertamina Hulu Kaltim yang mengangkat tema Konservasi Lingkungan Dalam Bingkai Pariwisata Kaltim, Rabu (21/10) kemarin. Kaltim memang belum masuk destinasi wisata prioritas Indonesia. Namun langkah mendekatkan diri dengan Bali yang berdekatan dengan Labuan Bajo di Nusa Tenggara Timur dirasa perlu. Yang diharapkan bisa menarik pengunjung dengan pusat informasi yang disediakan di Provinsi Bali. "Labuan Bajo sekarang jadi primadona. Kita yang belum menjadi destinasi prioritas sekarang ingin mengambil peluang dengan cara mendekat ke Bali. Menarik wisatawan dengan cara memberikan ruang informasi (wisata) Kaltim seperti apa, operatornya siapa. Dengan begitu bisa sebagai jalan keluar, kami hadir di barometer pusat pariwisata Indonesia," bebernya.   Pihaknya juga berharap Kaltim bisa menjadi perhatian pemerintah pusat di tahun mendatang. Dengan mengunggulkan Pulau Derawan dan sekitarnya masuk dalam RKP pemerintah untuk destinasi prioritas. "(Derawan) Yang mendapatkan atensi. Kalau tidak salah tahun depan atau dua tahun yang akan datang," kata dia. Upaya lain, Dinas Pariwisata juga mempersiapkan pusat informasi di Bandara APT Pranoto Samarinda. Tujuannya untuk memberikan informasi destinasi yang dikunjungi hingga tour guide yang bisa dihubungi untuk berkunjung ke destinasi. Selain itu, kata Sri Wahyuni, pihaknya juga melakukan survei kepariwisataan. Untuk melihat bagaimana persepsi wisatawan terhadap Kaltim. Termasuk mendata durasi berkunjung, waktu, dan jenis wisata yang diminati. Survei juga dilakukan untuk memetakan pelaku industri yang terdampak. Serta apa yang mereka butuhkan dalam mempersiapkan penguatan pengembangan pariwisata pasca pandemi. "Selanjutnya setelah survei. Dilakukan workshop sebagai penguatan dan peningkatan kualitas SDM saat wisatawan berkunjung, baik melalui virtual maupun berkunjung langsung pasca pandemi," ujar Sri Wahyuni. Kendati ada rasionalisasi anggaran. Sektor pariwisata tetap memiliki kegiatan. Seperti diketahui, Dinas Pariwisata Kaltim telah menggelar dua kali event pariwisata secara virtual. "Salah satunya virtual tour susur sungai," sebutnya.   Tidak hanya fokus pada persiapan meningkatkan jumlah kunjungan. Kata Sri Wahyuni, sesuai dengan arah kebijakan dalam Rencana Pemerintah Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kaltim 2019-2023. Bahwa sektor pariwisata juga fokus pada pengembangan kualitas destinasi wisata. Dengan berbasis kerakyatan dan potensi daerah. Saat ini juga dilakukan review Kawasan Pengembangan Pariwisata (KPP) Kaltim. Salah satu alasannya adalah terbentuknya Provinsi Kaltara. Beberapa kabupaten/kota pun tidak lagi masuk kawasan Bumi Etam. "Yang terakhir juga terkait penetapan ibu kota negara (IKN) di Kaltim. Pertimbangan ini me-review dari kawasan pengembangan Kaltim berdasarkan teritorial. Kini transformasi pariwisata berdasarkan destinasi," sebut mantan kepala Dinas Pariwisata Kabupaten Kutai Kartanegara itu. Dia menyebut, Kaltim membagi tematik utama pariwisata dalam beberapa kawasan. Yakni menjadi ekowisata bahari, hutan, karts/gua. Kemudian tematik pendukung kawasan pariwisata yaitu wisata budaya, wisata alam lainnya, wisata buatan dan ekonomi kreatif. "Jadi tidak menyebut wilayah, tetapi destinasinya. Kami berkomitmen bahwa Kaltim yang akan jadi IKN. Ciri khasnya berbasis alam memperkuat tema kawasan ekowisata," tandasnya. Dalam kesempatan tersebut, pihaknya juga menjelaskan basis pengembangan wisata alam Kaltim ke depan. Ekowisata yaitu konservasi, edukasi dan wisata, pemberdayaan dan peningkatan kesejahteraan masyarakat. Desa wisata yaitu dewi bahari, dewi hutan, dewi agro, dewi budaya. Penataan kawasan wisata alam yaitu profiling kawasan wisata dalam KSPP dan KPP. Untuk mengembangkan ekowisata juga tidak melupakan prinsip-prinsip sesuai arah kebijakan. Di antaranya kearifan lokal, manfaat ekonomi, kesesuaian jenis dan karakteristik ekowisata, kepuasan pengalaman pengunjung. "Konservasi, melindungi, mengawetkan dan memanfaatkan secara lestari," tukasnya. Sementara itu, Asisten Manager CSR PHKT Dharma Saputra mengatakan, salah satu program corporate social responbility (CSR) yang diselenggarakan PHKT adalah revitalisasi hutan kota pendidikan Telagasari. Tujuannya, meningkatkan fungsi hutan kota sebagai penahan erosi, paru-paru kota, sarana pengembangan keanekaragaman hayati, serta tempat pembelajaran alam bagi masyarakat. Luasan hutan kota Telagasari terus menyusut dari 29 hektare menjadi 19 hektare. Akibat adanya permukiman ilegal, penambangan pasir dan penebangan kayu. Yang menyebabkan banjir di kawasan tersebut. "Dengan rehabilitasi serta pengadaan sarana dan prasarana pendukung. Kemudian pengayaan jenis tanaman unggul lokal. Maka berfungsi sebagai ekowisata sebagai hutan pendidikan," ujar Dharma. Program selanjutnya Eduwisata Mangrove Kampung Baru, dan Penajam. Dari program ini, katanya, bertujuan penguatan kelembagaan kelompok pelestari mangrove, dan penguatan program konservasi. Yang tak laha penting adalah menjaga dan melestarikan ekosistem mangrove. "Selain melestarikan ekosistem, dalam program juga ada penguatan ekonomi di kawasan sekitar," tambah Dharma Saputra. (fey/eny)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: